Jadi ini belum ada sehari setelah aku up part sebelumnya, aku cuman mendadak dapet inspirasi. Thanks to Kai yang sudah menyajikan solo stage yang luar biasa membuatku berimajinasi. Dia luar biasa banget sampe aku sesek napas karena liat penampilannya. Tadinya mau bikin baekhyun as main character, cuman aku gak bisa nolak pesona Kai, he's to good to be true. So here it is, semoga kalian menikmatinya, karena aku bikinnya geregetan sendiri samil senyum-senyum.
Maaf kalau adegannya jauh dari harapan kalian, as always, typo is my style^^
**
"Noona, sebenarnya aku menyukaimu," ucap seorang pria pada wanita di hadapannya.
Sang wanita hanya terdiam menatap pria muda di hadapannya. Ia sudah pernah mendengar ungkapan cinta dari seorang pria, tapi ini Kim Jong-In, pria yang lebih muda empat tahun darinya dan juga juniornya di kantor.
"Aku tidak...maksudku, ini tak benar."
Lee Tae Ri, wanita dua puluh tujuh tahun yang masih melajang sampai sekarang tampak bingung dengan kalimatnya sendiri. Mungkin jika bukan pria ini yang menyatakan cintanya, ia tak akan segugup ini. Ada dua masalah yang harus di pikirkan olehnya.
Pertama, mereka adalah junior dan senior, yang otomatis adalah rekan kerja yang saling melengkapi pekerjaan masing-masing. Bukankah akan canggung jika mereka memiliki hubungan selain rekan kerja? Lalu apa yang akan terjadi jika hubungan mereka tak berhasil? Pekerjaan mereka adalah taruhannya.
Kedua, Kim Jong-In masih dua puluh tiga tahun. Pria ini bisa mendapatkan gadis muda manapun yang ia inginkan, lagipula pria ini tampan dan kharismatik. Siapa yang mampu menolak pria seperti ini? Bahkan rekan kerja wanita lainnya selalu membicarakan pria ini, lalu kenapa Kim Jong-In malah menyatakan cintanya pada wanita yang sepertinya?
"Apa karena kita bekerja di datu kantor yang sama, noona?" tanyanya lagi.
Panggilan itu—noona—seolah menegaskan seberapa tua dirinya, terkadang Lee Tae Ri menyukainya, dan terkadang tidak. Seperti saat ini.
"Jong-In ah, semuanya tampak tak benar. Aku lebih tua darimu, kau bisa menemukan gadis yang lebih muda dariku, yang lebih cantik dan lebih menarik. Kenapa harus aku?"
"Menurutku noona sangat menarik di mataku, dan bukankah umur hanya angka, kenapa itu sangat menjadi masalah?"
Lee Tae Ri membungkam kembali bibirnya yang ingin mengatakan sesuatu. Pria muda bukanlah pilihan untuknya. Usianya sudah dua tujuh, dan kedua orang tuanya sudah mendesaknya untuk menikah. Pria muda seperti Kim Jong-In pasti tak akan mengerti, masa depannya masih panjang untuk langsung menikahinya.
"Aku akan menunggu jawaban noona, dan aku harap jawaban itu adalah 'ya'."
Kim Jong-In bangun dari duduknya dengan senyuman lalu meninggalkan wanita itu sendirian di kafe itu.
**
Lee Tae Ri tersadar dari lamunannya ketika mendapat tepukan lembut pada tangannya. Ia menoleh dan menemukan Nayoung yang sedang menatap ke depan dengan serius, tapi tangannya tetap menepuki dirinya dengan semangat.
"Kenapa?"
"Kim Jong-In...,"
Lee Tae Ri menatap kearah pandang Nayoung, dan menemukan Kim Jong-In yang sedang makan siang dengan di kerumuni gadis-gadis. Ini adalah jam makan siang, dan pemandangan seperti itu di kantin sudah sangat biasa ia lihat. Dimana pun Kim Jong-In berada, ia selalu jadi pusat perhatian.
Gadis-gadis itu seperti tak pernah melihat pria tampan sebelumnya. Terkadang Lee Tae Ri kesal, tapi apa yang bisa ia lakukan? Salahkan saja Kim Jong-In yang sangat tampan itu. Inilah salah satu alasan ia tak ingin menerima pernyataan cinta Kim Jong-In dua minggu yang lalu. Ia tak mungkin bisa bersaing dengan gadis-gadis muda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXO Oneshot Fanfiction
FanfictionDia adalah seorang playboy, yang juga sahabatku. Kami menjalani hubungan yang aneh. Lebih aneh lagi karena aku menikmatinya, padahal aku sangat tau julukan apa yang di milikinya. ** Jadi aku memutuskan untuk membuat work ini jadi kumpulan cerpen. Te...