Part 2

41 7 3
                                    

Murid-murid SMA Cendana sudah diperbolehkan pulang sejak 30 menit yang lalu. Dan sekarang lima segerombolan sahabat gila itu sedang berada di cafe yang letaknya tak jauh dari sekolah.

"gue gamau tau, pokoknya lo semua harus temanin gue dirumah titik!" paksa Relin yang dari terus merengek karena ia harus ditinggal oleh kedua orang tua nya yang mendadak akan keluar kota selama beberapa hari kedepan.

"ih, lo tu ya manja banget si jadi cewek, lo kan bisa kunci semua pintu lo. Ga akan ada yang mau nyulik lo, RUGI TAU GA!" balas Vano yang kesal karena Relin terus memaksa.

"Van lo kok tega banget si ngebiarin sahabat cantik lo ini tinggal sendirian dirumah, apalagi lo tau kan rumah gue tu gimana!?"

"emang gimana rumah lo?" kali ini Miguel yang angkat bicara agar mereka tidak terus berdebat.

"ish ga usah pura-pura gatau deh lo Gel!" cerca Relin kesal karena Miguel hanya slow respon.

"biasalah Gel lo tau kan, rumah Relin banyak kunti-kunti nya. Apalagi pohon mangga disamping kamar nya si Relin" ucap Vano yang sengaja menakut-nakuti Relin.

"ISH VANO LO JANGAN KAYAK GITU DONG!!" rengek Relin dengan mata yang udah berkaca-kaca.

"lah, lah lo beneran takut Rel?" ucap Vano yang sedang menahan tawa.

Relin menggeleng kuat, namun setelah itu air mata Relin meluncur begitu saja.

"HUA.. KALIAN JAHAT BANGET SI! TAU AH GUE MALES, HIKS HIKS" ucap Relin sambil terisak. Vano, Sarah, dan Velope pun langsung terbahak-bahak melihat kelakuan Relin yang begitu lucu.

Miguel segera mengambil tissue dan mengelap air mata Relin, namun dalam hati Miguel ia juga sedang menahan tawa agar tidak kelepasan yang membuat Relin semakin marah nantinya.

"iya iya nanti gue sama Velope nginap dirumah lo." ujar Sarah yang langsung mendapat anggukan dari Velope.

"kalian berdua juga ikut kan, oiya dong ya! Pokoknya kalian ikut!" ucap Relin setengah memaksa kepada Vano dan Miguel.

"iya iya, nanti gue bilang ke Vani biar dia yang nyampein ke Mami. Soalnya nanti dia kebingungan lagi anak ganteng nya ga kelihatan." ucap Vano dengan kepedan tingkat dewa.

"idih, ganteng? Burik gitu!" balas Miguel dengan muka yang dibuat-buat seakan mau muntah.

"ye! Kalau iri bilang aja kali neng!"

"palalo neng!" ucap Miguel sembari menendang kaki Vano.

"arggh!" ucap Vano sambil berguling-gulng dilantai cafe tanpa peduli tatapan pengunjung-pengunjung lain.

"ck! Gue lupa lagi kalau gue bawa peliharaan." ucap Sarah yang menelungkupkan kepalanya karena malu melihat tingkah Vano.

"Van! Vano! Lo jangan buat malu napa!" ucap Velope berbisik namun penuh penekanan.

Vano yang menyadari kelakuannya itu pun langsung berdiri dan tanpa aba-aba ia pergi meninggalkan cafe. Miguel, Sarah, Relin, dan Velope yang melihat Vano pergi dengan muka yang merah karena malu pun hanya menggeleng-gelengkan kepala.

"jadi, kalian jadikan nginap dirumah gue?" tanya Relin sekali lagi untuk memastikan.

"iya!" jawab Sarah dan Velope serentak.

"Gel, lo jadikan?"

"hm,"

"terus nanti lo jemput Vano ya Gel, kalian datang jam 7 aja oke."

"hm,"

"ish, lo dari tadi hmmhmmhmm aja! Lo ngga lagi sariawan kan!?" ucap Relin yang udah terlanjur kesel kepada Miguel.

Friendzone✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang