Prolog

13 4 0
                                    

Hmm mba kenapa dibuka gordennya? Kia mengeluh pada Mba Siti dan segera menutup mukanya dengan selimut lebih rapat lagi.

Waduh Ka, ini udah jam 8, Mba disuruh bangunin kaka sama ibu tuh, ayo bangun ka, sudah ditunggu ibu tuh.

Selamat pagi dunia dari putri tidur yang sulit bangun dikala pagi hari, gumam Kia.

Kia masih setia dengan selimut dan kasurnya, padahal sudah setengah jam dari kejadian Mba Siti memborbardir kamarnya. Kegiatan pagi Kia dihari libur ini hanya lah bersama kasur kesayangannya. Karena Kia sudah memutuskan minggu ini Kia akan menetap di rumah seharian penuh hanya untuk tidur. Tapi sepertinya itu semua hanya khayalan semata. Karena pada akhirnya terdengar sebuah suara yang sudah seminggu tak terdengar dalam rumah ini.

Sayang, bangun dong, Mama nya pulang dari semalam ga ditemuin, sekarang waktunya sarapan bareng juga ga keluar-keluar kamar, Mama udah bawain oleh-oleh yang pastinya kamu suka. Betul sekali itu suara Mama. Jadi ceritanya, Mama itu baru pulang seminar selama satu minggu di Australia, nah kebiasaan Mama kalo pulang dari mana pun ya seperti itu lah.

oke Ma, aku turun 10 menit lagi Sahut Kia.

_~_

Senin tiba, Macet tiba, Upacara tiba, Tugas tiba.

Pagi-pagi sekali Kianara Syalindra sudah sampai di sekolah, hanya untuk meminta contekkan PR sejarah yang semalam tidak sempat Kia kerjakan. Pas sampai depan pintu kelas, bahu Kia terkena bola basket, Ternyata ada anak basket yang sedang latihan pagi-pagi begini, bikin emosi aja deh pagi-pagi, secara spontan Kia langsung mengambil bola itu dan membalikkan badan mengarah ke lapangan.

Kalo main bedain mana ring basket mana orang! sambil melemparkan bola kea rah lapangan, Kia memandang salah satu anak basket dan emosi nya pun terpancing

Akhirnya, Kia masuk ke kelas dan menemui Ardena Syaqila atau biasa dipanggil Dena. Kenapa neng, muka kusut amat pagi-pagi, pasti ga ngerjain tugas kan ? Di sini sudah menjadi kebiasaan Kia jika hari senin pasti tidak mengerjakan tugas.

Iyalah pasti. Lagi kesel sama anak basket, sama orang rumah, sama semua yang udah bikin Kia jadi orang yang gatau harus memandang dunia itu indah atau suram dengan luapan emosi yang menggebu, menampilkan muka cemberut dan juga bete nya Kia melontarkan kekesalannya pada Dena sahabat sekaligus teman sebangkunya dengan nada yang sudah tidak lagi bisa dikontrol emosinya.

Ya, dunia itu kejam neng, hadapi atau kamu akan kalah sama kejam nya dunia! Dena selalu memberikan senyuman dengan sabar dan penuh perhatian menasihati Kia sementara Kia jika sudah emosi seperti ini hanya bisa diam dengan muka tanpa ekspresi, layaknya ingin memakan orang hidup-hidup.

SAHABAT HIJRAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang