Prolog

9 2 0
                                    

     Ketika langit mulai menggelap. Matahari pun ikut menghilang ditelan cakrawala. Seolah memberitahukan kepada penghuni semesta agar sejenak mengistirahatkan diri.

     Hari ini cukup melelahkan bagiku. Bagaimana tidak? Sepulang aktivitas belajar mengajar, kami para anggota OSIS harus disibukan kembali untuk mengganti isi mading. Jadi, Aku baru bisa pulang sekitar pukul 17.15 WIB dari sekolah. Hari ini aku pulang dengan Nindya.

     Untuk urusan pulang dan pergi ke sekolah aku selalu berdua dengan Nindya, sahabatku. Ketika dia tidak berangkat, barulah aku diantar oleh ayahku.

     Perjalanan dari sekolah ke rumah hanya membutuhkan waktu 10 menit. Sesampainya di rumah, aku langsung bergegas ke kamar. Kuletakan tas di atas meja belajar. Lalu kurebahkan diriku di atas tempat tidur, hendak mengistirahatkan diri sejenak.

     Setelah 10 menit beristirahat, kuraba sakuku. Hendak membuka ponsel. Namun, ternyata tidak ada ponsel disaku jas almamaterku. Oh iya, baru aku ingat, ponselnya kuletakan di tas. Segera kuambil, lalu aku pun membuka salah satu sosial media.

     Setelah muncul layar menu sosial media tersebut, ternyata ada beberapa orang yang meminta pertemanan. Segera aku klik, dan langsung kusetujui tanpa melihat nama penggunanya.

      Tiba-tiba aku teringat dengan Bang Abyan. Aku akan mengirim chat kepadanya.

     Kubuka ikon chat, lalu aku meng-klik chat-ku dengan Bang Abyan, namun tiba-tiba terdengar suara bunda, "Sasha, ayo siap-siap sholat berjamaah."

     "Iya, Bunda. Sasha mandi dulu sebentar." Sebelum beranjak untuk mandi, kuketikan pesan singkat untuk Bang Abyan.

[Sasha rindu, Bang.]

"Sasha," teriak bunda.

"Ehh, iya, Bun. Sebentar."

***

     Setelah sholat berjamaah, kami pun segera makan malam bersama. Moment seperti inilah yang selalu kurindukan. Aku anak tunggal dari ayah dan bundaku. Sedangkan ayah dan bunda sangat jarang bisa makan malam bersama denganku. Oleh karena itu, moment  seperti inilah yang selalu kutunggu.

     Setelah selesai makan aku hendak pergi ke kamar. Rasanya badanku ini sangat lelah.

"Yah, Bun, aku ke kamar dulu. Mau istirahat. Selamat malam, Yah, Bun."

     Setelah sampai di kamar, ku ambil ponsel yang tadi ku letakan di atas tempat tidur. Ternyata ada notifikasi chat yang masuk. Setelah aku buka sosial mediaku, aku langsung mengernyitkan dahi. Siapa yang mengirim chat kepadaku? Karena penasaran, segera kubuka chat darinya.

[Siapa anda?]

     Lalu kulihat chat sebelumnya. Ya ampun! Ternyata aku salah kirim chat. Aduh, malunya! Bagaimana bisa chat yang sebelumnya kukirim untuk Bang Abyan jadi terkirim ke dia. Segera kukirim balasan chat untuknya.

[Aduh, maaf, Bang. Salah kirim. Sekali lagi, saya mohon maaf, ya.]

[Bang? Emangnya saya abang tukang bakso.]

[Ya udah. Mohon maaf, Mas. Tadi saya salah kirim chat.]

[Mas? Emangnya saya ikan mas?]

Aduh! maunya apa sih nih orang. Kulirik nama yang tertera di layar. Tertera nama 'Aileen Nuha'.

[Hmm, ya udah. Maaf ya, Ay.]

     Aduh! pake acara typo segala, padahal belum selesai mengetik, sudah terkirim saja. Pasti dia langsung protes nih.

[Heh! Ay, Ay. Ga sopan!]

     Tuh, 'kan!

[Maaf, tadi typo. Terserah anda saja lah. Ribet banget jadi orang. Intinya saya minta maaf! Titik.]

     Setelah pesan tadi terkirim, segera kumatikan ponselku. Rasa-rasanya aku sangat lelah hari ini, tak ada tenaga untuk meladeni chat darinya. Kurebahkan tubuh lelahku. Sebelum tidur, aku berdo'a agar hari-hari esok lebih baik dari hari ini. Dan semoga tidurku nyenyak, agar tak ada lagi mimpi tentang masa lalu yang sering menghantuiku. Tidak lama kemudian, aku pun tertidur.

****

Krisarnya, qaqa. >_°

Salam dari author newbie:*

Next gak nih? Kira-kira Aileen bakalan tetep gitu karakternya atau berubah, yaa? Terus masa lalu kaya gimana sih yang di alami tokoh aku?

Jangan lupa vote-nya!

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang