Bermata coklat hazel, beralis tebal serta hidung mancung dan lesung pipi yang dalam, adalah descripsi terbaik untuk haura.
"Haura !! " teriak seorang gadis cantik, serta berpakaian tertutup menghampiri haura.
"Kenapa ? Kok kamu pakai teriak - teriak segala ? Ini bukan hutan, ini kampus, jihan." ucap laura yang tidak mengalihkan perhatiannya pada buku tebal.
"Aku terlalu senang, haura. " ucap Jihan terengah engah karena habis berlari.
"Kenapa ?" tanya haura dingin.
"Jangan dingin gitu dong nanya nya, aku tadi mendapatkan boneka terbatasnya bts !" ucap jihan senang.
"Ya Allah, jihan karena dapat boneka itu doang kamu senang ?" tanya haura.
"Bukan hanya boneka, tapi tadi aku melihat ka hilmi " ucap jihan antusias.
"Terus apa hubungannya denganku ?" ucap haura menatap jihan.
"Lah, bukannya kamu suka ka hilmi ? Kamu selalu menulis namanya diakhir buku atau binder " ucap jihan.
"Iya aku memang suka ka hilmi, tapi kamu tau kan ? Banyak wanita yang juga ingin mendapatkan cinta darinya, Aku bertatap langsung saja tidak pernah." ucap haura.
"Nanti saja ceritanya, sepertinya ka hilmi berjalan ke arah sini ra. " jihan berbisik.
" Jangan bercanda, ngapain ka hilmi kesini ?" tanya haura yang masih sibuk dengan buku tebalnya.
"Itu depan kamu ka hilmi, haura jiddah." ucap jihan lebih bisik.
"Hah ? Depan aku kenapa ? Siapa ?" ucap haura langsung mendongakkan kepala.
Deg !
Seorang dengan tubuh jakung, alis tebal, hidung mancung dan sorotan mata yang tajam, tepat berada didepannya.
Hilmi ghazali imran. Pemuda hafidz itu berdiri tegak didepannya, haura sempat bergeming beberapa saat.
"Assalamualaikum." salam hilmi.
"Wa'alaikummussalam warrahmatullahi wabarakatuh. " jawab jihan dan haura.
"Apa anti ( kamu perempuan ) bernama haura jiddah ?" tanya nya pada jihan.
"La ( tidak ), bukan anna ustadz tapi sebelah anna " ucap jihan menyenggol bahu haura.
"Anti ( kamu perempuan ), bisa ikut saya ? Ada yang harus saya bicarakan pada anti " ucap hilmi.
"Na'am ( ya ) ustadz " ucap haura tetap dengan posisi menunduk mengikuti hilmi.
Posisi mereka sedang di ruang perpustakaan, mereka tidak berdua. Ada penjaga perpustakaan dan beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang sedang membaca buku atau memilah buku.
"Apa anti bisa bantu saya ?" ucap hilmi.
"Bantu apa tadz ?" tanya haura menunduk memainkan kuku jarinya.
"Apa kamu tau perempuan bernama jihan maira ?" ucap hilmi.
"Na'am ustadz, dia yang tadi berada disamping saya" ucap haura kaku.
"Saya bertanya pada beberapa siswi disini apa ada sahabat jihan maira, saya dan jihan dijodohkan. Namun baru saya saja yang tahu, jihan sepertinya belum tahu, apa kamu bisa bantu saya ? Membantu saya ber-Ta'aruf dengan jihan ?" ucap hilmi dengan lembut selembut kapas yang menyapa kulit.
Deg.
Seolah detak jantung haura berhenti, seorang yang ia kagumi dalam diam, dijodohkan dengan sahabat terbaiknya jihan maira. Seolah ada harapan ingin berjuang namun sia - sia, tidak mungkin merusak kebahagiaan orang lain, dan lagi itu kebahagiaan sahabatnya sendiri.
"Na'am ustadz, saya bantu semampu saya ya stadz, kalau begitu saya permisi, assalamualaikum " ucap haura.
"Terimakasih haura, wa'alaikummussalam warrahmatullahi wabarakatuh " jawan hilmi.
Haura keluar dari ruang perpustakaan dengan tatapan kosongnya, sendi - sendi kakinya sangat lemas. Namun sekuat tenaga dia berdiri gagah di depan jihan.
"Assalamualaikum." ucap haura biasa saja, seolah tidak terjadi apa - apa.
"Wa'alaikummussalam warrahmatullahi wabarakatuh, hauraa ! Tadi ngapain aja tuh, ciee." Goda jihan yang makin membuat hati haura sakit seperti diremas dengan kekuatan.
"Tidak terjadi apa - apa, biasa saja ohh iya jihan aku boleh kasih nomor telpon kamu ke orang lain gak ?." tanya haura
"Boleh boleh saja, memang siapa ?." tanya balik jihan.
"Ada dehh, orangnya inshaallah baik." ucap haura dengan senyum getir
"Kamu baik - baik saja kan hau ?." Tanya jihan.
"Ya, anna bikhair ( saya baik - baik saja ) jihan." ucap haura.
Allah itu yang maha adil.
" perempuan - perempuan yang keji untuk laki - laki yang keji, dan laki - laki yang keji untuk perempuan - perempuan yang keji ( pula ), sedangkan perempuan - perempuan yang baik untuk laki - laki yang baik, dan laki - laki yang baik untuk perempuan - perempuan yang baik ( pula )... " (Q.S. An-nur 18:26 )
Bukan kah itu adil ? Jihan sangat baik cocok dengan seorang hilmi ghazali imran. Mereka akan membangun rumah tangga yang diselimuti agama inshaallah.
"Hauraa ? Hallo, kamu dengar aku gak sih ra ?" tanya jihan.
Haura tersentak kaget saat jihan menyentuhnya dengan lembut, haura meneteskan air mata, entah air mata itu tiba - tiba meleleh dengan sendirinya.
"Ya Allah, haura kamu kenapa ? Cerita lahh haura, aku sahabat kamu " ucap jihan dengan haura yang masih sesegukan dipelukannya.
Sesegukan haura sudah sedikit tenang, haura melepaskan pelukannya di jihan, ia tidak seharusnya menangis.
Memang mencintai dalam diam itu menyakitkan, terlalu gengsi untuk mengungkapkan perasaan. Haura tersenyum kepada jihan.
"Ya Allah, kamu kenapa tiba - tiba nangis ? Apa ustadz hilmi, berbuat sesuatu pada mu ?." tanya jihan khawatir.
"Tidak jihan, bukan ustadz hilmi kok dia laki - laki baik, mana mungkin menyakiti ku ? Ya kan." ucap haura tegar.
"Lalu ? Kamu menangis karena apa ?" tanya jihan.
"Ahh aku keingat film sedih saja." ucap haura, berharap semoga jihan percaya.
"Hahaha, kamu ada - ada saja hau " ucap jihan dengan tawa lembutnya.
"Astagfirullah, han 5 menit lagi ada kelas " ucap haura panik sembari menghampus jejak air matanya.
"Tenang, dosennya gak masuk diganti ka hilmi, yaudah yuk ke kelas " ucap jihan santai.
Kebiasaan ter buruk jihan adalah menggampangkan sesuatu, walaupun ada dosen pengganti jantung haura sedang ketar ketir.
"Jihan, aku mau nanya " ucap haura.
"Tanya saja, hau " jawab jihan
"Kamu kenal ka hilmi ?" tanya haura
"Kenapa ?" tanya balik jihan
"Tidak apa - apa, aku hanya kepo hehehe " kekeh haura.
"Aku mengenal ka hilmi, tapi ka hilmi mungkin tidak mengenalku, aku juga mengenal gara - gara aku kepo sama nama yang kamu tulis dibinder kamu gimana orangnya hehehe " ucap jihan.
"Tapi apa kamu tau, sesuatu tentang ka hilmi ?" tanya haura.
"Tau, dia hafidzul quran, seorang qori, seorang ustadz, dosen dan dokter." ucap jihan.
***
N/P=
Assalamualaikum ;)
Jangan lupa vote and komen
Syukron ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Haura
Tâm linhJudul = Haura Penulis = Syifa shalsabilah Haura adalah gadis periang. Gadis berwajah ayu dan memiliki lesung pipi, tinggi nya hanya 159cm tidak tinggi tidak juga pendek. Gadis pemalu yang mencintai dalam diam pada hilmi seorang hafidzul Quran, terl...