Uncle And My Babysister

14K 889 74
                                    

"Ayolah Sasuke ini sangat penting bagi kelangsungan perusahaan." Entah sudah berapa kali dan berapa lama pria itu memohon namun tak dipedulikan oleh pria tampan yang masih dengan santai mengunyah sarapan paginya.

"Kubilang tidak." Pria yang dipanggil Sasuke itu menelan kunyahan sarapannya dan menenggak habis segelas susu hambar yang bersanding disisi piringnya yang sudah kosong.

"Hanya dua minggu Sasuke." Pria berambut panjang dikuncir itu tak berhenti memohon.

"Bilang saja kalian ingin menghabiskan honeymoon kedua tanpa diganggu Hiroshi." Pria itu menatap datar pada pria yang duduk dihadapannya.

"A- apa maksudmu? Aku disana mengurus perusahaan cabang dan Izumi harus ikut denganku karena kau tahu sendiri aku tak bisa tidur tanpa istriku." Elaknya.

"Jangan membodohiku Kak. Aku bukan lagi adik kecilmu yang bisa kau bodohi." Pria tampan berambut emo itu bangkit dan berdiri dari duduknya.

"Ayolah Sasuke.... Hiroshi masih kecil dan meski ia sudah boleh naik pesawat tapi aku khawatir. Kau tega jika terjadi sesuatu dengan keponakanmu?"

"Kalau begitu kalian tak usah pergi." Ucap Sasuke sambil mengedikkan bahu.

"Kau siap jika perusahaan cabang kita disana bangkrut? Kau tak tahu begaimana almarhum ayah berjuang mendirikan perusahaan disana?" Dan bla..... bla.. bla. Pria yang dipanggil Kakak oleh si bungsu Uchiha itu tak berhenti bicara.

"Bisakah kau diam Kak Itachi?" Sasuke mulai jengkel dengan kakaknya yang tak berhenti bicara,  mengungkit kembali bagaimana jerih payah sang ayah dulu.

"Kalau begitu kau harus setuju." Itachi menggebrak meja dan menatap Sasuke penuh harap.

"Bagaimana bisa kau tega meninggalkan anakmu selama dua minggu hanya untuk kepuasanmu?" Sasuke bersidekap dada memandang sang Kakak yang kembali duduk.

"Sudah kubilang ini juga untuk kepentingan perusahaan. Kau tenang saja kau tidak perlu mengurus Hiroshi, aku sudah menyewa pengasuh bayi. Tapi mereka akan tinggal diapartemenmu selama aku dan Izumi pergi." Itachi menjelaskan.

"Kenapa seperti itu?" Sasuke menaikkan alis tak mengerti maksud sang kakak.

"Ayolah Sasuke, kau tahu sendiri aku tak punya ART. Aku tak bisa meninggalkan anakku dan pengasuhnya sendiri dirumah."

"Kalau begitu cari ART." Ucap Sasuke enteng.

"Bagaimana bisa aku mendapat ART secepat itu. Aku harus pergi besok. Dan terserah kau setuju atau tidak, mulai besok anakku dan pengasuhnya akan tinggal disini sampai aku kembali." Itachi berdiri dan meninggalkan dapur apartemen Sasuke tanpa menoleh. Ia sudah lelah berdebat dengan adik satu-satunya itu.

"Terserah." Sasuke membereskan piring dan gelas bekasnya. Mencucinya kemudian bersiap kekantor.

Ia selalu menuruti keinginan sang kakak saat kakaknya meminta bantuannya. Apapun asal ia mampu akan ia lakukan. Tapi tidak untuk kali ini. Bagaimana bisa sang kakak menyuruhnya menjaga bayi? Meski keponakan sendiri tapi tetap saja Hiroshi itu masih bayi. Mungkin jika keponakannya itu sudah berusia lima atau enam tahun ia bersedia, tapi disini Hiroshi masih berusia 6bulan bahkan belum genap. Usia yang sebenarnya sah-sah saja jika naik pesawat, namun hanya alasan Itachi saja agar ia bisa pergi hanya berdua dengan sang istri.
Benar-benar ayah tak tahu diri.

......

Waktu masih sangat pagi saat bel apartemen Sasuke berbunyi. Bukan hanya suara bel,melainkan suara gedoran pintu yang membuat pria itu segera bangkit dari tempat tidur.

"Kau gila?" Ucap Sasuke saat membuka pintu bercat putih itu.

"Dasar adik kurang ajar. Berani sekali kau bicara seperti itu pada kakakmu?" Itachi pura-pura marah.

Uncle And My BabysisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang