Suara sirine ambulance membelah jalanan kota Seoul. Membawa dua orang namja didalamnya.
Jeon Jungkook, tak henti-hentinya merapalkan doa untuk seorang namja yang kini tengah berbaring dihadapannya.
Tadi, setelah ambulance datang dan membawa tubuh Yoongi masuk kedalamnya, Jungkook memaksa ikut dengan beralasan kalau dia adalah keluarga dari korban.
"Hiks hyungnim bertahan ne, kookie tau hiks hyungnim orang yang kuat."
Darah terus saja keluar dari kepala Yoongi, bahkan masker oksigen juga sudah dipasang. Jungkook berharap kalau semua ini hanya mimpi. Ia kalut melihat keadaan Yoongi sekarang.
Tak membutuhkan waktu lama ambulance telah tiba tepat didepan Seoul Hospytal City.
Seorang dokter dengan beberapa perawat disamping nya telah membawa Yoongi masuk kedalam ruang operasi.
"Anda tunggu disini dulu, biarkan kami yang menangani pasien."
Ucap seorang perawat yang berusaha menghentikan langkah Jungkook tepat didepan pintu ruang operasi.
"Selamatkan hyung ku.. Hiks.."
Kaki Jungkook lemas, tubuhnya merosot pada dinding yang berada di depan ruang operasi. Ia takut terjadi apa-apa pada Yoongi. Jungkook memang tak memiliki saudara, tapi Jungkook takut kehilangan Yoongi.
"Hiks hyungnim jangan pergi.. Hyungnim hiks belum berkenalan dengan kookie.."
Isakan demi isakan keluar dari mulut Jungkook. Anak itu kini tengah menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan. Berharap semoga dokter cepat keluar dan membawa kabar baik untuk nya.
***
"Sa Rang-yaa, kau belum tidur?"
Sa Rang menoleh.
"Oppa kenapa kau baru pulang?""Sebenarnya aku sudah pulang dari tadi. Hanya saja sebelum masuk kesini aku mampir keruang kerja ku sebentar untuk menaruh berkas-berkas penting yang belum bisa kuselesaikan dikantor."
Ucap Ji Sung dengan senyum lembut nya.Sa Rang beranjak dari duduk nya. Berjalan mendekat pada Ji Sung dan mengambil tas yang dibawa oleh sang suami.
"Oh begitu, kau sudah makan?"
Ji Sung mengangguk pelan.
"Sudah, tadi sebelum pulang aku sempat meeting bersama klien disebuah cafe."Tas yang sebelumnya ada ditangan Ji Sung kini telah berpindah tempat karena Sa Rang meletakkannya pada sebuah meja kecil tepat disamping meja rias.
"Tadi Yoongi masuk kesini."
Wanita itu membalikan badan menghadap Ji Sung yang sedari tadi masih berdiri di ambang pintu."Yoongi?"
Ji Sung berjalan masuk dan duduk disisi ranjang."Iya. Anak itu tadi bilang kalau dia menyayangi ku dan juga Taehyung. Dia juga menyuruhku untuk bilang kalau dia menyayangimu."
Sa Rang berjalan mendekat dan duduk tepat disamping Ji Sung.
"Oppa.. Anak mu itu sangat menyayangi kita. Kurasa dia sudah semakin dewasa."
Ucap Sa Rang tak lupa dengan senyum yang mengembang di pipi nya.
Ji Sung mencoba untuk mengalihkan pembicaraan. Ia tak mau membahas tentang Yoongi sekarang.
"Sa Rang-yaa.. Siapkan bajuku aku mau mandi.""Baiklah oppa.."
***
Seorang pria paruh baya tengah melangkah tergesa-gesa di penjuru lorong rumah sakit.
Jeon Jung Suk, semakin memacu langkahnya ketika ia melihat siluet seseorang yang ia kenali tengah duduk meringkuk didepan ruang operasi.
Jung Suk berjongkok. Menyamakan tingginya dengan sang anak.
"Jungkook.."
Jungkook mendongak. Seseorang yang ia nanti-natikan kedatangan nya kini tengah hadir dihadapannya.
*Flasback on
Jungkook bingung. Rasanya ia ingin menangis sekarang. Bagaimana bisa seseorang yang baru saja berbincang dengannya kini tengah tergeletak tak berdaya ditengah jalan.
"Aku hiks harus bagaimana ini.."
Drrtt.. Drrrt..
Tangan Jungkook merogoh saku celananya. Ponsel nya bergetar.
"Yeobboseo.."
"Kookie dimana?"
Suara berat terdengar dari seberang telfon."Appaa.. Hiks" Jungkook menangis. Ia kalut.
"Hei, kau kenapa?"
"Ba-bagaimana hiks iniii.."
"Coba katakan dengan baik. Appa tak mengerti." Dari nada bicara Jung Suk Jungkook tau kalau appa nya tengah berusaha bersikap setenang mungkin.
"Appa... Hiks.. Aku hampir saja mengalami hiks kecelakaan.."
"MWO?! Bagaimana bisa?"
"Aku tidak apa-apa. Tapi orang hiks yang menyelamatkanku terluka parah appa.. Bagaimana iniiii hiks.."
Jungkook nyaris meraung, sebelum sebuah suara mampu membuatnya menjadi lebih tenang."Kookie.. Hei.. Dengarkan appa.. Patikan orang disekitarmu sudah memanggil ambulance, setelah itu ikutlah kerumah sakit. Appa akan menyusulmu disana."
"Appa hiks berjanji?"
"Promise.."
Jungkook mengangguk paham.
"Arasseo.."*Flashback off
"Appa.. Hiks.."
Jungkook memeluk Jung Suk. Menyalurkan rasa takutnya pada sang appa.
"Tenanglah kookie.. uljima, appa disini.."
Jungkook semakin menenggelamkan kepalanya kedalam dada bidang Jung Suk.
"Appa.. Kookie hiks takuuuttt.."
Jung Suk melepaskan pelukannya. Tanganya menangkup lembut pipi Jungkook.
"Jungkook dengarkan appa. Semua akan baik-baik saja. Uljima, kau seorang namja. Sekarang berdiri ne, kita duduk diatas."
Dengan isakan disela-sela tangisannya, akhir nya Jungkook berdiri. Menurut pada sang appa untuk duduk dikursi tunggu.
Selang beberapa jam lampu ruang operasi akhirnya mati.
Cklek
Pintu ruang operasi terbuka. Menampakkan sosok pria paruh baya lengkap dengan baju operasi nya.
Jung Suk berdiri, diikuti Jungkook setelahnya.
"Uisa, bagaimana keadaan pasien didalam?"
"Kalian keluarga nya?"
"Nde, kami keluarga nya."
Bohong Jung Suk spontan."Jadi begini Tuan, operasi yang kami lakukan berjalan dengan lancar. Namun pasien tengah berada pada kondisi kritis. Pasien akan dibawa ke ruang ICU. Jika kondisi pasien mengalami perkembangan, mungkin untuk 1-5 hari kedepan pasien bisa dipindah ke ruang rawat biasa."
Perasaan lega dan khawatir kini tengah bergelut dihati Jungkook. Lega karna operasi Yoongi berjalan dengan lancar. Dan khawatir karna Yoongi sekarang berada pada kondisi kritis.
"Terimakasih uisa."
Ucap Jung Suk sopan.Uisa yang menangani Yoongi tersenyum. "Ini sudah menjadi kewajiban kami Tuan."
TBC..
Jangan lupa vote ne^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
JEBAL [myg]
Fanfic[COMPLETE] Kisah ini tentang Min Yoongi yang harus rela berpisah dengan keluarganya demi mewujudkan harapan kecil yang ia miliki. Min Yoongi, putra sulung dari sebuah keluarga yang sangat berada. Akankah ia mampu mewujudkan harapan kecilnya? Akankah...