Say Something

18 0 0
                                    

PROLOG

Aku Meiza Azahra, wanita berumur 21 tahun ini sedang seperti orang gila. Duduk bersandar diantara heningnya malam. Malam telah menyapa kembali, dan aku masi kembali pada kegilaan ini , di atas kursi tubuh ku menopang sambil bertopang dagu. Angin membawa juntaian rambut ku sedikit bergoyang, sementara pikiran ku melayang entah dimana. Mungkin lagi-lagi dia mengganggu pikiran, merusak moment bahagia. Pikiran yang tak seharusnya aku pikir kan. Seperti biasa, lagi-lagi aku terpenjara dalam sepi, dalam rasa terpenjara lirih. Wahai hati jangan lah engkau terus bersusah hati, kau hanya akan melukai diri mu sendiri, begitulah ucap ku setiap kali, setiap kali bayangannya muncul dalam sebuah ketiadaan kekosongan.

Sekarang bukan lagi aku memikirkan dirinya yang memang tak pantas diadakan, dirinya pantas di hapus dalam sebuah ingatan. Aku akan bergegas tidur dan menenggelamkan semua angan, tentang aku yang sangat mencintainya. Mungkin entah sampai kapan, suara hati ku tetap berdiam, walau dia ada di dekat ku, walau dia sering bersama ku. Mungkin takdir hanya membenarkan bahwa kami akan tetap menjadi dua orang asing yang tak pernah mengenal sampai sekarang ini. Sampai perpisahan yang sudah 7 tahun terlewati.

Selamat malam kembali pada diri mu, entah sedang apa engkau disana. Berbahagialah disana jangan seperti aku yang merana dalam kesendirian. Kepala ku sedang bersandar di bantalan empuk berharap ia dapat memanjakan pikiran ku dan membawa ku hanyut di alam mimpi. Mungkin? ternyata kemungkinan yang salah, aku masih saja terjebak, terjabak pada ilusi, ilusi yang menyakitkan diri. Bagi ku dulu, remaja SMK ini belum pantas mendapatkan cinta, bagi ku, aku memang tidak perlu mendapat kan cinta. Namun sayangnya aku membutuhkannya sebagai bunga dari cerita kisah indah. Ternyata lagi salah, aku salah menemukan, aku jatuh cinta pada sesorang yang tidak mengenali ku bahkan tau keberadaan ku.

Kembali lagi berharap, berharap di penghujung hari nanti aku dapat menceritakan ini pada mu, dapat berbagi kisah pilu ku ini pada mu, betapa aku mengagumi mu bak pangeran kerajaan. Kehancuran ku kembali lagi bukan hanya aku yang tak sanggup untuk dekat dengan mu, tetapi saat aku tau dulu kau telah memiliki pujaan hati yang memikat. Dia jauh dari pada aku, dia terlihat anggun dan pantas digandengkan dengan mu, dialah putrinya dan kau pangeranya, aku seperti tertusuk seribu duri. Mata ku tak kuasa menahan beban air mata, akhirnya ku tumpahkan pada kepedihan pada kesakitan. Kau tak akan pernah tau betapa hancurnya aku dulu.

Kau seperti langit bagi ku, jauh dan tak mungkin ku gapai. Begitu kata banyak orang bersajak. Mereka benar kau dan aku seperti langit dan bumi, bahkan sekali aku pun berteriak aku mencintai mu kau tidak akan mendengarnya atau bahkan terusik. Bagiku kau hanyalah sebuah imajinasi, aku tak mampu berkata, atau bahkan menuliskan kerinduan yang terpenjara dalam sepi.

Sekarang memori itu sudah lama, 7 tahun yang lalu aku seperti orang bodoh yang begitu sangat menyukainya. Aku bahagia, bahagia dengan cara ku sendiri dengan mencintai mu tanpa suara. Sekarang dunia ku berubah, aku tak pernah bertemu lagi denganya, entah dimana ia sekarang aku tak tau dan aku tak mau mencari tau, jika saja itu membuat ku sakit kembali. Sebenarnya kebodohan ku masih berlanjut "Aku Masih Mencintainya".

Aku masih menaruh kepingan harapan, waktu beranjak mempertemukan orang yang tak saling mengenal ini memiliki waktu untuk mengenal, barang kali akan mendapatkan sebuah kecocokan barang kali memang takdir akan membawa kami pada titik temu. Aku tidak ingin membesarkan sebuah harapan, jika saja pada akhirnya itu menyakit kan. Bagi ku sekarang kau masa lalu yang tak sebaiknya ku buka, sebaiknya ku bungkus dalam sebuah kenangan.

Malam itu aku sukses terbenam dalam balutan kenangan......

say somethingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang