terlalu baik - Park Jimin

75 5 5
                                    

"Tidak usah jim, sudah yahh aku lelah" ucapku pelan sambil menariknya keluar dari pagar rumahku.

Park Jimin.

Orang yang sudah berjam-jam berlutu di depan rumahku.

Flashback

Pukul lima sore aku baru saja keluar dari ruangan seni. Karena sekarang hari kamis, jadi sekarang jadwalku untuk membersihkan ruangan seni., yup, aku ikut kelas seni sejak kelas 10 sampai kelas 11.

Setelah memasukkan sebagian barang-barangku di loker, aku mendengar ada sedikit keributan.

"Sudahlah bukan urusanku"

Baru saja beberapa langkah ingin pergi tiba2 aku mendengar namaku disebut

"(Y/n) sudah pulang sejak tadi Jim"

Aku? Jim? Jimin?

Perlahan aku memutar badan dan berjalan ke arah 2 orang yang menyebut namaku tadi. Ternyata seulgi dan Jimin.

"Lagipula, untuk apa kau menjemputnya? Care sekali"

"Dia pacarku seul, kenapa?"

Ada apasih ini?

"Pacar? Haha bodoh"

"Sudahlah, buang-buang waktu saja aku bicara denganmu, dia pasti masih ada di ruang seni" Jimin mulai memutar badannya dan berbalik ke arah ruang seni.

Tapi belum sempat jimin berjalan,seulgi menahannya " YA! Jim, itu cuman Dare, kenapa kau bertingkah seolah-olah kau benar2 menyukainya"

Apa? Dare? Apa maksudnya?

Jimin kembali berbalik arah menghadap seulgi "bukan urusanmu"

Jimin yang tadinya ingin berjalan ke arah ruang seni tiba-tiba kembali berhenti ketika melihat seseorang berdiri di depannya sedang menunduk

"(Y/n)?" Lirih Jimin

(Y/n) terdiam, dia masih mencerna kata-kata yang tadi

Jimin perlahan mendekati (y/n) "hey,kau sejak kapan ada di sini?"

(Y/n) mendongak "hah? Oh i-itu...maaf mengganggu, aku pulang duluan yah" ucap (y/n) gelagapan.

Ketika (y/n) ingin beranjak, tiba2 Jimin menarik tangannya " kau mendengarnya?" Tanya jimin

(Y/n) terdiam "aku tanya, kau mendengarnya?" Tanya Jimin lagi. jujur saja, Jimin khawatir sekarang.

"Kalau iya, apa yang akan kau lakukan?" Jawab (y/n) sambil masih terus menunduk "aku ingin pulang sekarang Jim, sudah yah aku lelah sekali hari ini" lanjutnya lalu berlalu dengan cepat menghindari Jimin.

Flashback end

Setelah kejadian tadi, Jimin datang ke rumah (Y/n) untuk meminta maaf, (y/n) sebenarnya sangat sakit hati mendengarnya, tapi ia juga bingung dengan Jimin

"Bukankah ini hanya Dare? Kenapa seniat ini untuk meminta maaf?"

(Y/n)? Gadis yang sekarang menduduki kelas 11 SMA, gadis dengan tingkat kepolosan yang diatas rata-rata, sikap lemah lembut akut, dan peramah yang luar biasa dan membuatnya menjadi target tepat untuk sekelompok berandalan sekolah untuk menjadikannya bahan taruhan dalam sebuah permainan konyol.

Park Jimin, berandalan yang bernasib sial mendapatkan dare untuk memacari adik tingkatnya yang memiliki kepolosan diatas rata-rata tersebut. Dan lebih sialnya, dia terjebak dengan permainannya sendiri. Setalah hampir satu bulan menjalaninya dia benar-benar menyukai gadis itu sekarang.

(Y/n) yang sedang menatap jimin dari dalam jendelah rumah sebenarnya kasihan dengan kondisi Jimin di luar yang sedang berlutut menunggu (y/n)keluar untuk mendengarkan penjelasannya.

Untung bukan musim hujan

Sakit hati?, sedih?, kecewa? Tentu saja. Marah? Entah lah. 

"Keluarlah, kasihan dia" (Y/n) yang sedang mengamati Jimin dari dalam terkejut dengan kedatangan ibunya yang tiba-tiba.

"Aku takut bu" lirih (y/n)

"Ibu tau kau kecewa, tapi apa kau tega membiarkannya dia berlutut seperti itu terus? Setidaknya suruh dia pulang sayang" bujuk ibu  (y/n)

....

"Pulang yah Jim, sudah jam sepuluh malam" ucap (y/n) pelan pada Jimin.

Jimin bingung, hati gadis ini terbuat dari apa? Kenapa dia masih saja berkata halus pada Jimin disaat gadis lain pasti akan memaki ataupun mulai sinis ketika tahu dirinya dipermainkan seperti ini.

"(Y/n) maafkan aku , aku benar- benar minta maaf, aku...."

"Sudah jim, itu sudah terjadi kan. Aku juga sekarang tidak tau ingin melakukan apa, pulang yah"

"Bagaimana dengan kita?"

"Bagaimana apanya? Aku tidak tau jim" (y/n) yang tadi menunduk sekarang mendongak menatap jimin "terserah padamu saja"

"Maafkan aku (y/n) kumohon"

"Karena ini dare kau bisa tetap menjalankannya, tapi aku tidak ingin bertemu denganmu dulu"

"Tidak" Jimin langsung menggenggam tangan (y/n) "aku tau ini dulu dare, tapi aku bersumpah, aku benar-benar menyukaimu sekarang (y/n) aku tidak bisa tidak bertemu denganmu, tolong lupakan darenya"

"Tidak semudah itu jimin"

"Apapun aku akan lakukan asal kau memaafkanku (y/n)"

(Y/n) menunduk "apapun itu, ak-aku masih belum bisa memaafkanmu Jim, pulang yah kau sudah berjam-jam di sini, kau pasti lelah"

"Kenapa kau masih mengkhawatirkanku, aku tidak masalah berdiam di sini bahkan sampai pagi, asalkan kah mau memaafkanku"

"Harusnya kau memakiku (y/n), atau tampar saja aku agar kau bisa memaafkanku"

"Hah? Itu... tidak mungkin aku menyakiti orang lain"

"Tapi aku menyakitimu (y/n), aku benar-benar akan melakukan apapun agar kau memaafkanku"

"Tidak usah jim, sudah yahh pulang saja, aku lelah" ucapku pelan sambil menariknya keluar dari pagar rumahku.

"(Y/n)"

(Y/n) menghela nafas pelan, ia benar-benar tidak bisa memaki orang lain "Jimin-ah, aku benar-benar tidak tau tau sekarang, aku hanya ingin jangan muncul didepanku dulu, jangan berbicara kepadaku. sekarang aku mohon padamu untuk pulang, atau aku benar-benar sudah tidak ingin bertemu denganmu lagi"

Mata jimin seketika membulat "baiklah, aku pulang sekarang, tapi aku mohon, jangan menghindariku"

Tanpa menghiraukan ucapan jimin, (y/n) langsung menutup pintu gerbang...

"selamat malam Park Jimin, hati-hati" ucapnya lalu berjalan masuk ke dalam rumah sambil diam2 menyeka air matanya.

tbc





















================
SAMLEKUM

LANJUT?



















Imagine With BTS [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang