Trapped

1.5K 178 22
                                    

Ini setiap awal cerita (gak musti setiap chapter) aku kasih potongan potongan gimana kisah Sehun sama Luhan dulu, biar ada gambaran tentang perbedaan Luhan masa kerjaan sama Luhan masa kini.

Bagian itu gak saya kasih format italic, karena pasti cukup panjang dan untuk mempernyaman membaca saya buat terpisah di awal aja... Okayyy... Nanti jangan bingung kalo di awal-awal ada bagian itu....

Oke, selamat membaca😘😘😘











Sehun menatap jengah sosok wanita yang berdiri di hadapannya. Dia menatap Sehun menuntut dengan satu koper kecil di tangan perempuan itu.

"Oppa! Kenapa tidak bilang jika Oppa akan mengadakan perjalanan bisnis!"

Sehun menghela nafas, kenapa dia ada di sini?! Sehun sudah akan bersenang-senang untuk beberapa hari ini, kenapa satu mahluk ini harus mengikutinya.

"Bukan urusanmu."

"Jelas ini urusanku! Aku istri Oppa dan aku yang akan mendampingi Oppa di sana!"

"Tidak! Aku tidak butuh pendamping seperti dirimu."

Sehun lantas pergi dan menyeret koper miliknya. Luhan yang ditinggalkan begitu saja jelas tidak terima. Luhan berlari mengejar Sehun, koper pink cerah dengan aksen berlian sengaja Luhan tabrakan dengan keras pada koper milik Sehun.

Genggaman tangan itu terlepas, dan dua koper saling berjatuhan.

Sehun menatap Luhan tajam dengan emosi yang bercokol dalam hatinya, rahangnya mengeras serta giginya bergemeletuk. Luhan tidak peduli dia malah mengangkat tangannya di depan dada dan menatap Sehun dengan senyum lebarnya cenderung konyol.

"Oppa! Aku tidak mau tahu, aku harus ikut!"

Luhan lalu memamerkan satu lembar tiket kepada Sehun.

"Lihat! Aku sudah memesan penerbangan bahkan tepat di samping kursi Oppa! Jadi Oppa tidak bisa mengelak!"

"Enyah dari sini." Suara Sehun terdengar begitu berat. Luapan emosi menyumbat jalur udara.

"Aku tidak mau! Untuk apa aku pergi, aku memiliki hak untuk menaiki pesawat. Lagipula tiket ini milikku bukan milik Oppa."

Sehun benar-benar ingin marah kali ini, namun belum sempat emosinya meledak seseorang menepuk bahu Sehun.

Sehun menoleh dan. Dlihat satu sosok wanita dengan setelan formalnya yang feminim, simpel namun elegant.

"Oh Sehun-ssi, bukankah kita janji bertemu satu jam yang lalu? Kemana saja, aku hampir tidak melakukan check-in karena menunggu."

Sehun tersenyum simpul. "Maafkan aku, ada beberapa hal yang harus aku urus."

Luhan memicingkan matanya tajam.

"Oppa! Siapa dia?!"

"Bukan urusanmu."

"Tapi Oppa! Kau melarangku ikut sedangkan kau mengajak perempuan ini?!"

"Ini bukan urusanmu!" Desis Sehun tajam.

"Tereserah ku! Aku akan tetap ikut, tiket ini adalah penentu boleh tidaknya aku pergi."

Sehun dengan cepat merampas satu lembar tiket penerbangan di tangan Luhan. Menyobeknya lalu membuangnya.

"Masalah selesai." Ucap Sehun tenang. "Dengar, membawa dirimu adalah beban bagiku. Aku tidak peduli seberapa besar nama orang tuamu dulu, kau hadir di sisiku hanya membuatku malu di depan para kokegaku. Ini adalah dunia dewasa, maka harus di isi dengan orang dewasa pula."

Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang