Di balik senyumku,
Ada rindu yang menggebu.
Berusaha menutup,
Dirimu jauh disana ...Apakah melupakanku?
"Selamat pagi semesta raya, sudahkah kau sampaikan salam rinduku?"
Mata cantik itu terpejam sedih, berusaha nikmati angin pagi yang berhembus pelan menerpa wajahnya.
Bulir kristal bening mengalir di pipi putihnya, bibir yang bergetar serta wajah yang memerah menandakan bahwa dirinya tengah menahan isak tangis yang ingin keluar. Bahunya pun bergetar pelan.
Cantik, apa yang membuatmu bersedih?
"Seok, kapankah semesta akan menpertemukan kita, lagi?"
"Aku rindu,"
Bayangan senyum teduh menenangkan terngiang di kepalanya. Dia rindu, pada sosok tinggi tampan yang selalu temaninya di kala sedih, dulu.
Lalu, kemana sosok tinggi itu sekarang?
Pergikah? Menghilang?
Atau,
Pergi untuk selamanya.
"Seok, bisakah aku percaya pada semesta? Sedangkan ia, menjauhkan diriku dan dirimu," ucapnya pelan, isak tangis semakin terdengar jelas.
Gelap.
Yang Kino lihat sekarang adalah gelap. Ada sebuah tangan besar yang menutupi matanya.
Kino merasa mengenal, gurat kasar, serta wangi maskulin yang menguar dari sosok di belakangnya.
"Jangan meragukan semesta, aku datang, menemui hati yang masih setia menempatkan diriku didalamnya"
"Wooseok? Kau kembali, apakah aku bermimpi?"
Wooseok merengkuh tubuh bergetar Kino ke dalam pelukannya, mengusap pelan punggung ringkih itu berusaha menenangkan.
"Bukan mimpi, aku dan kau ditakdirkan semesta untuk berjumpa kembali,"
"Berjumpa? Apakah itu pertanda bahwa dirimu akan kembali pergi, tinggalkan aku disini?" Kino melepas pelukan, mendongak, menatap iris Wooseok dengan sendu.
Tak ada jawaban,
Kino paham, Wooseok hanya sekadar singgah. Tak ada niatan menetap.
Haha,
Memangnya siapa dia ini? Kekasih bukan, kerabat bukan, seseorang yang spesial pun bukan.
Lalu,
Dia ini apa?
"Kau tau? Bukan sebuah kebetulan aku datang kemari, ingatlah, di dunia ini tidak ada yang namanya sebuah kebetulan. Semua sudah direncanakan.
Kino mengkerut bingung. Wooseok sedang berbicara apa?
"Lalu?"
Lelaki jangkung itu bangkit dari duduknya dengan tiba - tiba. Berdiri tepat di hadapan Kino, membuatnya harus mendongak untuk menatap wajah Wooseok.
Dia berjongkok, meraih tangan Kino dengan tangan kanan. Sebelah tangannya merogoh saku celana, mengeluarkan kotak berwarna merah.
"Ada ap-
"Diam dan dengarkan," Wooseok memotong, membuka kotak itu dan menyodorkannya kepada Kino.
Kotak itu berisi sebuah cincin perak dengan ukiran sulur bungan yang cantik.
Kino dibuat kaget dan bingung bersamaan.
"Kino, aku tau semesta marah padaku karena pergi secara tiba - tiba tanpa berpamit padamu,"
"Aku tau kemarahanmu tapi bersikap seolah tak mendengar marahmu, aku tau kau kecewa, tapi... Bisakah aku memperbaikinya untukmu? Bisakah kau berikan aku satu kesempatan? -
-menikahlah denganku, mari membangun kebahagiaan bersama, kau mau?"
Wooseok menyelesaikan kalimatnya dengan penuh kesungguhan, menatap dalam mata cantik Kino.
Kino tau, ada kesungguhan besar disana.
Semesta pun seperti tengah membimbing keduanya, menuju jalan yang seharusnya.
"Aku...bisakah aku percaya? Bagaimana jika kau meninggalkanku lagi?" tanya Kino sendu, masih teringat masa lalu.
Janji yang Wooseok berikan itu palsu. Lelaki itu meninggalkannya saat dirinya terjatuh.
Jadi,
Apakah dia harus kembali percaya pada seseorang yang ingkar? Bisa jadi, semakin besar janji yang di berikan. Semakin banyak kemungkinan janji itu dilanggar. Bukan?
"Aku bersungguh - sungguh, lihat mataku, kau lihat kesungguhan disana bukan?" Kino mengangguk
"Lalu, apakah kau masih meragu? Kino, maukah kau menikah denganku dan membangun keluarga kecil sampai tua nanti?" tanya Wooseok sekali lagi.
Berbeda dengan yang tadi. Kini, Kino langsung mengangguk dengan semangat.
Air mata berjatuhan, mereka merasa Bahagia.
. . .
"Orang - orang bilang jasadnya ditemukan di bangku taman, tubuhnya begitu dingin dan membiru,"
Kumpulan manusia itu mengangguk paham dengan penjelasan orang ini.
"Kudengar, itu adalah tempatnya berkencan dengan kekasihnya sebelum kekasihnya itu meninggal,"
"Yah, dan hari ini adalah hari jadi mereka. Mungkin orang itu memang berniat bunuh diri dengan duduk diam memakai pakaian tipis di bawah salju berjatuhan,"
"Sudahlah, bukankah itu tanda cinta mereka itu abadi? Hentikan ini, biarkan mereka bahagia di atas sana,"
Kumpulan manusia itu kemudian mengangguk dan mulai membubarkan diri.
'Kang Hyunggu, ditemukan tewas membeku di taman dekat rumahnya,'
☁🌷☁
Alohaaaa bagaimana dengan karyaku? Semoga suka
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Boy;
Short StoryKumpulan oneshot/twoshot couple Pentagon Random. Warn! Yaoi, BxB