Awal Mula

22 0 0
                                    

Nama : Citra Suryadi Wijaya
Umur: 18 tahun

Nama: Robby Abimanyu
Umur: 20 tahun

------------------------------------------------------------------------------------------------

"Tanda tanda orang menyukaimu adalah jika kalian sedang mengobrol, maka topik yang didiskusikannya adalah seputar dirimu karena dia ingin mengenalmu lebih dalam." Citra mengucapkan kalimat dari suatu artikel web itu berulang ulang dalam hatinya. "Wah, persis selama ini kan dia seperti itu." Gumamnya dengan seulas senyum dan wajah bersemu merah. Ada apa? Oh iya ini kan tentang Robby, pria berusia 20 tahun yang baru saja dikenalnya sekitar dua minggu belakang. Awal pertemuan keduanya adalah karena sama-sama menjadi panitia acara orientasi kampus. Acara orientasi kampus sendiri memiliki panitia dari seluruh jurusan, karena acara orientasi ini adalah acara pengenalan secara umum. Bagi Citra sendiri ini adalah kali pertama mengikuti kepanitiaan dengan acara yang cukup besar. Kita kesampingkan dahulu tentang acara dan fokus pada apa yang membuat Citra selama seharian penuh tak henti menyunggingkan senyuman meskipun sedang sendiri menatap layar ponselnya.

2 Minggu yang lalu, Citra sudah ditempatkan di divisi dana usaha acara orientasi atau biasa disingkat menjadi danus. Menjadi panitia dana usaha memang banyak tuntutan, keberadaannya sangat penting tapi sering kali dilupakan. Banyak orang bilang jangan mau jadi panitia dana usaha, 'mbatin' katanya. Tapi disitulah Citra, tak bisa lagi mundur kemana-mana. Bisa saja dia lari dari tanggung jawab, tapi itu akan membuat reputasinya yang memang belum memiliki reputasi menjadi buruk. Setiap hari pasti akan ada rapat dan menyita waktu lumayan banyak.

"Kok ga fokus sih, kamu gak dengar apa yang saya omongin tadi?" Sepertinya hari ini Citra apes karena ketahuan tidak fokus dalam rapat.

"Maaf kak, engga tadi saya menyimak cuma agak terdistraksi sedikit.."

"Yang namanya terdistraksi mau sedikit atau enggak ya tetep berarti gak fokus!" Suara perempuan yang diketahui adalah ketua sekaligus seniornya sedikit meninggi.

Sepertinya rapat kali ini memang tidak berjalan baik, karena lima orang lainnya selain Citra juga tidak terlalu fokus, sepertinya mereka juga tertekan karena pemasukan dana yang kurang, sedangkan divisi sponsorship belum terlihat membuahkan hasil yang diharapkan.

"Ya sudah kita istirahat dulu, kita pikirkan bagaimana baiknya buat danus (dana usaha) ini." Ujar senior mereka tersebut sambil berlalu. Akhirnya mereka diberi waktu 25 menit.

"Kita yang anak baru kan belum tahu apa-apa kok dia sewot banget sih, gimana mau berpikir jernih coba tiap rapat kayak gitu terus." Ujar teman satu divisi Citra.

"Mungkin maksudnya biar kita juga gak menyepelekan tugas ini dan lebih aktif lagi, wajar lah divisi ini kan banyak ditekan, udah resikonya." Ujar yang lain menimpali. Citra hanya diam saja karena suasana juga tidak mendukung, mereka malah memulai perdebatan sendiri yang tidak mendukung masalah yang seharusnya diselesaikan.

"Aku beli minum sebentar ya," Ujar Citra pamit.

Tidak jauh dari ruang sekretariat, terdapat vending machine. Citra melangkahkan kakinya menuju vending machine tersebut. Setelah memasukkan uang, sepertinya vending machine itu macet. "Apa harus sedikit ditendang ya?" Citra menggumam.

"Kenapa? Macet?" Tiba tiba ada suara seseorang dibelakangnya.

Sosok itulah yang kemudian dikenal sebagai Robby, ketua acara orientasi. Citra mengangguk, kemudian Robby meminta Citra untuk sedikit bergeser posisi.

'Dak!'Suara tendangan Robby membuat minuman tersebut dapat jatuh.

"Ini minumannya."

"Makasih ya kak Robby! Untung aja ada kakak." Ujar Citra lega.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

What is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang