Aku tahu.
Aku sangatlah tahu, bahwasannya mencintai itu memiliki berbagai macam resiko. Memiliki banyak aturan yang sangat mengikat. Kau harus terlibat dengan seseorang. Menyapanya setiap pagi. Melakukan hal bodoh. Memikirkan baju apa yang harus kau pakai. Apakah kau sudah tidak terlihat bodoh hari ini. Pergi berkencan, bergandengan tangan, saling memanggil dengan nama panggilan. Melakukan hal bodoh.
Saling menatap. Bertukar pesan dengan jumlah yang intens hingga layar handphone dan keyboardmu mungkin menjerit karena harus berkedip dalam hitungan detik. Membuat PR bersama. Melakukan hal bodoh. Pergi bersama saat liburan musim panas. Melakukan hal bodoh.
Ya. Cinta itu bodoh. Bukan aku tidak sengaja berucap bodoh berulang kali. Cuma ya, memang cinta itu bodoh. Dia bisa membuatmu melakukan hal yang tidak biasa kau lakukan. Seperti menata ponimu setiap sepuluh detik sekali atau membenarkan posisi dasi padahal dasimu tidak pernah meminta kau untuk melakukannya.
Gila. Tapi hal ini nyata.
Tak banyak orang yang mengetahui hal ini. Tentang aku yang jatuh cinta untuk pertama kalinya dalam hidupku. Kalau kau melihatku sekilas aku bukan orang yang nampak seperti apa yang orang bilang dengan sebutan budak cinta.
Aku yang tidak pandai bicara ini jatuh cinta? Alien dari area dua digit yang tengah jadi bahan perbincangan itu saja mungkin sulit untuk berbicara padaku. Padahal dia seekor alien yang jelas-jelas kau tidak mengerti bahasanya. Tapi yang jelas aku tahu dia akan merasa sungkan.
Bukan, aku bukannya jelek. Aku sebenarnya termasuk orang yang percaya diri dengan penampilanku. Aku tidak termasuk pada jajaran mereka yang sering terkena body shaming. Mungkin mereka melakukannya di belakangku tapi aku tidak memerdulikan hal itu.
Cuma ya, aku seperti sedang membuat dinding penghalang antara diriku dan dunia luar. Tapi aku masih bisa berbicara dengan lancar apabila aku mau.
Oh iya! aku lupa memperkenalkan diriku. Mungkin sedari tadi kau bertanya siapa sih orang yang lama kelamaan ucapannya terdengar narsis namun edgy ini? Darimana nyalinya bisa dengan lancar berkata seolah dia tidak memiliki dosa.
Namaku Theophilus Thomas. Orang selalu memanggilku dengan sebutan Theo. Sekarang umurku 16 tahun dan aku menjalani kehidupan di tahun keduaku di SMA. Perawakanku tidak seperti kebanyakan anak laki-laki pada umumnya. Tinggiku 167 sentimeter dengan berat badan 50 kilogram. Nampak normal menurutku. Bagaimana menurut kalian?
Tadi kubilang perawakanku tidak seperti lelaki pada umumnya? Banyak yang bilang kalau wajahku manis seperti anak kecil dengan pipiku yang kemerah-merahan.
Ah ya, kembali ke urusan percintaan. Aku sebenarnya tidak ingin membahas hal ini tapi menurutku ini adalah suatu gebrakan besar dalam sejarah hidup seorang Theo.
Semuanya itu dimulai dari sebuah pertemuan sederhana. Sebuah tegur sapa yang bisa dibilang sederhana. Tapi entah mengapa hal itu bisa mengusikku. Mengusikku yang berada dalam dinding tebal yang selama ini tidak bisa ditembus oleh siapapun.
.
.
.
Hal yang sangat mengejutkan ketika ayah harus dipindah kerjakan ke suatu desa terpencil di atas gunung. Aku yang terbiasa dengan atmosfer perkotaan mungkin tidak akan merasa betah tinggal di desa kecil yang bahkan tempatnya seperti apa saja aku tidak tahu. Tapi ayah dan ibuku sudah bersikeras untuk mengajakku dengan berbagai macam alasan, jadi sebagai anak yang baik dan berbakti aku tidak dapat menolak ajakan mereka.
Aku sebenarnya menyesal karena mengiyakan ajakan mereka. Bagaimana tidak? Apa kata orang nanti tentang anak kota yang pindah ke desa? Pasti akan begitu mencolok. Bukan, bukan karena ayah mendadak bangkrut jadi kami harus hidup di desa. Kami pindah ke desa karena perusahaan ayah berencana menginvestasikan sebagian sahamnya di salah satu perusahaan menengah kebawah di desa itu yang menurut ayah cukup berpotensi. Kata ayah, ia memberi kurun waktu dua tahun hingga perusahaan di desa tersebut bisa berdiri di atas kaki sendiri nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
730 Days
RomanceAku tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya. Mengapa dia masih terus menghampiriku? Mengapa dia berbeda? Bukannya, aku hanya seorang anak baru yang merepotkan? Tidak. Aku tidak mungkin jatuh cinta dengannya!