Aku dipilih untuk ikut lomba paduan suara. Seminggu lagi lomba dimulai, setiap kelas disibukkan untuk segala persiapan lomba nanti. Aku sibuk latiihan paduan suara dan Hafis sibuk mencari baju untuk jadi Kartono nanti. Suatu ketika si Hafis dan Elmer boncengan berdua tanpa sepengetahuan aku dan mereka kelihatan ngobrol asik di jalan. Itupun aku tahu oleh temanku Nonik.
Dan aku bertanya kepada Hafis " Yank kamu kemarin pergi yah sama Meli?
"Nggak tuh yank kemarin kan aku di rumah bantuin papa beresin taman."
Tapi aku gak percaya sama Hafis dan akhirnya aku bertaya kepada Meli, "Mel kamu kemarin pergi sama Hafis yah?"
" Iya Mit emang kenapa kamu marah ya? Duh maaf ya Mita gak ada maksud lain kok aku kami kemarin pergi buat nyari baju kartini" jawab Meli dengan muka bersalah
" Ohh iya iya gak apa kok Mel tenang aja aku gak marah kok"
Benar kan dugaan aku kalau si Hafis berbohong, tapi aku gak marah sama Hafis aku mau lihat apa maunya Hafis sampe tega berbohong kek gitu kek aku. Akhirnya aku cerita dengan teman-temanku si Eka, Gita, Arum, Nonik, dan Tami tentang perubahan si Hafis. Mereka juga curiga dengan Hafis jangan-jangan ia mulai suka dengan si Meli. Akhirnya kami memutuskan untuk memantau antara Hafis dan Meli.
Tanggal 21 april tiba dan lomba pun segera dimulai. Saat kami sedang menyiapkan segala perlengkapan pita baju ku ketinggalan dirumah. Aku minta tolong ke Hafis unntuk mengambil pita itu kerumahku. Tapi ia gak mau, alasanya sebentar lagi lomba Kartini Kartononya mau dimulai ia malah asik ngobrol dengan Meli. Padahal di jadwal nya lommba paduan suara lebih dulu dibanding Kartini Kartono. Ya udah akhirnya aku pulang sendiri pinjem motor Gita.
Setelah aku selesai ngambil pita karna aku terburu-buru takut ketinggalan akhirnya aku terjatuh di tangga saat menuju kelas. Ada temanku bernama Fiskal menolongku, dan kaki ku sedikit terluka. Aku di tuntun Fiskal menkuju kelas, si Hafis yang melihatnya panik melihat kakiku luka. Tapi aku gak mau di tolong ama dia, karena aku kesal ama dia gak mau nolongin aku ngambil pita dirumah. Aku duduk sebentar dikelas sembari menunggu kelasku dipanggil untuk lomba paduan suara. Sembari menunggu kami asik bercanda dengan teman- teman kelas. 15 menit kemudian kelas kami dipanggil lomba paduan suara dan aku di semangatin Hafis . Setelah selesai lomba paduan suara, lomba Kartini Kartono dimulai tapi aku tidak nyemangatin Hafis.
Aku lihat Hafis dan Meli sangat cocok saat itu, jadi saat itu aku meninggalkan lapangan. Teman – teman ku langsung mengikutiku dan memberiku semangat. Yang tadinya muka ku sedih jadi tersenyum karena mereka. Aku bahagia punya teman seperti mereka karena mereka bisa menghhiburku
Setelah lomba selesai akhirnya pengumuman juara di umumkan. Kelas kami mendapat juara 2 Kartini Kartono. Hafis dan Meli senang sekali mendapat juara 2. Sedangkan paduan suara mendapat juara harapan 1. Ya kami senang – senang saja karena kelas kami mendapat juara.
Setelah momen lomba itu si Hafis dan Meli semakin dekat, bahkan mereka sering mengobrol bareng dan sikap Hafis pun berubah ke aku. Dia tidak seperhatian dulu, tidak sepengertian dulu dan sering mengabaikan ku.
5 bulan kemudian aku dan Hafis sedang ribut besar dikarenakan ada sesuatu masalah yang menyebabkan hubungan ku dan Hafis hampir putus. Ketika kami ribut teman satu kelasku tahu akan hal itu. Jadi mereka banyak yang menyindir kami. Setelah beberapa hari tidak ada perubahan dengan sifat Hafis, akhirnya aku memutuskan untuk berpisah. Dengan maksud membuat ia berfikir agar lebih perduli dengan aku, tetapi ia malah mengiyaka keputusanku itu, dan akhirnya kami emang beneran putus. Hari hariku nampak berbeda setelah putus dari Hafis, jadi gak berwarna seperti dulu. Banyak teman yang menyemangatiku, dan aku emang agak sedikit down dengan hal itu.
Aku sempat jatuh sakit karena banyak pikiran, setelah sebulan aku putus dengan Hafis aku mendengar kabar kalau Hafis jadian sama Meli, belum sembuh sakit hati ku udah ditambah sakit ia jadian sama temanku sendiri. Jadi saat itu aku sedang down banget, tapi aku tetap menguatkan hati agar tidak terlalu terlarut dalam kesedihan. Tetapi tidak bisa dipungkiri emang sakit saat dikhianati oleh teman dan mantan.
Ada teman ku yang memberi saran agar aku mencari pacar baru, supaya aku tidak terlalu sakit. Akhirnya aku mengikuti sarannya. Kebetulan pada saat itu ada adik kelas yang sedang mendekatiku. Namanya Kevin. Jadi aku tanpa berfikir panjang mengiakan pendekatan itu. Tanpa menunggu lama juga aku dan Kevin pacaran. Kevin sering main ke kelasku membawa coklat dan makanan lainnya. Jadi teman kelasku banyak mengira aku hanya menjadikan Kevin sebagai pelampiasan. Tapi Kevin tidak mengabaikan omongan mereka, yang penting kami bahagia. Padahal memang ia sih Kevin tu cuma aku jadiin pelampiasan. Ternyata hubungan kammi Cuma bertahan 2 bulan, aku gak tahan dengan sifatnya yang kekanak-kanakan. Yang selalu laporan setiap kemana aku pergi. Ya aku gak terlalu suka dengan cowok yang terlalu mengatur segala urusanku. Yah akhirnya kami putus. Dan ia sama sekali tidak menegorku saat ketemu dijalan. Nampaknya iya beneran marah kepadaku. Ya udah deh biarin karna memang aku tidak terlalu suka sama dia.
Setelah putus dari Kevin aku putuskan untuk menyendiri tanpa adanya pacar. Hari hari ku lalui dengan teman-temanku banyak temanku yang menghiburku.
Ketika kami kenaikan kelas 3 kami diingatkan para guru untuk fokus belajar karena sebentar lagi kami akan menghadapi ujian. Jadi aku memfokuskan diri untuk belajar. Tapi ada 1 cowok yang buat aku penasaran banget, namanya Fatahillah, ia temen ku tapi kami beda sekolah. Ia biasa di panggil Fatah. Kami mulai dekat pada saat lomba FLS2N ia ikut lomba silat dan aku ikut lomba band. Aku sebagai fokalis. Setelah selesai dari lomba dia meminta pin BBM ku. Yaudah tanpa mikir panjanng aku langsung kasih. Setelah itu kami chattan panjang saling curhat dan tiba pada waktunya aku mulai ngerasa nyaman sama Fatah. Dan kami udah dekat sekitar 5 bulan tapi ia tidak menyatakan cinta kepadaku. Dan aku berfikiran kalau ia Cuma mau mainin perasaanku saja. Akhirnya aku bertanya kepada Fatah apakah ia serius atau tidak. Dan ternyata jawaban Fatah bikin sku kaget. Katanya " Aku sayang sama kamu, tapi aku gak boleh orang tuaku pacaran Mit" menurutku sih alasan itu gak logis. Kalau memang ia tak boleh pacaran sama orang tuanya ngapain dia deket sama aku udah 5 bulanan ya kan.
Karena aku rasa udah terlanjur sayang ke Fatah akhirnya aku nekat mencari tahu apa alasan kenapa ia tak menyatakan cinta kepadaku. Salah satu jalan agar aku tahu apakah ia serius atau tidaknya kepadaku ialah dengan cara mengajaknya jalan dan dilihat banyak orang. Keesokan setelah kami jalan, ada 1 wanita chat aku lewat Instagram dan bertanya apa hubunganku dengan Fatah yang sebenarnya. Aku jawab apa adanya, kalo hubungan kami itu gak ada hubunngan apa-apa. Dan aku bertanya kepada Fatah tentang cewek itu, nama cewek itu ialah Anggi, adik kelasnya Fatah. Fatah bilang sih cewek itu Cuma teman eskul Paskib aja. Tapi kayaknya cewek itu deket juga deh sama Fatah. Suatu hari aku memberanikan diri mengecek hp fatah dann benar ternnyata ia sama Anggi memang dekat. Jadi sekarang aku mengerti apa maksud Fatah tidak menyatakan ciintanya kepadaku.
Jadi aku sadar diri dan aku menjauhi Fatah.Ternyata Fatah mencari ku dan mengkhawatirkan keadaanku. Ia menelponku dan bertanya " Mit kenapa kamu menjauh dan pergi dariku?" aku Cuma menjawab " Iya aku Cuma sadar diri aja kok"
setelah diam cukup lama akhirnya ia menyatakan cintanya kepadaku dan aku terdiam mendengar semua itu dan ia juga menjelaskan bahwa kemarin ia sedang mencari mana yang terbaik buat dia dan keluarganya. Setelah dipilih-pilih ternyata aku yang terbaik buat dia. Akhirnya kami pun resmi pacaran. Segala bentuk rintangan kami lewati, mulai dari LDR setelah lulus sekolah, LDR ketika ia mengikuti tes Tentara, cobaan orang tuanya Fatah yang tidak setuju dengan hubungan kami.,cobaan Fatah yang udah 4 kali gugur tes TNI, disitu kesetiaan aku diuji ketika dia susah apakah aku tetap masih mau menemaninya dan membuatnya bangit? Ternyata aku bisa melewati itu sampai akhinya Fatah ikut tes TNI yang ke5 alhamdulillah ia lulus dan menjalani masa Pendidikan.
Setelah selesai pendidikan kami segera menyusun rencana untuk menikah, menunggu 3 tahun, waktu yang sangat lama menurut yang kurasa. Alhamdulillah kedua orangtuanya Fatah setuju jika kami melanjutkan hubungan yang lebih serius.
Alhamdulillah ada rezeki lebih dan akhirnya kami melangsungkan pernikaan. Dan keluarga kami turut bahagia.

YOU ARE READING
Aku cinta kau dan dia
Teen FictionKisah seorang anak remaja yang sedang merasakan cinta. Yaa bisa disebut dengan cinta monyet untuk anak seusianya.