Part 3 : Mulai Bersemi

451 40 33
                                    

Halooo ~
Lama tak jumpa ^.^
Author masih sibuk ama skripshiit aaa 😭
Bosen pushing-pushing ama skripsi melulu. Sesekali lanjut laa hehe 😏

Yak bakalan slow update tapi ku usahakan ide jalan terus UwU. Ada yang mau jadi beta reader ku? Ku butuh bantuan dan saran sebenernya. Part 4 belom ku tulis sama sekali. Masih ngambang di pikiran www.

Oh ya disini aku add tokoh oc ya. Dia tokoh karangan yang ga ada di cerita aslinya hanya buat mendukung cerita. Dan aku bahkan mengarang nama yang ga jelas apa artinya 😂

Anyway, part 3 udah up. Silakan dinikmati ~ ~

__________________________________

Langit tampak berawan gelap pekat. Air perlahan menetes membasahi bumi. Suasana ramai Qinghe perlahan menghilang bersama deras nya air hujan. Namun tidak dengan Kelas Ketahanan Fisik yang dibimbing langsung oleh Ketua Sekte Qinghe Nie, Nie Mingjue. Jika pada umumnya kelas biasa dilakukan dalam ruangan, Kelas ini dilakukan outdoor dan yak.. bahkan saat hujan pun tetap ada kelas. Kelas kali ini dilakukan di lapangan utama sekte Qinghe Nie. Lapangan yang cukup luas bahkan bisa dipakai untuk arena perburuan dan memanah, juga arena berkuda.

"Kelas kali ini ku perintah kan kalian untuk mengelilingi lapangan ini 10x dengan menarik ini."

Nie Mingjue berkata sambil menunjuk pada tumpukan ban yang besar dan tebal. Murid-murid dari sekte lain merasa lega, mereka kira bakal menarik sesuatu yang sangat berat ternyata cuma ban saja. Mereka pun mulai mendekati ban yang telah disambung dengan tali dan mencoba menariknya. Mereka kaget! Ban itu sangat berat! Melihat reaksi para murid yang terkaget-kaget tersebut, Mingjue langsung memasang ekspresi meremehkan dengan senyum sinis nya,

"Kalian kira aku menyuruh kalian menarik ban dengan percuma? Ban itu bukan sembarang ban. Ku sengaja membuatnya terlihat seperti ban biasa, namun ban itu sebenarnya terbuat dari besi kebanggan Qinghe. Kalian disini dikirim untuk berlatih ketahanan fisik, bukan untuk bersenang-senang. Ingat itu!"

Nie Huaishang, adik Mingjue langsung merinding mendengar perkataan kakaknya itu. Bulu kuduknya berdiri begitu melihat tatapan mata sang kakak yang terlihat sinis dan kejam. Wei Wuxian dan Jiang Cheng yang berada disisi Huaishang langsung meneguk ludah mereka seakan tau siapa yang dimaksud sang kakak sekaligus pembimbing mereka.

"sepertinya kita-kita yang dimaksud sama abang mu" ucap Wei Wuxian dengan wajah tersenyum pahit.
Dimulai lah latihan keras mereka bersama murid-murid sekte lainnya, di lapangan basah terguyur hujan sembari menarik ban besi yang berat, mengelilingi lapangan 10x. Selama melakukannya pun para murid mengeluh-kesah dan mencibir perlakuan Nie Mingjue. Mereka masih belom terbiasa dan dibiasakan dengan hal-hal berat seperti ini. Mingjue yang mendengarnya hanya terdiam seolah menganggap ucapan mereka sebagai angin lalu. Dia tersenyum sinis, melihat adiknya terengah-engah menarik ban besi yang besar itu. Berharap ada perkembangan pada adiknya itu. Lalu membalikkan badan, melangkah menjauhi lapangan, masuk ke dalam kediamannya.

Suara ngosh-ngoshan terdengar diantara kumpulan murid-murid sekte yang berkumpul meneduh setelah mengitari lapangan becek dengan menarik benda yang berat. Ntah sudah berapa lama mereka di lapangan, diguyur hujan deras sambil menarik ban berat.

"Ada yang bisa 10 putaran!"

sorak salah satu murid. Semua langsung melirik pada murid-murid sekte Gusu Lan dan sekte Yunmeng Jiang. Yang bisa menyelesaikan 10 putaran dengan cepat cumalah Lan Wangji dan Lan Xichen. Kemudian disusul dengan Wei Wuxian dan Jiang Cheng namun jarak waktu mereka dengan Duo Jade Lan sangat lah jauh. Merasa tersaingi dan gagal, Jin Zixuan kemudian marah, menghentakkan kakinya kemudian pergi menjauh dari kerumunan. Huaishang mendekat dengan lelah nya, dia berjalan dengan lemah dan lesu sambil ngos-ngosan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Let Me Inside Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang