Rantau (Part 2)

24 2 2
                                    

"maaf, ini siapa ya ?"

wah sial, nomorku tidak disimpannya. apa mungkin dia gak minat kenalan ya. aku tanyain aja ah.

"ini aku alim, yang tadi siang di warung, kamu gak ngesave nomorku ya"

"wah, maaf ya, aku lupa save"

"iya gak apa, kamu sibuk gak, aku mau nelpon kalau boleh"

"jangan nelpon, chat aja ya, sedang rame orang, gak enak"

"ok deh. kamu lagi apa emangnya...."

dan begitulah chat kami berjalan selama beberapa jam sampai kami sama - sama mengantuk dan meminta izin untuk tidur.

beberapa hari kemudian tepatnya hari minggu sore aku dan rani berjanji untuk joging di taman tempat kami pertama bertemu. setelah joging aku melihat somai,

"ran, jajan somai yuk"

"gak ah, nanti kamu ngeledekin aku"

"enggak, aku janji gak ngeledekin deh, kalo gak kumat. hehehe"

"tu kan, belum apa-apa udah rencana ngeledek"

"hahaha, becanda ding, yuk ah aku traktir deh"

"beneran? kamu jangan ngeledek ya tapi"

"baik ibu rani". lagi-lagi rani tertawa manis, waw, aku terpesona. sepertinya aku mulai menyukai gadis ini. kami membeli somai dan kembali mengobrol dan sepertinya kami mulai saling merasa nyaman satu sama lain, atau mungkin juga aku cuma keGeEran. dasar aku jomblo. hehe.

singkat cerita malam besoknya aku mengajaknya jalan-jalan dengan sepeda motorku. sampai akhirnya aku berhenti di sebuah tempat jual pisang goreng pinggir pantai. aku mengajaknya duduk disana dan kami asik makan pisang goreng, minum bandrek, sambil mengobrol. aku melihat rani mulai tertarik padaku. dia mulai menanyakan tentang diriku, dan terlihat nyaman denganku, tapi aku masih ragu, mungkin dia hanya nyaman sebagai teman saja, ah dasar alim bodoh, kenapa kau sangat gampang jatuh cinta, padahal baru mengenalnya bebapa hari.

malam itu aku mengantar rani ke rumah, lorongnya sangat sepi, setibanya aku di depan gerbang rumahnya dia menggenggam tanganku, dan berkata "makasih ya udah ajak aku jalan-jalan malam ini, aku senang." dengan gugup aku membalas, "sa.. sa.. sama-sama, k..kamu i..i..isstirahat terus ya.

rani masuk ke rumahnya dan melambaikan tangannya kepadaku tanda perpisahan kami malam itu. sepulang kerumah, aku merasa sangat bahagia, mungkin ini pertanda kalau selangkah lagi aku akan mendapatkannya. aku sampai terlewat gang masuk ke rumahku karna terlalu bahagia.

1 minggu berlalu dan kami tidak bisa ketemu karena kesibukan masing - masing. tapi kami sudah mulai mellakukan chat rutin, telpon, dan sesekali video call. setelah 1 minggu aku sudah merasa sangat yakin dengannya, dan aku memutuskan untuk menyatakan cintaku kepadanya.

sabtu sore

aku chating dengan rani

"ran !!"

"tuan bang alim" rani mulai memanggilku bang.

"nanti malam kamu ada acara gak ?"

"enggak, kenapa ?"

"aku suka dengan seorang perempuan ran, aku mau cerita sama kamu".

bersambung...

mohon dukungan teman-teman berupa kritik dan sarannya. thx.

RANTAUWhere stories live. Discover now