Part 1

331 25 0
                                    

HAPPY READING

💕
💕
💕
💕

꧁༒BUKAN PELAKOR༒꧂

Mingyu menghampiri seseorang yang sudah menunggu kedatangannya di sebuah cafe ternama di kota ini.

"Maaf lama," ucap Mingyu dengan nafas terengah-engah.

"Tidak apa, duduklah. Aku sudah memesankan kopi untukmu," ucap orang itu.

Mingyu tersenyum kecil. "Terimakasih sayang. Oh iya, ada apa kamu mengajakku kesini? Tumben sekali," tanyanya.

Pemuda yang duduk dihadapan Mingyu hanya tersenyum kecil. "Ada sesuatu yang harus aku katakan padamu Mingyu."

"Apa?"

"Ayo kita akhiri hubungan kita," lanjut pemuda itu.

Mingyu yang tengah menyesap kopinya pun tersedak. "Apa maksudmu sayang? Kita sudah 6 tahun menjalin kasih! Dan juga, bulan depan kita akan menikah! Kenapa tiba-tiba kau memutuskan hubungan ini? Apa ada yang menganggu dirimu? Atau ada yang salah dari sifatku?" tanyanya beruntun.

Pemuda itu menggeleng pelan. Tangan kurusnya menggenggam erat tangan Mingyu. "Tidak ada. Aku hanya ingin menyelamatkan nyawa seseorang."

"Apa maksudmu Jeon Wonwoo?! Apa hubungannya antara putusnya hubungan kita dengan menyelamatkan nyawa seseorang?" tanya Mingyu dengan kesal.

"Apa kau ingat Yoon Jeonghan? Dialah yang harus aku selamatkan,"

"Apa maksudmu?"

Wonwoo menghela nafas pelan. Ini adalah keputusan yang berat, baik untuknya ataupun untuk Mingyu. "Jeonghan sangat mencintaimu Gyu, dia hampir saja memotong urat nadinya saat tahu, kalau kita akan menikah bulan depan." lirihnya pelan.

"Lalu apa masalahnya? Aku tidak mencintainya, kau tahu itu kan? Dia hanya tergila-gila padaku."

"Tapi, ini menyangkut nyawa seseorang Mingyu! Dimana hati nuranimu? Apa kau akan membiarkannya mati dengan sia-sia?" pekik Wonwoo disertai isak tangis yang sangat memilukan.

Mingyu bangkit dari duduknya dan berlutut dihadapan kekasih hatinya. Tangan besarnya menangkup kedua pipi tirus Wonwoo, sembari menghapus airmata yang menetes deras. "Jangan seperti ini, heum? Aku tidak mencintainya sayang. Jangan putuskan hubungan ini hanya karenanya. Kau tahu, aku tidak bisa hidup tanpamu, Wonwoo," lirih Mingyu pelan.

"Tapi, sekarang Jeonghan sekarat di rumah sakit, Gyu. Dia terus memanggil namamu. Aku tidak apa kalau kau menikah dengannya. Aku rela, Gyu!"

Mingyu menghela nafas panjang. Kekasihnya ini memang sungguh keras kepala. "Sayang, ini bukan masalah rela atau tidak, tapi, ini masalah hati. Jika aku menikah dengan Jeonghan, rumah tangga yang ku jalani pasti tidak akan bertahan lama. Kenapa? Karena hanya satu orang yang menjalaninya dengan ikhlas. Sedangkan kalau kita menikah, sudah dipastikan kalau rumah tangga kita akan bertahan lama, karena ada dua orang yang menjalaninya. Kau tahu maksudku kan sayang?"

"Tapi, Jeonghan sangat mencintaimu, Gyu. Dia akan mati kalau dia tahu kita menikah, Gyu!"

"Jangan fikirkan dia, oke? Kita fokus saja untuk mempersiapkan pernikahan kita,"

"Jangan egois Mingyu! Dia akan mati kalau dia tahu kita menikah! Dia sangat mencintaimu, Mingyu!"

"Sayang, dengarkan aku, aku tidak mau kalau aku harus menikah dengan Jeonghan! Aku tidak mencintainya! Aku hanya mencintaimu seorang, Wonwoo,"

Bukan PelakorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang