1

22 6 3
                                    


Hei apa kau tahu?
Kuharap kau mendengar apa
Yang sedang kurasakan saat ini.
Kau tau?, aku sangat merindukan dirimu,
Senyummu, bahkan canda tawamu
Semuanya aku rindukan
Tapi kau pasti sudah tenang disana
Bukan?
Kuharap begitu....

Aktivitasku menulis diary terhenti saat ibu tiriku memasuki kamar lalu mengoceh tidak jelas hanya gara-gara aku tidak turun untuk makan malam, ya sedari tadi ia  sudah memanggilku berulang kali tetapi tidak kuhiraukan.

Dengan langkah pelan kuturuni anak tangga satu persatu hingga sampai keruang makan.

"Hei princess kenapa kau begitu lambat?"tanya ayahku, ralat ayah tiriku.

"Aku ada urusan tadi"sahutku lalu duduk dibangku

Seperti biasa suasana makan malam selalu sunyi hanya suara dentingan sendok garpu.

.
.
.
.
.
.

Kefandra  Azkiano Arasha, biasa dipanggil Rasha oleh teman-temannya lelaki itu sedari tadi hanya melamun.

"Woi ngapa lu melamun?"tanya sahabatnya  Vino

"Lu ngapa dah gangguin gue bukannya lu lagi main basket?"tanya Rasha balik

"Makanya melamun tuh jangan dipelihara sha, lu liat noh ada gak anak-anak lain main" ujar vino sembari menunjuk lapangan basket yang kosong

"Lho mereka udah pulang? Kapan?"tanya Rasha dengan wajah cengo nya

"Untung lu tampan sha" Vino hanya menggelengkan kepala menanggapi sikap kapten basket tersebut.

Rasha hanya menyengir memperlihatkan kawat giginya

"Gak usah nyegir sha, jijik gue liat nya" setelah mengatakan itu Vino meringis, bagaimana tidak rasha menjitak keningnya.

"Gak usah bilang gitu juga, Udah ah yuk balik udah sore nih" ajak rasha mengandeng tas ransel kecilnya lalu berjalan duluan meninggalkan vino yang masih mengusap keningnya

"Anjir lu sha"desis vino lalu menyusul langkah rasha

Brukk

Seorang gadis tidak sengaja menabrak tubuh rasha, buku-buku yang ia bawa kejatuh kebawah tepat dikaki sang empu rasha

"Lu punya mata gak sih"omel rasha tanpa membantu gadis itu berdiri hingga datang vino membantu gadis itu berdiri

"Lu kenapa sih anak orang jatuh bukannya dibantu malah diomelin" Ujar Vino lalu memungut buku-buku tadi

"Kan gue gak salah vin dia yang nambrak, kenapa gue yang harus___" Vino memotong perkataan rasha sembari memberikan buku tadi kepada gadis tadi yang sibuk membersihkan roknya yang agak kotor.

"Sha heran dah gue ama lu, Egois amat jadi orang udah ah kita lanjut jalan aja" vino langsung menyeret rasha menjauh dari gadis tadi sebelumnya ia udah berpamitan ama si gadis.

Rasha sempat melihat wajah gadis itu, seperti....

"Hanya perasaanmu saja sha tidak mungkin itu dia" batin rasha

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang