" Sudah lama menunggu gadis manis? Maaf yah, dokter hari ini kedatangan keponakan dokter yang akan lanjut kuliah disini."
" Tidak apa dokter Andri, Elina juga baru 5 menitan. Ini juga masih cari game yang mau Elina mainkan tapi dokter sudah datang."
" Dokter senang sekarang Elina sudah mulai tersenyum, seperti sekarang, teruslah tersenyum cantik, kamu semangkin cantik saat melakukannya. Dan apakah Elina tahu? Saat oranglain melihat Elina tersenyum, orang lain akan tersenyum juga. Karena senyum Elina sangat manis "
Elina hanya tersenyum saat dokter yang menjadi therapisnya mengatakan bahwa Elina memiliki senyum yang sangat indah. Bukan kali ini saja dokter Andri mengatakannya, namun setiap kali Elina tersenyum, dokter itu tidak pernah tidak berkata demikian. Walau pun bukan hanya dokter Andri saja yang mengatakan demikian, Elina tidak merasa memiliki senyum yang manis. Yang Elina tahu, dia hanya menarik bibirnya agar orang-orang berfikir dia baik-baik saja, padahal Elina tidak.
Tok... Tok... Tok....
" yah masuk...ah kamu Eka. Mari, kenalkan teman cantik paman ini. Kamu tidak tersinggungkan kalau dokter sebut kamu temankan? hahahahahha.... "
" tidak apa dokter, Elina juga senang menjadi makin tua, biar cepat "pulang" hehehhe... "
Walau dokter Andri tau maksud jawaban Elina dan tidak suka jawaban itu, dokter Andri tetap tersenyum lebar, menunjukan bahwa dia tidak mendengar atau menganggap serius apa yang Elina katakan.
" ini Eka, ini Elina"
" salam kenal " kata anak yang sama-sama bernama awalan E kompak.
" alangkah baiknya kalau kalian berdua berteman, umur kalian tidak jauh berbeda, hanya beda 2 tahun saja. Elina bisa memanggil Eka kakak "
" dokter hanya kasih saran, biar akrab maksudnya " kata dokter Andri sambil tersenyum sumringah.
" panggilan itu tidak buruk juga, tapi apa Eka bisa jadi kakak? Eka anak tunggal paman, tidak tahu bagaimana mengalah dan berbagi "
" semua hal juga perlu belajar, bukan kamu saja anak tunggal, Elisa juga " kata dokter Andri.
" sangat tunggal malah " jawab Elina tersenyum sedih.
Eka pun merasa bersalah saat melihat ekspresi Elina. Sebenarnya Eka tahu siapa Elina, paman Andri sangat menyukai anak remaja ini. Walau paman bilang dia awalnya merasa anak ini sungguh malang, tapi rasa sayang paman benar-benar tulus seperti rasa sayang paman padanya, dan paman ingin menolong Elina dan menjauhkannya dari fikiran-fikiran yang ada dibenak Elina selama ini. Yah, Eka tahu kalau Elina sudah berulang kali ingin mengakhiri hidupnya. Dari berkas yang pernah Eka curi lihat, cara Elina mengakhiri hidupnya sungguh fikiran seorang anak-anak. Sungguh polos namun berbahaya karena orang dewasa tidak menganggap itu hal yang mungkin dilakukan, namun mampu dilakukan anak-anak. Karena saat anak-anak melakukan sesuatu, mereka tidak punya pertimbangan jauh dan selalu nekat tanpa kenal rasa takut.
"Elina, akhirnya aku melihatmu......"
KAMU SEDANG MEMBACA
7 hari bersamamu
Randomterperangkap disini, denganmu. apakah ini kesialan atau keuntunganku?