Jangan lupa vote and comment oke🙃🙃🙃
Tekan bintang dulu seblum baca sebagai bentuk apresiasi kita bagi penulis lain....Happy reading 😘
Wu Yifan, atau biasa dipanggil Kris, sosok itu hanya diam memperhatikan satu wanita yang terbaring di ranjang pesakitan.
Tangannya terulur menyentuh satu paras yang begitu dia kagumi.
"My Queen." Bisik Yifan.
Mengusap wajah itu penuh hasrat. Tubuhnya memanas, merasakan sensasi hangat dan halus secara bersamaan.
Sosok ini adalah sosok yang begitu Yifan gilai. Hampir hadir di setiap malam, di saat Yifan memejamkan mata. Kulit putih, rambut coklat terang dan mata biru sejernih riak samudera. Selalu menghantui Kris dalam setiap malamnya. Keindahan, keanggunan serta kekuatan.
Begitu nyata dan begitu ingin Yifan temui.wsku pada akhirnya sosok dalam mimpi itu harus mati di tangannya, tetapi Yifan ingin dan selalu mencari-cari sosok yang menyambangi mimpi hampir di setiap ia memejamkan mata.
.
.
.
Luhan mengerjapkan matanya pelan, rasa pening menghinggapi kepalanya. Suhu panas dalam tubuhnya menguar pelan membuat matanya panas dan berair.
Luhan ingat, dia menunggu Sehun lantas berjalan dalam guyuran hujan, seseorang sempat menghampiri Luhan namun Luhan tidak ingat setelahnya.
"Akh.. " Meringis pelan, saat akan bangkit namun kepalanya terasa sangat berat seperti ditumpuk bersak-sak semen dengan tiba-tiba.
"Berhati-hatilah."
Luhan menoleh, melihat seseorang yang datang dan memegang tangannya, membantu Luhan untuk kembali berbaring lantas membenarkan letak selimutnya.
"Aku Wu Yifan."
Ingatan Luhan melayang pada sosok tinggi yang membawakan payung serta mantel untuknya.
Luhan segera menyentak tangan itu, lantas memalingkan pandangannya. Luhan takut, takut bila pria itu macam-macam kepadanya.
"Tenanglah Nona, aku tidak akan berbuat macam-macam."
Dia bersuara begitu tenang dan jernih, frekuensi itu perlahan-lahan membuat Luhan tenang dan mau menoleh memfokuskan atensinya.
"Aku hanya tidak tega melihat seorang wanita berjalan di tengah malam di bawah guyuran hujan. Aku hanya ingin menolong, jangan khawatir."
Luhan mengangguk cepat lantas pura-pura ingin memejamkan mata kembali.
Lelaki itu terkekeh.
"Tidak perlu takut." Kekehnya. "Aku hanya ingin membantu, tidak lebih."
Luhan hanya melirik pelan dari balik selimut yang ia naikan sampai wajah.
"Istirahatlah, setelah cairan infus ini habis aku akan mengantarmu pulang."
Luhan mengangguk kecil, dia melihat sosok lelaki itu perlahan berjalan menjauhi dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen
FanfictionBagaimana bila kau hidup bukan pada semestinya tempatmu berada. Bersandiwara sebagai orang lain dan hidup bukan pada semestinya yang kau jalani. Takdir memang seperti itu, membolak dan membalik. Messing summary. It's just a fict, A FICT! and it's HU...