Kim Sohyun melepaskan tangannya dari pipi Taechyeon ketika dilihatnya rombongan rekan kerjanya itu mulai masuk pintu rumah sakit itu satu per satu.
"Lepaskan tanganmu dari pinggangku Taechyeon ssi" ketus sohyun sembari berlalu dari hadapan suaminya. Tanpa menoleh ke belakang sedikitpun.
Taechyeon yang melihat tubuh istrinya yang mulai menjauh dan menghilang itu seketika tersenyum dan berlalu pergi.
..............................
Di rumah sakit.
"Woooaaa dokter Kim, kau sangat romantis sekali dengan suamimu tadi. Membuat ku iri saja" ledek Minji.
"Ya, kau bicara apa Minji-a, kau tau aku benar-benar stres jika harus berhadapan dengan nya." Keluh sohyun.
"ya, aku rasa dia tidak seburuk itu. Buktinya dia tidak pernah melirik wanita lain" Minji.
"dia itu licik. Aku akan cari tau kenapa dia bersihkeras ingin menikahiku walau tau aku tidak pernah mencintainya" Sohyun.
"Ya, kau benar-benar ya sohyun-a"
Mereka kemudian pergi ke ruangannya masing-masing. Kim Sohyun berada di ruangannya selama beberapa jam memeriksa beberapa pasien untuk berkonsultasi kepadanya. Sementara Minji melakukan operasi mendampingi profesor David.
"terima kasih dokter Kim, anda sungguh baik dan terlebih lagi anda begitu cantik" ujar pasien terakhirnya sebelum jam makan siang.
"ah, begitukah?" ucap sohyun sambil tersenyum ramah.
"ne, tidak salah jika kami selalu berkonsultasi pada anda. Anda begitu baik pada keluarga kami yang konsultasi pada anda" tambah pasien itu.
Kim sohyun kemudian tersenyum mendengar penuturan pasien nya itu. Tak lama setelah pasien itu keluar kim sohyun kemudian mengikat rambutnya yang terurai. Meninggalkan jas putih kebanggaannya di gantungan yang berdiri di sudut ruangannya.
Tok tok tok....seseorang mengetuk pintu
Dan pintu itu terbuka terlihat Taechyeon yang datang.
"wah beginikah ruangan kerja istriku? Cukup nyaman. Pantas saja kau selalu ingin ke sini" ujar nya.
Tidak ada respon dari sohyun. Dia sibuk merapikan jasnya yang sedang ia gantung itu. Kim sohyun adalah wanita yang selalu ingin terlihat rapi. Taechyeon yang ada di belakangnya itu masih sibuk memandangi istrinya yang membelakanginya itu.
"sudah selesai?" tanyanya.
Tanpa menjawab pertanyaan suaminya itu, kim sohyun melangkahkan kakinya keluar dan meninggalkan Taechyeon. Taechyeon yang masih duduk itu kemudian meraih tangan istrinya yang sudah ada di sampingnya. Membuat kim sohyun memutar matanya.
"kau bilang kita akan pergi, kenapa masih di sini?"
Belum sempat sohyun menepis tangan nya, Taechyeon menarik paksa tangan kim sohyun sontak tubuh mungil istrinya itu terjatuh dipelukannya. Diraihnya pinggang istrinya itu sehingga pelukannya semakin erat. Untuk menopang tubuhnya, kim sohyun berpegang erat pada bahu suaminya itu. Sontak ia langsung membulatkan matanya dan memukul bahu suaminya itu.
"yak, apa yang kau lakukan Taechyeon ssi, lepaskan aku"
Tanpa aba-aba Taechyeon langsung mencium bibir istrinya dengan senyum manisnya itu yang membuat mata kim sohyun makin membulat dan ia semakin marah.
"kaja ayo kita berangkat ke rumah orang tuaku"ajak Taechyeon sambil menggenggam tangan kecil istrinya itu.
Kim sohyun yang masih saja kesal dengan apa yang sudah dilakukan Taechyeon padanya dengan seenaknya itu hanya bisa pasrah ketika mereka melenggang keluar ruangan kerja nya.
Taechyeon tak henti-hentinya menebar senyum begitu dengan sohyun namun ia hanya pura-pura saja. Ketika di dalam mobil raut wajah sohyun dan suasana hatinya mulai bisa sinkron. Tidak seperti tadi.
Ia hanya bisa cemberut sepanjang perjalanan tanpa memperdulikan suaminya itu. Dia hanya memasang headset dan memutar musik melalui hp nya.
Setibanya di rumah tuan dan nyonya Ok, mereka berdua disambut dengan hangat. Kim so hyun dipeluk oleh ibu mertuanya itu dengan penuh kasih sayang layaknya orang tua. Tuan Ok juga sangat menyayanginya. Mereka justru lebih tepatnya menyambut sohyun dari pada putra mereka sendiri.
"apa-apaan kalian ini, yang anak kalian kan aku, kenapa hanya istriku saja yang disambut seperti itu" keluh Taechyeon.
"ah abeonim, eomonim," belum sempat ia menyudahi kalimatnya ia sudah dipotong oleh ibu mertuanya.
"sudah tidak usah diperdulikan, kami sudah menyiapkan makanan yang banyak. Ayo kita makan siang dulu. Pasti kalian sudah lapar"
..............
"oppa kau mau daging?" tanya sohyun pada Taechyeon dengan lembut layaknya seorang istri sungguhan. Padahal hanya pura-pura.
"ah, boleh sayang. Tolong ambilkan" titah Taechyeon.
Kim sohyun sambil tersenyum mengambilkan daging untuk suaminya itu. Ayah dan ibu yang memperhatikan mereka hanya tersenyum saja melihat kelakuan kedua pengantin baru itu.
Selesai menyantap makanan kim sohyun membereskan piring-piring kotor yang ada di meja makan itu memasukkannya di satu wadah. Taechyeon yang ingin membantu istrinya itu tanpa sengaja menjatuhkan sebuah gelas.
Praaaang..... suara gelas terjatuh itu membuat gelas tersebut pecah berkeping-keping di lantai yang berserakan.
"ck . kau ini"
Taechyeon yang tidak ingin mendengar ocehan istrinya itu berusaha mengambil pecahan gelas itu dan akhirnya melukai tangannya.
"ah"pekik nya
Sohyun yang seorang dokter itupun dengan sigap mengobati suaminya yang ceroboh.
"oppa, kau ceroboh sekali. Ini tidak harus dibersihkan dengan tanganmu" ujar sohyun sambil mengobati luka di tangan Taechyeon.
Taechyeon tersenyum bahagia melihat istrinya begitu sigap menolongnya yang sedang terluka. Dipandanginya sohyun yang sedang mengobatinya itu dengan telatennya.
"selesai"
"gumawo yeobo, mian karena aku begitu ceroboh"
"kau beruntung punya istri seorang dokter yeon-a, lihat betapa nya dia" ujar nyonya Ok.
"ah, eomeoni, itu memang kewajibanku" balas sohyun.
BERSAMBUNG