1.

454 14 0
                                    

"Hey Nak...waktumu sudah habis. Pulang dan istirahatlah..."
Seorang pria paruh baya datang menghampiri tempat duduknya.

"Oh ya..."jawab seorang gadis tak percaya lalu melirik jam ditangannya. "Waktu cepat sekali berlalu ya Paman.."ucapnya dengan senyum manisnya.

"Hhh...dua jam kau disini sejak bel pulang berbunyi. Apa kau lupa..?"gadis itu tersenyum.
"Pulang dan istirahatlah. Kau punya sesuatu untuk dimakan Nak. Aku punya roti selai buatan istriku...mau kau bawa.."pria tua itu membantunya membenahi buku bukunya.

"Tidak terimakasih. Buat paman saja. Aku sudah sering sekali membawa bekalmu. Lagipula setelah ini aku akan pergi ke tempat Marco.."seketika pria itu terdiam menghentikan tangannya menumpuk buku buku itu.

Pria itu mengalihkan pandangannya pada gadis yang masih sibuk menata buku buku perpustakaan sekolahnya.

"Nak...apa kau tidak lelah...?

Gadis itu menoleh dan mendekat padanya.

"Paman jangan mengkhawatirkan aku. Aku baik baik saja..."

"Tapi aku tak pernah melihatmu menghabiskan waktumu dengan teman temanmu. Kau isi waktumu untuk belajar dan bekerja. Paman pernah bilang padamu.."

"Jika kau butuh sesuatu datanglah padaku..."gadis itu menyambar pernyataan pria tua itu masih dengan senyumnya.
Gadis itu menatap pria tua itu dengan penuh sayang. Dia merasa sedang melihat kembali mendiang ayahnya.
"Suatu saat aku akan butuh bantuanmu Paman..."
"Dan kau harus siap membantuku..."lanjutnya dengan tawanya.

Pria itu tersenyum.

"Aku akan selalu siap membantumu Nak. Sekalipun nyawaku taruhannya.."

Gadis itu terkejut mendengarnya.

"Tidak sampai nyawamu Paman..karena aku tak akan membiarkannya. Paman dan Bibi adalah keluargaku sekarang. Dan aku akan selalu melindungi keluargaku.."

"Apapun yang kau lakukan. Asal kau bahagia..Paman dan Bibi akan selalu mendukungmu.."ucap pria itu mengusap pipi gadis itu.

Gadis itu mengangguk dan tersenyum.

"Baiklah Paman. Aku pergi dulu...sampai juga besok...Daahh.."gadis itu berlari menyambar tasnya setelah memberi pelukan sayang pada pria tua yang sudah dia anggap sebagai ayahnya.

"Hati hati. Ponselku selalu aktif Nak..."

"Aku tahu Paman. Kau diurutan teratas..."teriak gadis itu dengan melambaikan tangannya.

Pria itu tersenyum.

"May...lihatlah putrimu. Dia gadis hebat. Kau jangan khawatir...aku akan menjaganya. Menjaga Klarybel...putrimu. Dengan nyawaku.."gumam pria itu

**********

"Tuan...apa anda membutuhkan sesuatu. Biar kami yang lakukan. Anda sebaiknya pulang..."

"Diamlah...dan jangan mengikutiku terlalu dekat. Memang aku ini anak kecil..."seorang laki laki tampan masih dengan seragam sekolahnya memasuki minimarket dan menyambar sebuah keranjang.

"Keluar atau aku kabur...!"

Perintah telak itu lagi lagi membuat para pengawalnya diam seketika. Lebih baik mereka kena sembur sang tuan muda daripada pulang tanpanya. Sejak pulang sekolahnya mereka terus mengikutinya kemanapun dia pergi. Mereka tak menyangka bahwa tuan mudanya itu akan pergi ke cafe bersama teman temannya. Hingga mereka mendapat ancaman dari sang tuan besar.

"Ba Baik Tuan..."

Dengan santai dia memilih makanan favoritnya. Cemilannya untuk acara begadang nanti.

Just For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang