1. Pertemuan

119 10 4
                                    

Cinta itu seperti mawar merah. Indah dipandang mata, kadang ia memberikan keharuman, namun ia juga bisa melukai dengan durinya.
#aisya
#wan nur khalijah

Hari mulai gelap,matahari berlahan menyembunyikan dirinya, lampu lampu jalan mulai dihidupkan, menampakkan para pengemudi beradu cepat, mereka membunyikan klakson yang memekakkan telinga, namun di sebuah halte, seorang gadis duduk berpangku tangan, jari jarinya disatukan, terlukis di wajahnya raut kecemasan. seorang gadis berpawakan tinggi semampai nan elok, wajahnya bulat bujur seperti daun sirih,alis matanya seperti semut hitam yang beriring,ia menutupi tubuhnya dengan gamis syar'i berwarna marun, dengan jilbab bewarna hitam yang terjulur menutupi separuh tubuhnya. Gadis itu bernama aisya, lebih tepatnya Aisyana syahida.

Bandara soekarna-hatta 17.00 ,15 juni 2018- hari kepulangannya, pesawat telah mendarat sejak tiga jam yang lalu, bandara sudah mulai sunyi para penumpang telah berlalu meninggalkan bandara, ada yang pulang menggunakan angkutan umum, ada yang naik bus, ada pula yang dijemput seperti aisya, Hanya saja mereka semua telah pulang, sedangkan aisya masih menunggu orang yang menjemputnya.

Setelah tiga jam menunggu, ia tidak melihat seorang pun yang ia kenali untuk menjemputnya, ia memutuskan untuk pulang dengan angkutan umum ketika keluar dari bandara, ia Melihat Seorang pria sedang bersandar di sebuah mobil lamborgini berwarna merah dengan penampilan yang sangat acak acakan, sepertinya ia menunggu seseorang.

Dret dret

Handphone aisya berbunyi menandakan pesan masuk, bergegas ia membukanya, dan ternyata itu dari ibunya.

" Sya......... Umi mnta maaf krna ga bsa jmpt kamu, tp anak bunda mariam yg jmpt kamu ya, dia naik mbl wrna mrh" pesan singkat yang dikirim ummi

"apakah ini pria yang dimaksud ummi?, semoga tidak"batinnya
sangat ketakutan, ia berharap itu bukan pria yang dimaksud ibunya, bagaimana mungkin ibunya mengirimkan lelaki amburadul dan genit seperti ini, namun sayang, sepertinya memang dia lelaki itu.

"naik" ucap pria itu
"ha" ucap aisya tak percaya,bagaimana mungkin seorang pria yang sepertinya genit yang akan melontarkan gombalan mautnya hanya mengucapkan satu patah kata tanpa basa basi. Aisya yg terheran tak menggubris perkataan pria itu.

"aisya syahida, ibumu mengutus ku untuk menjemputmu, ikutlah denganku! "
"ha"
" tidak" ucapnya, seolah tak ingi ikut dengan pria itu.
" saya akan pulang dengan angkutan umum, saya tidak mau menimbulkan fitnah dengan cara berdua di dalam mobil"
" siapa yang bilang kita hanya berdua? aku membawa adikmu, apakah kau tak mau ikut dengannya"
" Ba baiklah" jawabnya kalah malu, sehingga ia sedikit terbata.

Aisya sangat menikmati perjalannya. Kota bandung, kota yang indah penuh kenangan, sudah sangat lama ia merindukannya. Terakhir ia melihat kota ini 4 tahun yang lalu, terasa asing di kota sendiri. Sangat banyak perbedaan antara Turkey dan indonesia baik dari segi makanan, minuman, pernikahan dan cara memberi salam. Sepanjang perjalanan aisya hanya melihat kanan dan kiri, ia merasa sangat banyak perbedaan. Saat ia meninggalkan kota ini sangat banyak sawah sawah, namun saat ia kembali, rumah berpagar mewah yang ia lihat. Sangking asiknya menikmati perjalanan, aisya tak sadar jika ia sedari tadi diperhatikan oleh pria yang ada didepannya, pria itu menyunggingkan bibirnya ke kanan dan ke kiri. Sedangkan adiknya, Menunggu kakaknya menyapa, namun hasilnya nihil, kakaknya itu sudah bergelut dengan suasananya.

⏳⏳⏳

Di depan sebuah rumah yang kesannya sangat sederhana, dengan halaman yang sangat luas, terparkir mobil lamborgini.aisya keluar dari mobil dengan sangat tergesa, ia Merindukan kampung halamannya, rumahnya dan yang paling khusus adalah keluarganya.

aisyanikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang