Ibu....
aku minta maaf ya....
aku rela kok... kalau saat ini ibu memarahiku sekarang juga....
Ibu...
pernah berkata kepadaku kan...?
kalau engkau yang pergi duluan, Jangan cari jasadmu...
Ibu....
boleh aku bertanya?
kalau Allah yang memanggil ku duluan? apa ibu akan mencariku?
apa ibu akan menangis?
apa engkau akan meratapi putrimu yang sudah menutup mata selama lamanya jika itu terjadi?
maaf lancang kepadamu ibu...
tapi kita tidak tahu....
Diantara kita... bisa jadi aku yang menyusul almarhum kakek
Apa kalian siap jika itu terjadi?
sedangkan dalam agama... mendahului takdir tuhan itu berdosa...
Ibu tentu tahu
16 tahun bukan waktu yang singkat
bertempur dengan penyakit ini...
bagaimana kalau penyakit itu berubah menjadi ganas dan membuatku kalah dalam pertarungan itu?
sedangkan kalian ingin aku memenangkannya dan sembuh
tapi siapa yang tahu takdir tuhan?
Bisa jadi sinusitis itu akan berubah menjadi meningitis
dan hydrosefalus akan kumat lagi
Dan jika itu terjadi....
Aku titipkan rumah dan juga saudara-saudaraku....
Jangan menangis....
Putrimu ini tegar kan? :')
Ajaranmu yang paling melekat di pikiranku sampai sekarang adalah tidak membenci satu sama lain
Walau itu temanku ataupun dan saudaraku
dan jika mereka berubah menjadi musuh sekalipun....
Aku tidak diajarkan untuk benci siapapun
Justru aku harus mendoakannya, agar Tuhan meluluhkan hatinya.
Ibu....
Terima kasih untuk 17 tahun ini....
saat kau baca ini... air mata putrimu sudah kering
Jangan sedih....
Ayahku sosok yang baik....
buktinya dia mampu menjaga kita, bukan?
jangan berpisah....
Tetaplah satu sebagai orangtua kami...
Ayah... Ibu...
We are love you....
Resty Vivi Juniarty
Satya Suryani
Deljovito Yakhin
YOU ARE READING
Maaf, sudah membuat kalian terluka
Poetry"Maaf... Aku belum bisa membahagiakan kalian berdua Ayah... Ibu... maafkan aku Aku tidak tahu, apa maut atau kebahagiaan yang menjemputku jadi di sisa umurku... aku menulis ini untuk kalian... Tetaplah menjadi Ayah dan ibu yang tegar :') Yang selalu...