SYSTEM INFINITE IN ANOTHER WORLD [WEBNOVEL]

11 Skenario yang Melenceng dari rencana(1)

11 Skenario yang Melenceng dari rencana(1)

Di sebuah hutan terlihat dua orang pemuda satu wanita dan satu lelaki dimana wanita itu saat ini sedang tertidur di paha sang lelaki.

"uhummmmmm" Wanita itu perlahan bergerak dan membuka mata.

"Selamat pagi" tiba tiba dia mendengar suara seorang lelaki dengan demikian dia melompat dan memproses apa yang sebenarnya terjadi.

Bertahap dia kemudian menyadari bahwa dia tertidur di sini membuatnya merasa malu wajahnya bertahap menjadi merah dan menunduk.

"Hehehe.... Cara tidurmu sungguh begitu imut" Sasuke berkata sambil tersenyum.

Melihat senyumnya, Xiao Lingxi terpana melihat wajah Sasuke yang tersenyum dihiasi dengan cahaya matahari pagi.

"Baiklah karena kamu telah bangun saatnya saya untuk pergi"

"Mengapa begitu cepat??Apakah kita tidak akan pernah bertemu lagi???"

"Hoooo apakah kamu jatuh untuk ku????" Sasuke menggoda dengan suara nakal.

Tetapi apa yang tidak dia prediksi Xiao Lingxi mengangguk pelan. Dia hanya berdiri di sana dengan mulut terbuka.

Melihat ekspresi Sasuke, Xiao Lingxi tertawa kecil.

"Apakah kamu benar benar???" Tanya Sasuke penasaran.

" Tidak hehehe hanya bercanda" kata Xiao Lingxi yang senyumnya semakin melebar.

"Ckk lagi lagi kamu mempermainkan hatiku kau menerbangkan lalu melemparkanku kebawah" mengklik lidah.

"Hehehehe" Xiao Lingxi hanya tertawa sambil menutup mulutnya.

"Baiklah karena kamu sudah bisa tertawa saya bisa tenang, sampai jumpa lagi saya berharap lain kali kita bertemu kamu tidak akan menangis lagi"

"Yahh Sampai jumpa lagi, dan saya tidak akan menangis lagi , mungkin hehehe"

Mereka kemudian saling melangkah membelakangi, tetapi hanya beberapa langkah Sasuke kemudian berhenti lalu berbalik melihat Xiao Lingxi berlari sambil bersenandung bahagia.

Melihat kelakuannya, bibirnya kemudian secara bertahap tersenyum dan kemudian Sasuke menghilang dari tempatnya berdiri.

...

Di dalam sebuah kamar terlihat seorang wanita tertidur tanpa sehelai benang pun menutupi seluruh tubuhnya.

Wanita itu adalah Xia Qingyue yang telah mengalami pertempuran panjang di atas ranjang.

"Ughhhh " Merasakan hawa dingin di seluruh tubuhnya dia kemudian secara bertahap terbangun dari tidurnya.

Tersadar dari tidurnya tubuhnya kemudian di penuhi dengan kebencian yang sangat dalam tetapi berubah menjadi tertekan dan putus asa.

Karena Xiao Che dia harus melepaskan kesempatannya untuk mendapatkan kekuatan tetapi dia juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Xiao Che karena kejadian itu telah di atur oleh seseorang di belakang layar.

Setelah menenangkan diri dia kemudian memakai kembali pakaiannya lalu bersiap pergi bertemu dengan gurunya.

....

Di sebuah ruangan terlihat dua orang wanita berhadapan, Seorang dengan pakaian putih yang saat ini di penuhi dengan niat membunuh dan yang satunya saat ini sedang tertunduk.

"Coba katakan lagi apa maksudmu?"

"Xiao Che telah mengambil keperawanan ku. Itu semua bukan sepenuhnya kesalahannya karena seseorang tiba tiba melemparkan afrodisiak kedalam kamar kami"Kata Xia Qingyue sambil menunduk dan menitikkan air mata.

"*menghela nafas. Tenanglah saya akan memohon untukmu agar master sekte tetap menerimamu, tetapi saya tidak bisa menjamin keselamatan Xiao Che"

"Tidak. saya tidak ingin membahayakan dirinya saya lebih memilih tidak memasuki sekte itu agar dia selamat"

"*menghela nafas lagi. Baiklah saya akan mencoba menenangkan master sekte itu. Baiklah kita kembali kesekte menemui master sekte sekaligus menyelidiki siapa dalang dari kajadian itu"

.....

Sasuke saat ini sedang duduk dengan posisi lotus di sebuah batu besar di pinggir kota.

Dia saat ini sedang menunggu Xiao sekte untuk memenjarakan Xiao Lingxi kemudian menyelamatkan dan berperan sebagai pahlawan kesasar.

Menghela nafas dia kemudian merasakan berat di hatinya dan bertanya tanya apakah yang di lakukannya itu benar atau salah tetapi kemudian berpikir kembali dia yang ingin tidak terkendali dengan melakukan apa yang dia mau mengapa merasa menyesal setelah puas akan hasilnya???.

Menghela nafas kembali dia kemudian melangkah kedalam hutan untuk melawan hewan ajaib agar menenangkan pikirannya.

...

Di suatu tempat terdengar suara ketukan mendesak di pintunya. "Tuan Klan! Tuan Klan, apakah kamu sudah bangun? "

Xiao Yunhai membuka matanya, melirik cahaya di luar dan kemudian bertanya, dengan cemberut.

"Pagi-pagi begini, apa yang terjadi?"

"Ini ... itu adalah Xiao ... Xiao Sekte! Sepucuk surat dari Sekte Xiao! "Dari luar pintu terdengar suara bersemangat dan bergetar.

"Apa? Xiao Sect ?! "

Master Xiao Clan, salah satu orang paling kuat di Floating Cloud City, melompat dari tempat tidurnya seolah ditikam oleh belati di pantat. Dia sembarangan mengenakan pakaiannya dan, bahkan tidak repot-repot untuk meluruskan rambutnya, membuka pintu dengan tergesa-gesa, meraih murid Xiao Clan yang ada di luar.

Dia berteriak dengan mata terbelalak, "Kamu mengatakan Xiao Sect? Xiao Sect ?! "

"Iya nih! Ini pasti Sekte Xiao! "Murid Xiao Clan itu menelan dengan susah payah, mengangguk dengan seluruh kekuatannya, dan kemudian menyerahkan surat itu di tangannya kepada Xiao Yunhai. "Surat ini memiliki segel elang dari Xiao Sekte! Di Kekaisaran Angin Biru ini, tidak ada yang berani memalsukan lencana Xiao Sekte. "

Begitu dia melihat langit elang menyegel surat itu, seluruh tubuh Xiao Yunhai bergetar. Dia dengan keras meraih surat itu, lalu, dengan tangan berjabat keras, dengan cepat tetapi hati-hati membukanya untuk membuka kertas di dalamnya.

Meskipun nama Xiao Sekte hanya memiliki satu kata perbedaan jika dibandingkan dengan Xiao Clan-nya, satu kata itu seperti perbedaan antara awan dan lumpur! Klan Xiao nyaris tidak dihitung sebagai kehadiran terdepan di Floating Cloud City, tetapi di Benua Langit yang Mendalam secara keseluruhan, itu hanyalah keberadaan tanpa nama.

Namun Xiao Sekte adalah salah satu dari empat sekte terkuat di Kekaisaran Angin Biru! Mereka memiliki tingkat prestise yang sama dengan Heavenly Sword Villa, Frozen Cloud Asgard, dan Burning Heaven Clan. Mereka adalah eksistensi yang bahkan Klan Xiao tidak bisa berharap untuk memandang ke atas.