Bagian 1

44 21 15
                                    

Ayah,aku mencoba untuk tetap tegar, walau sebenarnya sulit bagiku untuk merelakan kepergian Ayah

.

.

.

🍃


Seorang gadis tengah termenung di atas gundukan tanah sedang menatap nisan. Hari ini sosok pahlawan dalam hidupnya telah pergi selama - lamanya. Air matanya tiada henti mengalir terus. Dia lihat bundanya tengah terisak, begitu tak kuasa hati nya melihat bunda begitu terpukul atas kepergian ayah. "Yah, Terima kasih telah menjaga Khaira dan bunda selama 16 tahun ini, tanpa pernah kau mengeluh. Allah lebih sayang sama ayah, ayah baik - baik di surga nya Allah ya, khaira dan bunda sayang ayah". Ucap nya dalam hati dan menghapus air mata yang hendak jatuh ke pipi.

"Bun, ayo kita pulang" Ajak nya sambil mengelus lengan bunda.

" Ah iya nak " Sambil menghapus air matanya

Setelah sampai di rumah, Dia melihat kekasihnya sedang duduk di teras rumah.

"Hai" Sapa Khaira,kekasihnya langsung memeluk gadis itu hingga ia menangis kembali

"Sayang maaf aku ga bisa dateng di pemakaman ayah kamu, tadi aku macet di jalan, mama dan papa aku masih di puncak, aku kesini sendiri" Ucap Mond dengan nada menyesal.

"Gapapa, kamu kesini aja udah bikin aku senang" Jawabnya sambil tersenyum

"Kamu jangan sedih terus menerus ya, Allah lebih sayang sama ayah, jadi Allah manggil ayah lebih cepat, aku ada disini, aku janji aku akan selalu ada di sisi kamu"

"Beneran, kamu udah janji loh" Sahut khaira sambil menatap kekasih nya.

"Iya sayang" Sambil mengecup kening Khaira lama.

"C̄hạn rạk khuṇ (Aku cinta kamu) "

"Aku juga"

1 setengah tahun sudah Ayahnya meninggalkan dunia ini, tiada lagi ketika bangun Khaira melihat ayahnya sedang membaca koran di depan rumah, tiada lagi Khaira bercerita tentang apa yang Khaira alami, kini tinggal Khaira dan bunda.

Begitu pula dengan Mond,ia telah melanjutkan Sekolahnya di Thailand karena papa nya telah membangun bisnis di negeri yang terkenal dengan julukan Gajah Putih itu . Karena keluarga Mond memang Asli orang Thailand.  Mond memang lahir di Indonesia tapi itu karena papa nya sedang ada bisnis di Indonesia.  Jadi karena tidak ada keluarga  mau tak mau Mond harus mengikuti orang tuanya dan membuat Mond dan Khaira harus berpisah.

Khaira tengah menatap bundanya yang kini termenung walaupun mata nya menatap ke Tv tapi Khaira yakin pikirannya tidak sedang fokus apa yang bunda tonton.

"Bunda" Panggil Khaira

Bunda menoleh dengan mata yang begitu sembab, Khaira yakin pasti bundanya menangis terus.  "Iyah kenapa sayang" Jawab Bunda

Kaira menatap bundanya dengan berkata "Bunda udah dong Bunda ga boleh terus - menerus sedih seperti ini, Bunda jangan nangisin ayah terus, Khaira yakin Ayah udah bahagia di sana, kalo Bunda sedih terus nanti ayah juga sedih disana, dan Khaira juga sedih liat kondisi Bunda yang sekarang ini "

Bundanya tersenyum manis sambil mengelus rambut Khaira "iya sayang Bunda ga akan sedih lagi ko"

"Bener ya, Bunda udah janji loh, Khaira ga mau liat Bunda kaya gini lagi besok-besok"

"Iya bawel" Sambil mencubit ke dua pipi Khaira

"Bagus, iyaudah Khaira ke kamar dulu ya mau bobo hehe" Pamit Khaira

VuelveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang