1

34 0 0
                                    

Suasana perpustakaan SMA Tandaria siang ini sepi sekali. Mungkin karena hari ini adalah hari pertama masuk sekolah di tahun ajaran baru setelah 3 minggu mereka libur. Wajar saja kalau siswa-siswi masih malas mengunjungi perpustakaan saat jam istirahat. Kebanyakan dari mereka menghabiskan waktu istirahatnya di kantin sambil berbagi pengalaman liburannya. Ada juga yang berbincang-bincang di dalam kelas. Sedangkan pengurus OSIS dan MPK, mereka berada di aula untuk mendampingi calon siswa-siswi SMA Tandaria yang sedang melakukan kegiatan Masa Orientasi Siswa.

Berbeda dengan Shakira. Sejak bel istirahat berbunyi, cewek berambut ikal itu buru-buru menuju perpustakaan. Ia merasa tenang bila di tempat yang tenang, apalagi banyak buku bacaan yang Ia senangi. Shakira bisa sementara melupakan semua bebannya saat membaca buku. Tapi ketenangannya itu hilang saat Fandy, sahabat sekaligus tetangganya menghampiri dirinya.

"Ra, lo kenapa sih sama Genta?" tanya Fandy tanpa basa-basi.

Seharusnya pertanyaan seperti ini tidak diajukan pada saat-saat seperti ini. Mendengar namanya saja membuat perut Shakira mual. Tiba-tiba Shakira kembali teringat pada peristiwa yang dilihat dan didengarnya seminggu yang lalu saat dirinya berada di depan rumah Genta dan berniat mengunjungi kekasihnya yang sedang sakit.

"Jadi lo pacaran sama sahabat lo itu?" tanya seseorang yang duduk di sebelah Genta. Shakira tahu persis dia adalah Eric, sahabat Genta sejak SMP. Sebenarnya Shakira belum pernah bertemu dengan Eric namun Ia sangat yakin karena beberapa kali melihat foto-fotonya bersama Genta.

"Iya, emang kenapa?" Genta balik bertanya.

"Lo yakin? Bukannya lo anti banget pacaran sama sahabat sendiri. Lo trauma gara-gara Damai kan? Lo sendiri yang bilang ke gue" ujar Eric sambil memakan pisang goreng buatan Mama Genta yang disajikan untuknya.

Tadinya Shakira ingin menghampiri mereka, namun saat mendengar jawaban Genta, langkahnya terhenti di balik pohon mangga di pelataran rumah Genta.

"Gue juga sebenernya ga yakin Ric. Gue masih trauma. Tapi gue rasa bahwa Shakira perempuan yang beda. Dia bisa bikin gue selalu nyaman. Walau gue juga ragu pacaran sama sahabat sendiri..." Genta berhenti sebentar, suaranya sedikit bergetar. "Gue takut rasanya bakal beda seperti kejadian sebelumnya saat gue sama Damai. Jujur. Gue gak serius dan cuma mentingin ego gue untuk nembak Shakira" lanjutnya.

Pernyataan ini membuat dada Shakira sesak. Ia berusaha menahan air mata keluar dari matanya yang coklat. Ia pun segera pergi dari tempat itu.

Namun tanpa sadar, gelang hijau muda kesayangannya jatuh karena tersangkut ranting pohon disekitar taman di depan rumah Genta.

Saat Eric sudah pulang, Genta mencoba menelfon Shakira namun tidak aktif. Saat itu juga Mamanya memanggil Genta ke taman.

"Ini gelangnya Shakira kan?"

Genta terkejut. 'Jangan-jangan.......'

"Ra...."

Shakira tersadar dari lamunannya.

"Lo ngelamun? Ada apa sih? Apa ada hubungannya sama Genta?" lagi-lagi Fandy menyebut nama itu!

"Eh..... Fan.... Nggak kok. Gue Cuma lagi bingung gelang ijo gue itu kemana ya" ujar Shakira ngeles.

"Hah? Gelang yang suka lo pake itu? Bukannya tiap hari lo pake kemana-mana sampe mandi pun lo ga lepas" kata Fandy sambil tertawa.

Shakira cemberut. Memang bagi orang lain, gelang itu terlihat gelang biasa. Namun baginya, gelang itu punya arti yang besar. Karena gelang itu pemberian dari Kakaknya yang sedang berkuliah di Jerman.

Persahabatan KitaWhere stories live. Discover now