Punishment

448 31 12
                                    

Warning : NSFW
Yang merasa belum cukup umur segera tinggalkan ff ini ya, masih bandel tanggung sendiri na...
Maafkan typo yang muncul
Happy reading guys....

***

Seperti biasanya Saint bangun pagi-pagi dan pergi ke dapur menyiapkan sarapan untuk Zee. Meskipun ada 2 orang maid yang dipekerjakan di rumah mereka, Saint tidak pernah melalaikan tugasnya sebagai seorang istri. Saint selalu mengerjakan apapun yang bisa dilakukannya sendiri terutama dalam hal memasak.

Pria manis ini selalu menyajikan masakannya sendiri pada Zee. Dan pria itu sangat menyukai masakan yang Saint buat.

Perth yang juga sudah bangun turun dari kamarnya dan menuju pantry untuk mengambil minum. Terlihat olehnya Saint yang tengah sibuk memotong-motong sayuran yang akan digunakannya sebagai bahan masakan. Dengan perlahan Perth menghampiri Saint lalu secara tiba-tiba memeluk tubuh ramping itu dari belakang.

"Kyaa~ hmph..." jerit Saint terkejut namun Perth buru-buru membekap mulut Saint.

"Ssh~ jangan berteriak, Tii Rak!" bisiknya ditelinga Saint.

Saint segera berbalik dan melihat Perth berdiri dengan smirk andalan di wajahnya. Ia lupa kalau adik iparnya ini tinggal bersama mereka. Saint sempat berpikir jika kejadian semalam hanyalah mimpi buruknya.

"P-Perth!" ucap Saint dengan suara bergetar.

"Kenapa, Tii Rak? Mimpi burukmu belum berakhir?" tanya Perth seolah tahu isi pikiran Saint masih sambil menyeringai.

"Jangan menggangguku, Perth. P hi Zee masih di atas dan bisa turun kapan saja." sahut Saint berusaha menetralkan debaran didadanya dan berharap suaranya terdengar normal.

Sayangnya Perth sudah sangat mengenal kelinci manisnya. Setiap gerak-gerik Saint sudah dihafalnya di luar kepala. Perth semakin memepetkan tubuhnya pada tubuh ramping didepannya hingga masing-masing dari mereka dapat merasakan gesekan yang memancing hasrat.

"Uhm..." desahan itu lolos begitu saja dari bibir seksi Saint membuatnya merona heboh.

"Enak, Love?" tanya Perth seduktif sambil menjilat telinga Saint dengan sensual.

"Shia, Perth! Stop it!" desis Saint.

"Mai! Kau harus bertanggung jawab, Tii Rak. Kau membuatku turn on." jawab Perth parau.

Tanpa aba-aba Perth mengangkat tubuh ramping Saint dengan mudah dan mendudukkannya di atas counter kemudian memagut bibir merah Saint dan melumatnya dengan rakus membuatnya bergetar nikmat.

"Eungh~ Perth... ah... stop... nantih... ada yang lihat ah..." desah Saint di sela-sela ciuman panas mereka.

Saint masih mengingat ada orang lain di rumah ini, Zee dan para maid bisa saja memergoki mereka.

"Sat!" maki Perth, bukan pada Saint tentu saja tapi ia membenarkan apa yang Saint katakan tadi hampir saja ia lepas kendali dan menyerang Saint di tempat terbuka seperti ini.

"Temui aku kalau Phi Zee sudah berangkat ke kantor, Love! Ini perintah." kata Perth kemudian memandang manik Saint dengan dalam dan tajam.

Tanpa sadar Saint mengangguk menyetujui, dirinya yang selalu berperan sebagai submissive membuatnya tidak bisa menolak apapun perintah dari sang master. Nada suara Perth masih terekam jelas dalam ingatannya, dan membuatnya tidak bisa menolak bahkan alih-alih menolak dirinya malah merasa semakin panas dan gelisah.

Perth kembali ke dalam kamarnya dengan senyum tersungging dibibirnya. Sambil menunggu Saint datang sebaiknya ia menyiapkan barang-barang yang akan digunakannya nanti. Perth mengeluarkan sebuah kotak yang cukup besar dari dalam lemari pakaiannya dan membawanya ke samping tempat tidur.

Sweet AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang