Dua tahun yang lalu

62 17 22
                                    


Pagi ini, disekolah.

Cuaca mendung sedang hadir di sini.

Bel masuk belum berbunyi, dan tentunya murid-murid masih berkeliaran di sana-sini.

Aku duduk melamun dikelas. Dilamunanku, melintas wajah cowok yang aku suka, siapa lagi kalau bukan Raka. Cowok tampan, pendiam, baik, tentunya pintar, dengan tatapan mata elangnya.

Tapi sayang Devi-salah satu temenku, juga suka sama dia. Aku harus mengalah agar hubungan pertemanan antara kami tetap awet.

"Shell"

Suara itu membuat lamunanku buyar seketika. Aku refleks mencari asal suara. Ternyata Tara yang memanggil ku, dan kini dia bersama Alika sudah berdiri dibelakang ku, menatap ke arah ku dengan penuh selidik.

"Ternyata kamu Tar. Aku kira siapa?"

"Kamu sih, pagi-pagi udah ngelamun aja. Bersyukur kamu nggak aku teriakin." Jelas Tara panjang lebar.

"Lebay" Sahut Alika. Emang nih anak omongannya pedes banget, mana tampang jutek and cuek gitu.

"Biarin"

"Eh udah-udah nggak usah ribut disini." Aku mulai bosen, karena nanti yang bakal mereka ributtin bukan hanya masalah tadi, permasalahan akan menjalar nantinya.

"Eh..aku lupa" Ujar Tara. Yang emang sifatnya yang nggak bisa diam.

"Apa?" Nah kok aku ikutan si Alika sih, cuek. Au ah bomat.

"Kamu lagi ngelamunin apaan?,
serius bener ngelamunnya"

"Ya iyalah ngelamun itu harus ada niatnya, nggak niat nggak berkah." Ucap ku secara nggak sadar "Lah kok aku bisa ngomong kayak gitu ya?" Lirih ku

"Ya bisalah kan kamu punya mulut, dasar bego."

" Apa kamu bilang? Bego? Gini-gini nih otak lancar buat mikir. Kamu yang bego kayaknya." Suaraku naik satu oktaf.

"Lo yang bego"

"Lo"

"Lo"

"Lo"

"L-

"Kalian berdua sama-sama bego" Ucap Alika santai

"Iya kita bego, kamu pinter iya" Sahut Tara.

"Bagus, Lo pada nyadar." Alika berjalan menuju bangkunya yang ada dipojok kelas.

"Huh... Dasar manusia pinguin." Wah Tara mau mati nih...

"Apa?"

"Manusia pinguin"

"Terserah Lo aja"

"Dasar"

"Udah Tar, kamu nggak usah cari gara-gara sama tuh anak ." Dengan berat hati aku melerai mereka.

"Jangan ngomongin gue" Timpal Alika.

"Iya, geer banget" Dari pada ribut mendingan diam.

Bel masuk berbunyi.

Pertanda waktu belajar sudah dimulai.

Cemas, takut, dan bingung. Kata-kata yang sesuai dengan keadaan ku saat ini. Sekarang aku sedang mencari buku pr yang aku yakini udah aku masukkin ke dalam tas ini. Aduh gimana ini...

 Lebih Baik Meninggalkan MatamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang