Gara-gara Skincare

297 23 26
                                    

Siapa sih, yang tidak tahu skincare? Itu lho, semacam perawatan-perawatan kulit yang biasa dipakai remaja maupun wanita dewasa biar kulitnya tetap kinclong, putih, halus, plus nggak keriput. Yaah... Semacam facial wash, micellar water, toner, moisturizer, essence, dan juga sunscreen. Atau bahasa Indonesianya itu sabun muka, cairan pembersih muka, penyegar, pelembab, serum, dan tabir surya. Eh...! Nggak ketinggalan handbody! Kalau handbody itu dipakainya di tangan sama di badan. Fungsinya kalau nggak salah untuk melindungi kulit dari sinar UV (biasanya mengandung sunscreen), melembabkan kulit, dan... Memutihkan kulit. Kebanyakan produk-produk skincare itu fungsinya tidak lain untuk memutihkan kulit. maklumlah, orang Indonesia kan memang terobesi dengan kulit yang putih dan mulus.

Kejadian ini juga terjadi padaku, saat masuk kelas 4 SD, umurku pada waktu itu masih 10 tahun. Pada saat itu, aku menyadari kulitku kusam dan kering. Kejadian itu muncul saat aku sedang menonton TV.

Saat sedang menonton sebuah acara sinetron, terus tiba-tiba muncul iklan. Padahal pas lagi sedih-sedihnya. Yasudah deh terpaksa harus menunggu iklan tersebut selesai. Iklan tersebut mempromosikan sebuah produk kecantikan yang bisa memutihkan kulit secara instan. Terlihat satu aktris yang sebelumnya kulitnya terlihat kusam, setelah memakai produk tersebut, kulit si aktris tersebut menjadi putih glowing. Karena telah terpengaruh alias menjadi korban iklan, aku pun memutuskan mencari Mamah untuk minta dibelikan produk dari iklan tersebut.

Alhasil aku menemukan Mamah yang sedang memasak untuk makan siang di dapur.

"Mah, beliin dong Mah!", pintaku sembari menggoyang-goyangkan tubuh Mamah yang sedang memotong wortel. Bukannya takut terkena pisau, aku malah menggoyang-goyangkan tubuh Mamah semakin kuat.

"Mah, beliin itu, Mah!!", pintaku semakin kuat menggoyang-goyangkan tubuh Mamah sehingga membuat satu potongan wortel jatuh ke lantai. Aku mengambil kembali potongan wortel tersebut lalu meletakkannya kembali di tempatnya semula, dan kembali menggoyang-goyangkan tubuh Mamah.

"Aduh, sakit!!", jerit Mamah melepas genggamannya dari pisau. Hampir saja pisau tersebut diarahkan ke wajahku.

"Ups, maaf!", kataku lalu berhenti menggoyang-goyangkan tubuh Mamah.

"Ada apa sih?", tanya Mamah heran melihat anak sulungnya itu tiba-tiba datang dan menggoyangkan tubuhnya saat sedang memotong wortel dengan pisau untuk membuat sup.

"Mau itu!", jawabku sambil menarik tangan Mamah untuk menunjukkan sesuatu (karena aku belum tahu itu namanya apa).

Akhirnya aku sampai di depan TV. Aku melepas tanganku, lalu menunjuk kearah TV.

"Mau coklat?",tanya Mamah. Aku menggeleng.

"Mau permen?",tanya Mamah. Iklan tersebut berganti. Aku menggeleng.

"Mau sikat gigi?", tanya Mamah kembali saat iklan tersebut berganti. Aku tetap menggeleng.

"Mau mie?", Mamah kembali bertanya. Aku pun tetap menggeleng.

"Mau teh, biskuit, es krim, sabun, pulpen, buku, pensil, baju baru, novel, buku gambar, jalan-jalan, kulineran, makan, tidur?", tanya Mamah panjang lebar. Semua iklan yang ditayangkan di TV disebutkannya dengan fasih.

"Bukan, bukan, bukan!", jawabku kesal. Mengapa pula iklan produk kecantikan itu tidak lekas muncul.

"Terus mau apa?", tanya Mamah kembali. Aku diam sebentar menunggu iklan berganti.

Iklan pun berganti. Benar saja, iklan tersebut mempromosikan produk, dan aktris yang sama seperti yang aku tonton. Belum sempat aku beritahu Mamah bahwa itulah yang aku inginkan, iklan tersebut sudah berganti.

Gara-Gara SkincareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang