4. Badmood

29 12 2
                                    

Baru saja Nazila membuka mata, ia langsung melihat post it yang menempel di jendela kamarnya

Gue gak bercanda atau sekedar nakut-nakutin lo, mungkin kelihatannya baik-baik aja sebelum lo liat foto yang gue kirim.

Kalo lo cerita tentang ini ke siapapun, gue bisa aja nyakitin keluarga atau temen lo.

Gue gak main-main.

Reflek Nazila langsung melihat foto yang di maksud, dimana menampilkan semua sisi di rumah Nazila beserta semua data teman-temannya.

Sialan, maki Nazila.

Unknown

Jangan ngomong kasar

Gue tau semua yang lo omongin, sekecil apapun

Itulah guna penyadap di badan lo

Nazila tidak menyangka kalau novel yang pernah dibacanya bisa kejadian di kehidupan nyata, parahnya kehidupan dia sendiri.

–⌛–

"Tumben udah siap ji, lo gapapa?"

"Gue gapapa, ayok ry, ntar telat"

Perjalanan mereka diisi dengan pembicaraan yang dominan dari Adryan, Nazila hanya membalasnya dengan senyum, mengangguk, atau perkataan kelewat singkat.

–⌛–

Nazila masih memikirkan kejadian tadi pagi di rumahnya sampai ia tak sadar Adryan sudah memanggilnya berkali-kali.

"JIYAAAAA"

"Paansi"

"Lo bener gapapa?"

"Bener, udah sana lo masuk kelas"

–⌛–

XI IPA 3

"Perasaan tadi gue kepanesan, kok sekarang kedinginan ya" kata Rofa menyindir.

"Tolong itu muka atau tembok, datar bener"

"Itu mata tajem amat, mau nusuk apaan mbak"

Hanny yang risih dengan perkataan temannya yang bermaksud candaan itu langsung bertanya "Are u okay naz?"

"I'm okay" jawab Nazila sambil duduk di kursi nya.

Selama pelajaran, Meli tidak mengajak Nazila berbicara karena mood Nazila sedang buruk.

Lucas pun heran, sekarang pelajaran yang membosankan bagi Nazila, dimana biasanya Lucas melihat Nazila berbicara banyak hal dengan Meli, tetapi ia tidak mau dicap ikut campur, maka dia berkata

"Naz, kalo perlu temen cerita, gue sama yang lainnya siap dengerin, siap bantuin lo"

"Makasi cas, gue cuma ga mood doang"

Jam pelajaran selesai, Nazila bersiap mau ke kantin bersama teman-temannya.

–⌛–

Kantin

"Nazila, nanti pulang sekolah temenin gue, mau gak?" kata Billy. "Gaterima penolakan" lanjutnya.

"Kalo gitu gausa nanya kak"

"Hehe, gue tunggu di parkiran, pulang sekolah ya"

Nazila hanya mengangguk, Billy pun pergi ke meja lain dimana terdapat teman-temannya.

"Tanda-tanda balikan nih" kata Meli.

"Kalo lo balikan gue sama siapa ji?" tanya Adryan sambil akting sedih.

"Sama setan aja lo" canda Gamiel.

Candaan mereka pun berhenti karena Marsha dan Putri datang sambil membawa makanan mereka.

Tentu sama minumannya juga, kalau tidak, seret.

"Put, nanti kak Gilang jemput lo" kata Nazila yang hanya dibalas anggukan oleh Putri.

"Put, beneran lo–" Farhan belum menyelesaikan pertanyaannya karena dia mendapat tatapan tajam dari Nazila yang bermakna gausa nanya kalo mau hidup tenang.

Yang lain pun sadar tatapan Nazila, jadi mereka juga tidak bertanya dan mulai memakan makanan masing-masing.

–⌛–

"Gue lama ya?"

"Nggak kok, ayo"

Nazila langsung duduk di motor Billy. Ia bingung mau meletakkan tangannya dimana.

Kalo gak pegangan, jatuh.

Kalo pegang yang dibelakang, gaenak diliat.

Kalo pegang pundak, dikira ojek.

Billy yang sadar kebingungan Nazila, ia langsung mengambil tangan mungil gadis itu lalu memasukkannya kedalam saku hoodienya.

"Biasanya juga gini, gausa bingung gitu"

"G-gapapa ni k-kak?"

Kenapa gue gugup gini, batin Nazila.

"Gapapa, gue suka"

Motor pun melaju, Nazila maupun Billy tidak ada yang memulai pembicaraan, mungkin kalut dengan pikiran masing-masing.

Biasanya Billy akan menggoda Nazila, yang membuat pipi gadis itu memerah, lalu Billy akan tertawa gemas. Sayangnya, keadaan dulu dan sekarang berbeda.

Yang awalnya hanya diam saja, tiba-tiba Nazila terkejut karena ucapan Billy.






"Nazila, gue kangen lo"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AntemerediemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang