Seesoknya, sekolah masih sepi dan hanya ada beberapa siswa dan siswi saja, ku telusuri koridor-koridor sekolah dan sesampainya di kelas, sial karna saya yang datang tercepat memaksa ku untuk menunggu temanku yang membawa kunci kelas. Beberapa saat kemudian pada saat sesudah apel ku mencarinya namun ku tidak menemukannya, ku bertanya dengan teman kelasnya ternyata dia telah terbaring di UKS, dengan perasaan kasihan ku kembali ke kelas. Sepulang sekolah aku baru menemuinya di dalam kelas ekskul EFC ku melihatnya berdebat dengan temannya dalam latihannya setiap hari, pada saat dia telah selesai memperdebatkan sesuatu dengan temannya itu dia menghampiriku, ku lihat raut wajahnya yang melemas karna lelah membuatku memintakan izin untuk membuatnya pulang cepat, di jalan pulang dia memarahi ku sifat keras kepalnya pun telah muncul dengan agak rishi ku hiraukan setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya,
Keesokan harinya dia membawakan ku sebuah undangan untuk menghadiri sebuah pidatonya tentang prestasi, pada saat tiba waktunya ku mendengarkannya dengan seksama namun entah apa yang membuatku kagum atas wanita itu kata-kata yang terucap dari mulutnya sangat mudah untuk ku cerna dan di akhir pidatonya ia mengatakan
“ Jangan pernah takut mencoba sesuatu meskipun itu mungkin susah dan nilai kegagalannya besar, karna dari situ kita bisa mengetahui kesalahan kita dan mencoba mengubah dan memperbaiki kesalahan itu “
Semua yang di katakan olehnya memberikan ku sebuah dorongan yang dahsyat untuk jangan takut mencoba dan jangan takut untuk gagal karna pada saat kita mengetahui kesalahan kita, kita dapat mencoba mengubahnya, perasaan berapi-api ini mebulatkan tekad ku untuk terus berusaha atas apa yang akan ku raih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemberi Inspirasi
Teen FictionCerpen ini berasal dan terinpirasi dari hasil wawancara atas ketekunan dan usaha Siswi SMA Negeri 1 (SSN) Maros kelas X IIS 1 Bernama Mar'ahtus Sholihah Sebagian cerita pada cerpen dia atas hanyalah fiksi namun semua prestasi, tokoh maupun latar ada...