02 : Dia?

360 92 134
                                    









"Junghee ya..?"

"Mwo?"


Hyungjun menatap tak paham pada lelaki berjas hitam itu.





"K-kau masih hidup?"

"Apa maksud tuan?"












"Junghee ya.. "

Ujar nya dengan lirih kemudian tangan lelaki itu mulai terangkat untuk menyentuh wajah manis namja didepannya.


"T-tuan? Apa yang k-kau lakukan?"

Lelaki itu tak menghiraukan panggilan dari hyungjun, mata nya terus fokus menatap wajah manis namja itu.
Dan itu sukses membuat hyungjun bergidik ngeri.

Bagaimana tidak? Ia sama sekali tak mengenal lelaki itu, dan dia dengan tidak sopan nya menyentuh dan mengusap pipinya.



"T-TUAN!"


"A-ah iya? Maafkan aku.."

Lamunan dari lelaki itu seketika buyar kala hyungjun memanggilnya dengan suara yang lumayan keras.

Dan Dengan gerakan cepat ia pun menarik tangannya dari pipi bulat namja manis itu.

"M-maafkan aku.."
Ujarnya lagi.

"Tidak apa-apa tuan"

Lelaki itu melirik sekilas kearah lulut hyungjun dan mendapati darah segar yang semakin mengalir deras sampai membasahi celana panjang namja itu.

Ia semakin mendekatkan diri nya dengan hyungjun kemudian dengan tiba-tiba mengangkat tubuh hyungjun yang sukses membuat namja itu terlonjak kaget.

"T-tuan apa yang kau lakukan?"

Lelaki itu tak menghiraukan pertanyaan dari hyungjun. Ia masih mengangkat tubuh hyungjun untuk membantunya menepi di tepi jalan.

Ia mengeluarkan sebuah sapu tangan dari balik jas hitamnya lalu mulai mengelap darah yang mengalir dari lutut hyungjun setelah sebelumnya mengangkat sedikit celana si namja manis sampai se batas paha.

"T-tuan kau tidak perlu melakukannya. Aku baik-baik saja"
Ujar hyungjun seraya berusaha menutupi paha nya yang terekspos didepan lelaki itu.

Sungguh. Ini memalukan sekali bagi hyungjun.

"Bagaimana bisa kau mengatakan ini baik-baik saja? Kau terluka dan ini karena aku. Jadi aku yang harus bertanggung jawab. Ayo kita kerumah sakit. Aku akanㅡ"

"Tidak tuan! Aku tidak bisa kesana"
Ujar hyungjun dengan cepat memotong ucapan si lelaki tinggi itu.

"Aku yang akan menggendongmu"

"B-bukan itu maksudku tuan.. "

Hyungjun melirik kearah sepedanya yang tergeletak di jalan dan mendapati buket bunga yang akan ia antarkan ke pelanggan sudah hancur berantakan karena terlindas ban mobil lelaki itu.

"..bunga nya hancur.. "

Ujar hyungjun dengan suara yang terdengar lirih.

Bibirnya mulai sedikit bergetar karena takut. Itu adalah bunga pesanan untuk pelanggan dan karena ulahnya sendiri, bunga itu hancur.

Sungguh Ia teramat takut.

"Apa kau seorang pengantar bunga?"

Hyungjun menolehkan kepalanya ke arah lelaki itu kemudian ia menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

REINCARNATION? ㅣ MingJun [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang