Gita merebahkan tubuhnya di kasur empuknya itu, Sembari membawa sebuah amplop coklat yang belum sama sekali ia buka dari tadi. Ia penasaran dengan isinya, Katanya ia di wakil kan untuk duet bareng untuk acara Prom Night di sekolah nya itu.
Ia masih terus membolak balik kan amplop itu tanpa ada niat sedikit pun untuk membukanya, Ragu ragu ia membuka nya.
Tertera namanya dan juga nama seorang lelaki yang tak ia kenal sama sekali, Di bawah nya tertulis ia di wakil kan untuk duet bersama nama lelaki di bawah namanya itu. Sekilas ia mengingat ngingat siapa seseorang di balik namanya itu, Apa iya mengetahuinya. Ia tak terlalu memikirkannya sehingga ponsel nya berbunyi.
ArkanGita
Di tunggu besok di aula atas jam 11Pikiran ku berkecamuk, Siapa yang di jadikan duet dance dengan ku. Seakan akan aku sempat mengenalinya.
Love Song
Aku memasuki ruangan kosong itu, Masih terlihat sangat gelap dan juga sunyi. Aku mengngedar kan pandangan ku saat saklar lampu di dekat ku, Ku nyalakan. Masih sepi, Tak ada satu orang sekali pun kecuali aku.
Aku membawa bangku ke tengah tengah ruangan lalu mengambil ponsel dengan gambar apple di belakang nya, Mencoba mencari lagu yang sekira nya cocok untuk tarian ku sendiri. Bahkan ini pertama kali nya aku di wakil kan untuk duet bersama, Biasanya aku di wakil kan bersama 8 sahabat ku lainnya untuk sekedar menampil kan lagu buatan kita semua dan juga beberapa dance yang kita buat sendiri. Tapi sekarang hanya aku bersama gadis lugu nan anggun yang me wakili bersama ku.
Terlalu larut kepada lagu yang mengalun di telinga ku sampai sampai aku tak menyadari kehadiran orang yang masuk ke ruangan kosong ini.
"Permisi" Ucap lembut seorang gadis yang lolos terdengar di telinga ku walau pun earphone ku masih berada di telinga ku. "Ya?" Tanya ku bingung. "Ini tempat latihan buat duet dance?" Tanya nya baik baik.
Aku hanya mengangguk meng iya kan. Tak berlangsung lama, Salah satu guru pun masuk ke ruangan ini.
"Baiklah jika kalian sudah datang, Apa sebelum nya kalian sudah saling mengenal?" Pertanyaan itu di jawab gelengan serempak dari kita berdua, Seolah olah kita belum kenal sama sekali.
"Baiklah, Jadi Gita perkenal kan ini Gilang. Dan Gilang perkenalkan ini Gita."
Aku pun menjabat tangan ku, Mengulurkan nya ke perempuan depan ku ini. Ia memberikan senyuman manis nya lalu aku pun tersenyum kembali.
"Anggita Andhara." Ucap nya. "Gilang Pramudya, Salam kenal." Ucap ku lalu di angguki oleh nya.
"Kalian boleh memilih lagu sesuka kalian, Dance nya juga kita serah kan ke kalian. Dan kegiatan yang kita minta dari pihak sekolah untuk dance kalian itu minggu depan. Ibu harap kalian bisa menggunakan waktu itu dengan baik." Ucapan guru tersebut di angguki oleh aku dengan nya.
"Baiklah saya pamit, Permisi." Kala guru itu menghilang dari ruangan kosong itu. Hening, Aku masih memfokuskan diri ku kepada lagu yang masih terus menerus mengalun di telinga ku.
"Umm... Bisa kita mulai sekarang?" Tanya nya ragu. Aku pun mengangguki sebagai jawabannya.
Aku melihat ia dance, Cukup bagus menurut ku. Tubuhnya yang lincah menggerakkannya, Di tambah alunan lagu yang senada dengan dance yang ia tari kan.
Selang selama 30 menit cukup untuk ku dan dia berlatih dance kali ini. "Ohya, Besok latihan lagi di tempat yang sama dan jam nya juga sama." Ucap ku, "Baik kak.", "Panggil aku gilang saja." Ia mengangguk, Seraya pamit dari ruangan itu.
Aku menatap punggung nya yang semakin lama semakin menjauh itu. Imut. Itu yang ku batin kan sedari tadi. Ia selalu saja melayang kan senyuman manisnya dan tingkah lucunya ketika ia salah gerakan. Padahal ini pertama kita bertemu, Entah kenapa aku menyukai senyumannya.
-
"Lang!"
"Hm."
"Lo duet dance sama Gita? Anak 12 Ipa 2 ya?"
"Iya"
"Anjir, Gila beruntung bat lo lang. Kalo gw jadi lo sih udah gw gebet duluan."
Gilang memutar bola mata nya malas, Sudah biasa ia menghadapi temannya yang terkenal Playboy ini.
Siapa kalo bukan Raka. Iya, Raka Adriansyah. Temen deket nya gilang dari jaman Sd.
"Ka, Masuk sono. Jangan kebanyakan ngerdus mulu jadi orang, Trus kurang kurangin dah tu nge gombal cewe." Nasehat gilang di angguki oleh Raka.
Walaupun udah di bilangin, Sehari, Dua hari juga bakalan kumat lagi.
Love Song
Gita menyandarkan tubuhnya di kursi tempat duduk nya, Memandangi buku yang di warnai galaksi itu.
Pikirannya melayang ke mana mana.
Tampan batin Gita
Gita sontak menggelengkan kepala nya, Berusaha menghapus pikiran aneh nya itu. Batin nya terus bertanya tanya lagi, Lagi, Dan lagi.
Aku baru mengenalinya, Tetapi ia sangat manis dengan senyumannya Gita membatin
Walau ia berusaha menghapus pikiran nya itu tapi tetap saja bayangannya masih ada, Seakan akan menghantui Gita. Ia tersenyum. Jujur, Lelaki yang di jadi kan duet dance nya itu memang tampan. Ia yang lihai bermain dance, Berkharisma pula.
Tak wajar bagi seorang Gita yang tiba tiba mengaguminya.
Apa yang aku pikir kan? Bukan kah aku membenci seorang lelaki? Kenapa padanya berbeda?. Gita membatin kembali
-
Ketika nanti ada seseorang yang menjadi pengganti ku, Maka terimalah dia.
Aku merelakan mu, Walau pedih membayangkannya. Karna pada dasar nya kamu bukan tercipta untuk ku.
Wanita yang kamu cari bukan aku, Seseorang yang kehilangan harga dirinya. Di permalukan semua orang termasuk kamu
Aku tidak malu jika kamu tau, Karna memang seharusnya kamu tau.
Wanita di hadapan mu yang kamu kira baik, Tapi ternyata tidak sesuai dengan ekspetasi mu sendiri.
Ingin rasanya mengulang waktu lalu memperbaikinya, Seolah olah kejadian itu hanya cerita fiksi semata.
Berangan angan oleh ekspetasi ku sendiri yang akhirnya tidak sesuai dengan realita.
Katakan aku bodoh, Menuruti kemauan orang itu tanpa memikirkan bagaimana kehidupan ku nanti.
Jangan menyesali dirimu sendiri jika pada akhirnya kau mengetahui nya.
Aku yang memulai nya jadi akulah yang harus mengakhirinya.
Jadi
Ananda bernama Gilang Pramudya, Dengan ini aku menyatakan bahwa hubungan kita berakhir di sini.
Aku janji pada diriku sendiri aku tak akan menangis, Tak akan memaksa mu kembali.
Aku janji, Gilang...
Aku merindukan mu.- Gilang
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Song
RandomKetika kita bertemu, Ketika kita saling bertatap, Tapi kita tak saling menyapa. Diam, Kita hanya saling diam. Tanpa ada satu pun yang berbicara. Kau terlalu dingin untuk ku raih, Kau terlalu jauh untuk ku genggam. Raga mu memang dekat, Tapi hati mu...