terimakasih untuk persahabatan yang luar biasa ini. dimanapun, kapanpun selalu bersinar bersama sama di dunia ini. suka duka, tertawa bersama, bahkan menangis bersama kalian adalah hal yang sangat berharga dan berarti
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
1 hari sebelum yang namanya Veilla pindahan ke Jakarta.
08.38 Yogyakarta, perumahan xxx Di sebuah rumah terdengar kegaduhan yang nggak kira kira.
"Mas adi! Kaos kaki vei kemana?" "Dicuci!"
"Titi! Indominya diangkat dulu, keburu lembek!" "Ya, bentar lagi pake baju."
"Ti! Charger laptopnya mas mana? CEPETAN KRITIS NI TUGASKU HURUNG DI SAVE!" "ya gatau, dikira aku dewa?"
"Map rapornya mbak mana yah dek?" "Di jonggol."
"Vei, kolor mas mana?" "Di rumah vasey!" "Kok bisa?" "yA GATAU LAH BAMBANG!!"
Sumpah tiga manusia ini udah gembradak banget pagi pagi. Mana mama papa mereka bulan bulan gini lagi sibuk banget di kantor. Berangkat sebelum pagi pulang setelah sore. Pembantu enggak ada, rumah dipasrahin sama 3 anak anak tukang ribut.
"Hadeh, gimana hidup kalian kalo mbak kuliah di Jakarta. Ckckck," ujar Vei sambil membereskan kekacauan meja makan pagi ini.
"Em, sorry? Gimana hidup mbak tanpa kita?" ujar titi sambil benerin dasinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sad but true sih..
"Sok bener yang udah kelas 12, untung udah lulus," sambar Vei sambil menyuap Indomie milik titi.
"Adek adek yang mas sayangi, tolong banget jangan berisik dikala mas lagi ngerjain skripsi, nggih." Ujar mas adi sambil berkutat pada laptopnya seraya mengerutkan dahi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.