Part 3

55 3 1
                                    

Malam yang indah dengan langit yang cerah menampilkan gugusan bintang cantik yang selalu setia menemani dan menghias tanpa batas. Bulan pun tampak tersenyum bahagia menunjukkan seluruh bagian dirinya di langit kelam.

Di sebuah kamar terlihat seorang pemuda pirang dengan hanya mengenakan sebuah kaos polos berwarna putih dan celana pendek selutut terduduk di sebuah meja belajar sambil sesekali menggerutu tidak jelas.

Memang apa yang harus kupersiapkan untuk rapat festival budaya besok? Pikirnya. Ia selalu mengatakan pada orang-orang terdekat bahwa dia tidak peduli dengan urusan orang lain dan selalu bertindak tidak peduli, tetapi otak tidak kooperatif dengan tindakkannya. Dirinya selalu terbawa pikiran setiap masalah yang ada di sekeliling.

"Nii-Nii! Aku masuk ya!" terdengar suara feminin dari luar kamar pemuda itu.

"Ya!" ucapnya membalas ucapan sang adik.

Pintu kamar terbuka lalu terlihat seorang gadis pirang sewarna dengan rambut pemuda di sana. Gadis bermodel rambut twin tail itu mengenakan sebuah kaos pink lengan panjang dan celana pendek selutut dengan membawa sebuah guling bergambar rubah berwarna oranye.

"Nii-Nii, kamarku banyak nyamuk." Ucap Naruko.

Bilang saja kau ingin tidur di sini, dasar tsundere! Benak Naruto sambil melihat Naruko yang menatap ke arah jendela, menghindari tatapan mata biru serupa miliknya.

"Semprotan nyamuk di kamarmu sudah habis?" tanya Naruto sambil menatap wajah adiknya yang masih memalingkan wajah.

Naruko hanya mengangguk, lalu segera berbaring pada satu-satunya ranjang di kamar itu.

"Kau bisa pakai semprotan nyamuk milikku." Ucap Naruto menutup sebuah buku di meja belajarnya, kemudian duduk di sisi ranjang.

Naruko menggeleng lalu segera menutup wajahnya dengan guling yang ia bawa.

Naruto menghembuskan napas pelan. Adiknya masih tidak mau mengaku, tapi sebuah ide datang begitu saja. "Kalau begitu biar Nii-Nii tidur di kamarmu." Naruto segera berdiri, tetapi sebuah tangan menarik ujung bajunya membuat pemuda pirang itu berhenti dan kembali duduk.

Kedua sudut bibir pemuda itu berkedut tak kuasa menahan sebuah senyuman yang terpancing oleh sikap sang adik.

"Hai. Hai. Kalau kau ingin tidur dengan Nii-Nii tidak perlu bohong, dasar tsundere." Ucap Naruto lalu mencubit sebelah pipi Naruko yang tidak tertutup guling.

"Itte-te-te-te!" Pekik Naruko teredam oleh guling yang begitu saja memancing senyum Naruto untuk mengembang.

Naruto segera berbaring di sebelah Naruko yang masih menyembunyikan wajahnya dengan guling.

"Oyasumi." Ucap Naruto sambil mengecup kening sang adik, hal itu sudah menjadi tindakkan yang sering ia lakukan sejak tinggal bersama.

Grep

Dengan tiba-tiba Naruko memeluk erat Naruto, lalu menyembunyikan wajahnya di dada bidang sang kakak. Naruto kembali memutar otak perihal ada apa dengan Naruko.

"Maaf." Terdengar suara Naruko yang tertahan. Naruto masih tidak mengerti ada apa dengan adiknya.

"Untuk apa?" Tanya Naruto agar Naruko memperjelas maksudnya.

"U-untuk kemarin malam sudah menyerang Nii-Nii." Naruko sedikit memperjelas maksudnya dan Naruto sudah mengerti ke arah mana maksud dari ini.

"Nii-Nii juga salah. Maaf ya." Ucap Naruto lalu membalas memeluk sang adik yang sedang manja, meski terkadang bisa sangat kejam. Ikatan kakak-adik yang erat, saling percaya, saling mendukung, saling membantu, dan saling menayangi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Damn! It's So Fucking Freak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang