1. Di Ujung Taman

33 2 0
                                    

Tak seperti biasa, hari itu aku pulang kerja terlambat. Aku menenteng tas kerjaku yang berwarna hitam dan berjalan dengan langkah cepat. Dibesarkan didesa, membuat ku terbiasa hidup sederhana saja, sehingga lebih memilih berjalan kaki.

Langit yang selalu menyambutku dengan warna keemasan setiap pulang kerja, saat itu terlihat berbeda. Telah berganti malam. Hanya suara langkah sepatuku yang terdengar. Sesekali, hembusan angin malam berbisik menyapa.

Diujung taman, sebelum jalan berbelok ke arah rumah, langkahku terhenti. Aku melihat sosok gadis seusiaku dengan beberapa keranjang bunga didepannya. Tepat dibawah sinar lampu jalan. Terlihat gadis itu duduk, sepertinya masih menunggu pembeli. Angin malam yang semakin dingin, membuat langkahku terseret menghampirinya.

Tepat didepan keranjang-keranjang bunga yang hampir kosong, aku berdiri. "Belum tutup, Din?" tanyaku sembari mengambil setangkai tulip berwarna putih. Terlihat beberapa tangkai bunga masih mengisi keranjang miliknya. "Belum, Ca. Sebentar lagi", jawabnya dengan suara lembut. Aku sibuk melihat bunga Tulip yang ada ditanganku. Memperhatikan dengan seksama, terlihat seperti aslinya.

"Kamu pinter banget sih, Dinda. Bunganya benar-benar terlihat mirip dengan aslinya, ya.. walaupun aku sendiri belum pernah melihat secara langsung", pujiku kagum sembari tangan kiriku merogoh uang di saku celana.

"Ah kamu, berlebihan. Tapi.. terima kasih atas pujianmu", jawab Dinda.

Dinda. Gadis yang seumuran denganku, yang kutahumemiliki tangan terampil dalam membuat kerajinan, adalah seorang gadis pintarsejak dibangku sekolah. Saat ini, dia adalah seorang mahasiswi disebuahperguruan tinggi yang ada dikota. Setiap jam perkuliahan selesai, dia akanlangsung menggelar dagangan hasil kreasinya sendiri ditaman. 

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷          🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷

TULIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang