One🥀

1 0 0
                                    

Halo selamat datang dan mari berimajinasi bersama.
.
.
.
.
Selamat datang di cerita pertama ku "Why you ".
.

.
.


Aku berfikir hari ini adalah akhirnya, akhir dari sebuah perjuangan panjang selama 2 tahun yang telah berlalu.

Aku bukan kehilangan pekerjaan nyatanya aku masih kuliah. Tidak serumit itu.

Aku tidak pernah berfikir bahwa semuanya akan serumit ini. Seseorang yang mengisi sebagian dari hidup ku, seseorang yang selalu ada baik senang maupun sedih, seseorang yang aku cintai, seseorang yang aku inginkan menjadi teman hidupku. Tapi nyatanya dia  adalah anak dari seseorang yang telah menghancurkan keluarga ku, seseorang yang juga telah memisahkan ku dengan kedua orang tua ku selama 2 tahun yang telah berlalu.
.
Dan dia  seseorang yang cukup lihai memainkan perannya selama 1 tahun lebih .
.
Apa aku sebodoh itu ?
Apa aku seburuk itu ? Sehingga tidak bisa membedakan mana yang benar cinta dan cinta untuk mengelabui.

Ada begitu banyak rencana yang ingin  aku buat dan yang ingin aku lakukan nanti setelah kuliah, ingin bekerja, menikah dan membangun rumah tangga bersama seseorang yang aku cintai dan ingin memiliki setidaknya 2 orang anak menambah kebahagiaan kami.

Tapi sayangnya semuanya pupus sudah . Ibarat jatuh tertimpa tangga dikejar anjing pula.
Waktu terasa berhenti untuk ku saat ini, setelah dikecewakan oleh seseorang yang aku cintai sekarang aku harus menerima kenyataan bahwa aku di vonis mengidap penyakit kanker payudara, masih belum terlalu parah dan untungnya masih bisa di obati.

"Ada kurang lebih 3 titik pada bagian kanan dan 2 titik pada bagian kiri" ,kata dokter Kim sembari menunjukkan hasil CT scan payudara ku.

"Jadi aku, ..ak,..aku,. tidak bisa memiliki .._"


"Tidak, kau masih bisa memiliki peluang untuk sembuh" kata dokter meyakinkan sang pasien.

"Bagaimana caranya dok,,? tidak katakan saja apa yang harus aku lakukan dok, ? dan obat apa yang harus aku minum ?..."

"Bukan, bukan obat karena selama ini tidak ada obat yang bisa menyembuhkannya hanya obat untuk meringankan rasa sakit.., "

Dokter yang kira-kira berusia 50 tahun itu menatap ku sambil sesekali jarinya bergerak memutar sebuah pulpen berwarna hitam yang sering kali dijadikannya untuk menulis berbagai resep obat untuk pasiennya.

Awalnya aku menatap penuh harapan kepada dokter yang kira-kira usianya seusia ibu ku, tapi lebih cantik ibuku walaupun ia sudah tenang dialami sana bersama Tuhan. Tapi setelah dokter itu mengatakan bahwa tidak ada obat, seketika seluruh badan ku terasa lemah, kaki ku terasa mati rasa tidak bisa di gerakan.

"Jadi, ... Tidak ada harapan untuk aku bisa sembuh  ,,?" Tanya ku dengan putus asa sekuat tenaga menahan agar cairan bening itu tidak keluar .

Dokter Kim menatap ku dengan senyuman dimulutnya. " Ada,,, ada harapan untuk sembuh, dan ini adalah satu satunya cara agar kau bisa sembuh .."

Ada secercah harapan yang aku rasakan ketika dokter Kim mengatakan bahwa ada satu obat yang bisa menyembuhkan penyakit ku.  
" Bagaimana caranya dok .? Apapun akan aku lakukan dok !,"

Terlihat jelas dokter Kim menghela nafas panjang .
"Kau harus hamil... dan memiliki seorang anak, agar beberapa saraf pada bagian payudaramu akan bekerja dan mencegah terbentuknya kangker..."

Seketika mata ku terbuka lebar, seluruh tubuh terasa tak berdaya bagaimana mungkin.
"Bagaimana mungkin dok ? ,, Apakah tidak ada cara lain..?, maksudku bagaimana mungkin aku hamil dan memiliki seorang anak sedangkan aku belum menikah ,, !!"

Dokter Kim menghela nafas panjang berusaha untuk memberikan pengertian kepada pasiennya.
"Kau harus membicarakan terlebih dahulu dengan keluarga mu dan juga membicarakan perihal masalah ini kepada,kekasih mu agar ia bisa mengerti.."

Mulutku tiba tiba terasa kaku tidak bisa berbicara sama sekali. Dengan berlahan aku mulai mengatakan hal yang tidak seharusnya ku katakan.
" Aku tidak memiliki orang tua ataupun kekasih, kedua orang tua ku sudah pergi 2 tahun yang lalu akibat kecelakaan yang menimpa mereka, dan kekasih .._ "

Aku menghirup nafas panjang, sesekali menghilangkan beberapa cairan bening yang sudah sejak tadi membanjiri pipi ku.
"_,Aku tidak memilikinya dok !, Maaf karena aku berbicara seperti ini .."
.
Dokter Kim tidak bisa berkata apa-apa setelah mendengar penuturan dari pasiennya. " Benarkah,, maaf tidak seharusnya aku menanyakan nya karena ini harus dilakukan, karena hanya itu satu satunya cara untuk mencegah, kangkernya erus berkembang ..,,"

Aku menatap dokter Kim dengan lekat dan sedikit senyuman meyakinkan walaupun nyatanya aku sedang tidak berdaya
" Tidak apa dok..., Karena semuanya sudah berlalu, dan aku akan berusaha untuk mencari jalan keluarnya,, dan bisakah dokter memberikan aku sedikit obat pereda nyeri.. , untuk jaga-jaga ",

Dokter Kim segera menulis beberapa resep obat pereda nyeri bagi pasiennya, dan memberikan secarik kertas tersebut kepada pasien perempuan tersebut.

"Aku memberikan sedikit obat, tapi ini hanya sebagai pereda nyeri, karena akan ada waktunya bagian dada mu akan terasa nyeri di beberapa titik,  tapi tidak untuk  menekankan pertumbuhan kangkernya,,, "  Dokter Kim kembali menatap ku.

" Kau harus segera melakukannya, karena tidak membutuhkan waktu yang  lama, kangker yang ada pada bagian payudaramu akan terus menerus berkembang,, kita harus menghentikan pertumbuhannya.."

Aku tidak bisa tersenyum, hanya mengangguk berlahan dan mengambil secarik kertas resep obat, dan segera keluar dari ruangan dokter Kim.

_______________

15:45 KST

Membutuhkan 1 jam 30 menit untuk bisa sampai di kediamanku, apartemen peninggalan kedua orang tua ku yang sengaja mereka siapkan untuk nanti jika aku sudah tumbuh dewasa. Tidak besar hanya saja cukup untuk aku tinggali dan lingkungannya cukup baik untuk seorang perempuan kuliahan seperti ku. Aku sering berjalan kaki hitung hitung menghemat biaya kehidupan seperti saat ini, tapi ada hal yang berbeda dari  hari- hari sebelumnya di mana  apartemen terasa dekat, namun saat ini apartemen terasa begitu jauh.

Ditengah perjalanan aku kembali tidak bisa mengendalikan cairan bening untuk tidak keluar, ditambah cuaca yang mendukung hujan tiba-tiba turun dengan derasnya, padahal tadi siang sama sekali tidak ada awan mendung.

Aku mulai berbicara untuk diri ku sendiri, meratapi apa yang sudah ku alami.
"Kenapa ?, kenapa , kenapa !!!!!! Kenapa aku yang harus menanggung semua ini ..!"

Aku memukul-mukul bagian dada ku ditengah guyuran hujan  agar rasa nyeri pada bagian dada terasa berkurang.
"Ayah,, Ibu ,, apa kalian senang melihat keadaan ku sekarang.. oehh ? kenapa kalian harus pergi,..!!  Aku terduduk dipinggiran torotoar Tidak, bahkan sekarang aku tidak sanggup lagi,, Ayah,, Ibu bisakah sekarang kalian mengambil ku ,, aku rindu, aku tidak sanggup, Aku lelah sangat lelah..."

Jadi sampai disini dulu yah 🤣, dari awal ceritanya pasti kalian udah bisa menebak ini alur cerita nya bakalan kaya gimana...
.
Tapi ini hanya awal yah.. .
.
Jangan lupa vote dan komen dan kasih saran

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Why You ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang