Love For Rival 0.3

29 3 0
                                    

"mumpung gue lagi baik, tar istirahat gue traktir," Mayreen menoleh terkejut, "Sebagai permintaan maaf," lanjut Nathan lalu kembali ke tempat duduknya.

"Heeeee?" Mayreen masih ternganga.

Nathan kenapa? Kenapa tiba-tiba jadi baik? Apa yang terjadi setelah Mayreen meninggalkan nya tadi? Ah tapi sudahlah, selama Mayreen mendapatkan makanan gratis ia tak memikirkan hal tak penting lain nya.

Di bangkunya, Nathan sedari tadi tersenyum melihat ponsel nya, sesekali mengetik ikut bergabung di grup miliknya dan sahabat-sahabat nya.

NathanBro, tar lo pada ngantin duuan deh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nathan
Bro, tar lo pada ngantin duuan deh. Gue ada urusan

Enji
Urusan buat ngubah gender jadi laki-laki gaes

Nathan
Dih, selama ini lo nggak nganggep gue laki-laki gitu?

Enji
G

Roger
Gw jg gak

Kemal
Hm, gw juga.

Nathan
LAH KOK GITU?!

Roger
Lo cemen

Kemal
Lo cupu juga

Enji
Punya lo kecil sih

Brak!

"E BEBEK AYAM!" latah Mayreen yang terkejut, ia menoleh kesal ke bangku belakang tempat Nathan berdiri sambil memasang wajah murka.

"KUNCORO SIALAN!"

"Eh eh iya ampun-ampun. Kok gue doang sih? Roger sama Kemal juga noh, EEKK IYA IYA MATI INI GUE NJING" pekik Enji ketika Nathan memiting lehernya kencang.

"Enjinu! Nathan! Ngapain kalian?!" Seketika kelas 11 Ipa 4 menjadi riuh karena para murid nya sibuk mencari jaan untuk kembali ke tempat mereka masing-masing.

"Ih ini siapa sih yang nempatin kursi disini, balikin nggak!"

"Woi! Itu laptop gue ketinggalan di Anggi,"

"Minggir dulu dong gue mau lewat,"

"Itu kursi nya balikin tolol, lo kan yang ngambil,"

"Omegat! Meja gue amburadul banget. Bersihin nggak! Siapa sih tadi?"

"Anjir handphone gue kegores woi!"

Brak! brak! brak!

Seakan waktu berhenti, suasana kini menjadi sunyi ketika Bu Zulfah memukul meja dengan penghapus papan tulis tiga kali. "Semua nya kembali ke tempat! Dengan tenang!" titah nya.

Semua murid kembali ke tempat dengan tidak ribut lagi, hanya berbisik untuk menyuruh orang lain bergeser atau menyingkir. Bu Zulfah duduk di kursi nya, lalu membenahkan letak kacamatanya.

Love For RivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang