Naik Kelas

4 1 0
                                    

(Dengan berbagai timbangan yang dipikirkan oleh penulis... latar belakang siswanya diubah menjadi SMA... mohon maaf atas kelabilan penulis hehe~)

Tuh orang kemana ya... Lili itu namanya yang sebenarnya? lagian serbetnya kenapa ditinggal pula? terpaksa akupun harus mencarinya di tiap kelas.

Besoknya, aku ngerush ke tiap tiap kelas demi mencari seseorang yang bernama 'Lili' untuk mengembalikan serbetnya.

"Eh... kamu tau siapa Lili? ini barangnya dia mau kukembalikan" kataku kepada seluruh penguni tiap kelas.

"Li.. lili? siapa? kenalanmu?"

"Lili? nda ada disini namanya Lili"

"ha? Siapa lagi itu? halu ah kamu.. lagian kamu ini siapa?"

"Lili? aku adanya loli, mau ga?"
"idih" jawabku

Seharian aku habiskan cuma untuk mencari dia, duh gimana ini? barangnya dia pula...

sehingga kuputuskan saja ini serbet kusimpan siapa tau di kelas sebelas nanti, aku bisa ketemu dia lagi. sukur sukur kalau sekelas. tapi yang mengherankan, kenapa Lili tidak dikenal? apakah dia punya nama lain yang biasa dipanggil teman temannya?

Hari itu kuakhiri dengan mengembalikan pinjaman buku ku, syukurlah buku ku lengkap semua sehingga tidak ada yang harus kuganti dan akupun dapat kartu bebas perpustakaan. namun, aku mendapat edaran..

"Ujian.... Tulis, Psikotes, oh iya sebentar lagi penjurusan antara IPA dan IPS... target ku apa ya?" kataku bergumam.

"Ujian dimulai besok ketika... HAH!! CLASSMEETING??!?? SERIUS INI SEKOLAH?"

Akupun terkaget dengan surat edaran itu, ga nyangka waktu classmeeting pun dijadikan sebagai ujian penjurusan ini.

Pulang kerumah saya langsung pergi ke tempat tidur, mengambil hape dan mendengar lagu kesukaanku akupun terhanyut dalam lagu ini dan mulai bernyanyi

"Disini aku masih sendiri
Merenungi hari hari sepi
aku tanpa mu~ masih tanpamu

Bila esok hari datang lagi
Kucoba tuk hadapi semua ini
Meski tanpamu hoo~ Meski tanpamu

Bila aku dapat bintang yang berpijar
Mentari yang tenang bersamaku disini
Kudapat tertawa menangis merenung
ditempat ini aku bertahan~

Sua--- " *tplak

suara pentalan bantal tepat kearah muka ku dari arah yang tak kulihat.

"Woe! kalau nyanyi pelan pelan.. kedengaran sampai sebelah!!!" kata kakak ku yang tiba tiba datang.

"Ya.. yaa ga bisa kah orang lagi senang senang ini, konser nda liat kah penontonku banyak?" kataku nyolot.

"Halah, diem lu ganggu tugas kuliah aja lagian jomblo ya jomblo" jawab kakak ku.

"Lah ngaca napa klo situ juga jomblo, kerja nawari powerbank, tapi ga nawari cinta, gimana ga dapat pasangan coba" kataku nyolot lagi.

"Dasar kamu yaaa" kakak ku langsung keluar sebentar dan tiba tiba kembali lagi "Makan nih! nyolot aja terus" sambil ngelempari bantal.

*tplakk

kakak ku melempar bantal tersebut mendarat pas di muka ku.

"Eh.. kamu udah mau penjurusan ga?".

"Oh iya, besok sudah mau ujiannya" kataku menjawab.

"Kamu harus punya target, setidaknya lo ya... dapati jurusan IPA".

"Ah iya iya Kakak Rahma, yang baik hati tidak sombong serta rajin menabung" kataku sambil memuji.

"Gitu dong, dah diam kamu klo mau nyanyi diluar aja".

kakak ku langsung menyuruhku mengambil bantal lemparannya dan pergi dari kamarku. tiba tiba menyaranin aku masuk ke jurusan IPA...  GUE KAN GA BISA NGITUNG..

*Beberapa Bulan kemudian*

Hari ini adalah semester baru dimana aku sudah resmi jadi murid kelas sebelas, sambil memegang hasil tes ku, aku memperhatikan papan pengumuman.. sambil menggerutu namaku sendiri...

"Ra.. ra.. ra. RAAAAA??? KOSONG DUA KOSONG DUALIMA???" kataku sambil berteriak.

ga ga ga ini ga mungkin, hasil tes ku menunjukkan hal sebaliknya, tunggu ini serius aku ga dalam mimpi kan?

akupun dengan keras menampar diriku sendiri dan mencoba mencubit diriku "Aaaa".

Kok aku merasa sakit yak? ini bukan mimpi kan ya? habis makan apa aku cok gue masuk kelas IPA!!! Siall kata kakak gue manjur banget, curiga aku dia ritual didalam kamarnya.

Akupun langsung mencari kelasku. melihat daftar absen di kelas XI IPA 2, aku melihat namaku disitu, oke aku masuk ke kelas itu.

Jam menunjukkan pukul 8.45 dan kelas masih sepi, dan akupun langsung mengambil tempat paling pojok dekat jendela. sistem tempat duduk kelas ini agak berbeda dari kelas satu, dulu tempat duduknya terpisah pisah dan sekarang tergabung. berarti aku akan punya teman sebangku? ah yaudah bodo amat yang penting duduk.

*Teng teng teng* terdengar bel tertanda siswa berkumpul di lapangan upacara. akupun langsung kesana dan berbaris sesuai dengan kelasku. terlihat ada adik adik kelas yang masih pakai seragam putih biru, mengingatkanku akan masa masa kelas sepuluh kemaren, ciee udah kelas sebelas aja nih diriku XD.

Selepas upacara bendera, siswa siswi langsung kembali ke kelas, akupun juga demikian. ketika aku masuk kekelas, seseorang menempati tempat duduk ku. akupun mendekat dan yang duduk di tempat duduk ku adalah seorang perempuan dan sedang menatap keluar kelas melalui jendela, dia sudah memindahkan tasku ke tempat duduk satunya. melihat itu, aku menegurnya dari belakang.

"Anu... permisi ini tempat duduk saya"
"ha?" perempuan itu menoleh kepadaku "Kalau i... Ahh" *kaget*.
"HAAAA" akupun reflek kaget juga.

"KAMU!" kami berdua pun berkata. yang seiras dan saling tunjuk tujukkan.
"Kamu yang waktu itu di kantin kan?" kataku terkaget.
"Haha... iya masih ingat juga rupanya kamu" kata dia.
"Bagaim--..." kataku kataku dipotong olehnya.
"Nanti saja, pelajaran sudah mau dimulai, kamu duduk disampingku saja, tempat ini jadi tempat ku sekarang" kata dia

Duh... dengan terpaksa aku mengikuti kata dia melihat tempat pojok itu sudah diambil oleh siswa lain. akupun duduk di sampingnya. Tak kusangka, teman sebangku ku sendiri adalah si Misterius Lili.

"Hoi, hoi.. namamu siapa cowok?"
"Aku?... oh aku Rahman, Rahman Arrizal Fikri"
"Hoo, Rahman yaa boleh kupanggil 'Man' biar terdengar laki, hehe" kata dia
"i.. iya boleh?" gumamku yang kebingungan "Ka---"
"Eitt aku tau pertanyaanmu, mau nanya namaku kan? ayoo tebak siapa"

Nih perempuan songong amat, pakai nyuruh aku nebak siapa namanya.. duh pakai Lili ga ya bodo amat lah
"Li.. Lili?".
"Oh..." kata dia sambil menutup mulutnya dengan tangan. "Kamu tau dari mana panggilanku yang itu?".
"Ha...? emangnya kamu ga dipanggil itu?" kataku yang terheran.
"Ya enggaklah, orang di sekolah ini rata rata dipanggil dari nama depan. whoa hanya kamu yang manggil aku Lili... nais" kata dia menjelaskan.
"Emang nama panjangmu siapa?" kataku bertanya.
"Elli Salsabila Putri, teman teman memanggilku Lili" kata dia menjelaskan.
"Halaaaah, pantasan kamu tidak dikenal dengan nama Lili" kataku heran.
"Loh? Selama ini kamu mencariku? hohoho maaf ya hehe. ada apa gerangan mencariku?" kata Lili.
"Ini aku mau mengembalikan ini" sambil menunjukkan serbetnya, "Kamu tinggalkan ini di kantin".
"Hoo jadi bener cerita itu" kata dia bergumam.
"Ha.. cerita apa??" kataku mendengar ia bergumam.
"Gaa gaada apa apa, kamu boleh menyimpan serbet itu, dan juga... panggil saja aku Lili, oke Man?" kata Lili meyakinkan.
"Okelah... tapi kita boleh tukar tempat duduk?" kataku bertanya
"Ya gaboleh lah, lu ga mau kasihani perempuan napa, hahahah" kata dia mengejek.

Sialan Lili ternyata tipe orang yang suka mengejek... apaa yang terjadi dengan kehidupan sekolahku yang mendatang sial.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pena SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang