1

21 4 10
                                    

Sudah hari ke-5 aku terbaring di ranjang rumah sakit ini. Aku kira aku hanya akan dirawat selama 3 hari.

Ternyata butuh waktu lama untuk memulihkan kakiku yang patah karena kecelakaan tunggal yang ku alami 5 hari yang lalu.

Hari ini aku akan dituntun perlahan untuk berjalan menggunakan tongkat pembantu. Dokter bilang, 6 hari lagi aku sudah bisa berjalan tanpa bantuan. Syukur lah, berarti 6 hari lagi aku akan bertemu teman-temanku disekolah lagi.









"Perlu bantuan?" Ucap kakakku saat melihatku mulai mencoba berdiri dengan tongkat pembantu untuk pertama kalinya.


"Ah- tidak, aku rasa ini mudah" jawabku sambil mencoba menyeimbangkan diri.

"Baiklah, kau bisa mencoba jalan mengelilingi rumah sakit ini untuk membiasakan kakimu," ujarnya sambil membantuku berjalan.

"Terima kasih, kau bisa meninggalkan ku sekarang, kau bilang hari ini ada jadwal kuliah? Kurasa aku sudah mahir" kataku tersenyum sambil menjunjukkan kemahiranku.

"Baiklah, jika butuh bantuan, hubungi saja aku, oke?" Ucapnya lalu meninggalkanku dilorong rumah sakit.

🌝🌝

Aku memutuskan untuk berjalan menuju taman rumah sakit. Sudah lama aku tidak mencium wangi rerumputan di pagi hari seperti ini.

Semua orang memakai pakaian yang sama sepertiku, ya aku tebak mereka adalah pasien di rumah sakit ini juga.







Karena asik berkeliling, aku mulai merasakan nyeri di kakiku, lagi. Aku memutuskan duduk di salah satu bangku yang ada di taman sembari sedikit memijat kakiku yang ngilu.







"Hei bukankah kaki patah tidak boleh dipijat?" Ujar seseorang yang tiba-tiba saja duduk disebelahku.

Aku mendongak, tapi yang kulihat hanya siluet seorang pria, karena cerahnya matahari pagi itu.

"Jangan di pijat," ujarnya menarik tanganku pelan.

Aku mengedipkan mataku berkali-kali sebelum akhirnya aku bisa melihat wajah dari pria di sampingku ini.

"Kau kenapa?" Ujarnya panik saat melihat ku terus mengedipkan mata.

"Apa aku setampan itu? Sampai membuat mu berkedip lebih dari 5 kali?" Lanjutnya sembari mengelus rambut hitamnya.

Aku mengernyitkan dahi, lalu menggeser dudukku menjauh darinya.

"Hei aku bukan paman-paman mesum, kenapa kau takut." ucapnya saat melihat aku mulai menunjukkan ekspresi wajah yang aneh.

Mataku menangkap kearah pakaian yang dikenakan nya.

Dia memakai pakaian yang sama seperti yang aku kenakan. Apakah rumah sakit ini juga merawat orang gila?







"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanyanya heran. "Ah- kau pasti merasa aneh kan aku mengajakmu berbicara secara tiba-tiba?" Lanjutnya sembari tersenyum.

Tampan

eh apa ini? Aku kenapa?

"Maaf, aku tadi terlalu senang karena akhirnya menemukan teman yang sepertinya seumuran dengan ku disini," ucapnya tersenyum malu sembari menggaruk tengkuknya pelan.

Aglio - Kang MinheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang