part 1

168 1 0
                                    

Pukul 20.00 akhirnya Diana sudah sampai dirumahnya.

Sesampainya dirumah Diana langsung merebahkan tubuhnya dikasur.
Diana merasa lelah, tubuhnya agak sedikit demam, dan wajahnya terlihat sangat pucat.

****

Adzan subuh telah berkumandang, akan tetapi Diana belum saja terbangun.

Ibu membangunkan Diana, badan diana terasa panas sekali. Agak" nya diana sakit.

Ibu langsung pergi kedapur untuk mengambil air dingin untuk mengompres diana.

Selama 3 hari diana pun tak kunjung terbangun juga. Orang tua, guru, serta teman teman pun merasa cemas akan keadaan diana.

P.Galih menyarankan agar diana dirawat dirumah sakit, akan tetapi neneknya diana melarangnya.

Roys datang kerumah diana, untuk memastikan keadaan Diana.

Sesampainya dikamar diana, Roys memegang tangan Diana.

" Din... kamu bangun dong Din, sampai kapan kamu akan terbaring gini? Aku kangen sama kamu Din... bangunlah Din..." roys meneteskan air matanya.

Terdapat ketulusan dimata Roys, menit demi menit telah berganti menjadi jam.
Akhirnya Roys memutuskan untuk pulang kerumahnya.

****

Sudah 3 hari telah berlalu, dan akhirnya Diana pun terbangun dari mimpi panjangnya itu. Mata indahnya yang lentik itu pun mulai terbuka.

" Bu... aku kenapa bu..?" Akhirnya suara indah Diana pun terdengar, meski suara nya masih terdengar lelah.

" Din.... alhamdulillah kamu sudah sadar nak... sudah 3 hari kamu gak bangun bangun nak, ibu cemas mikirin kamu." Jawab ibu yang terlihat sangat cemas.

" Loh emang aku kenapa bu..?"

" sudah 3 hari kamu sakit nak, badan kamu panas banget, dan kamu selama 3 hari itu gak sadar- sadar, kemarin ada guru- guru dan teman- teman kamu kesini nak, mereka menjenguk kamu.
Dan asalkan kamu tahu nak, ada seorang lelaki yang tampaknya begitu tulus banget, dia memegang tangan kamu, dia mendo'akan mu nak, sampai-sampai dia meneteskan air mata. Entah kenapa ibu merasa kalau dia mencintai kamu nak, apakah itu benar?"

Aku pun langsung tertegun mendengar ucapan ibu ku itu. Apa lelaki itu adalah Roys?

" emmm... iya Bu, lelaki itu adalah teman dekatnya Diana, tapi...."

" tapi apa nak? Apa Kamu mencintai nya?"

" emmm.. aku juga bingung Bu, dengan perasaan ini. Aku kadang-kadang ada rasa dengan cowok itu, dan kadang-kadang juga gak ada rasa sedikit pun."

" emmm.. pesen ibu cuma 1, jangan pernah pacaran nak, karena pacaran itu dosa, dan karena pacaran konsentrasi belajar kamu jadi turun."

Maafin Diana ya Bu... sebenarnya Diana sudah menerima cintanya Roys, tanpa persetujuan ibu. Maaf bu... tapi Diana janji Diana gak akan pacaran melewati batas, dan Diana janji akan tetap fokus belajar untuk mengejar cita-cita Diana. Batin Diana.

****

Cahaya mulai kembali bersinar.

Aku pun mulai melakukan aktivitasku, meskipun badan ini belum merasa sehat, tapi aku memaksakan diri untuk mencari ilmu lagi.

Pagi ini aku berangkat sekolah diantar ayah.

Aku mulai melangkahkan kaki ini menuju gerbang sekolah.
Langkah ku terhenti ketika ada sosok yang tampan yang menghampiri ku.

" assalamu'alikum Diana, sudah sehat?"
Roys menyapa ku dengan lengkungan senyum yang terpancar dari bibirnya.

"Wa'alaikum salam, udah kok. Udah agak mendingan. By the way makasih ya.. kata ibu kemarin kamu jenguk aku."

cinta bagai rumus matematikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang