Dua.

5 0 0
                                    

Sejuknya udara pagi membuat Lidya ingin menghabiskan waktunya digazebo taman belakang rumahnya. Pagi tadi saat dirinya selesai membersihkan diri dan menuju keruang makan. Dirinya sempat bertanya pada salah satu pelayan dimana Dimitri lagi lagi seperti sebelumnya pelayan akan menjawab Dimitri pergi pagi pagi sekali dengan menggunakan setelan kantornya.

Dan seusai menyelesaikan sarapan dirinya meminta teh pada Ms Alexa. Sudah tiga puluh menit berlalu Lidya duduk menatap hamparan bunga didepannya dengan tangan kanan menggenggam segelas teh hangat. Langkah kaki mendekat membuat gerakan tangannya menaruh teh berhenti lalu dibalik matanya ia dapat melihat bahwa yg datang adalah Ms Alexa.

"Nyonya, Tuan meminta anda untuk memakai gaun yg sudah dikirim tuan untuk makan malam bersama keluarga Rainov nanti." bersamaan dengan itu sebuah bingkisan mendarat dimeja disampingnya.

Lidya tersenyum lalu menatap Ms Alexa. "Kau bisa menyimpannya dikamar."

Ms Alexa duduk dibangku kosong disebelah Lidya menatap wanita Dua puluh lima tahunn itu dengan pandangan hangat. "Mengapa anda bisa bertahan sejauh ini nyonya?"

Lidya menoleh masih dengan senyumnya. "Tidak ada alasan untuk tidak bertahan Ms,Alexa."

"Dikeadaan yg seperti ini?!"

"Aku pernah mengalami jauh yg lebih buruk dari ini sebelumnya Ms. Alexa."

Alexa menghembuskan nafasnya dengan lelah. "Saya tidak mengerti selama delapan bulan ini bagaimna anda melewatinya nyonya."

Lidya menepiskan bibirnya."hanya perlu bersabar dan membutakan mata dan pendengaran tentang semua hal Ms. Alexa."

Lidya beranjak dari kursinya ketika sebuah panggilan masuk dari ponselnya. Lidya menempelkan ponselnya ditelinga lalu mendengarkan apa yg Dimitri katakan di telepon. Lalu menutup kembali sambungannya.

Lidya melangkah diikuti Alexa dibelakangnya"Antar aku ke salon yg sudah aku kirim melalui ponselmu Ms.Alexa."

"Baik nyonya."

Lidya menatap bingkisan yg tergeletak rapi dinakas tempat tidurnya. Itu adalah sebuah gaun cantik warna hitam dengan motif sederhana namun berkilau dibagian bagian tertentu. Jika saja gaun itu diberikan bukan oleh bajingan bernama Dimitri maka dirinya akan sangat bahagia menerima bingkisan itu. Tapi ini lain Dimitri memberinya gaun hanya karna ajakan makan malam dari keluarga Rainov dan itu adalah salah satu alasan untuk Dimitri bisa membuat kebohongan baru didepan keluarganya.

Lidya tersenyum lalu mengambil gaun tersebut dan menatap dengan lekat. Sekelebat bayangan Dimitri yg bermain banyak wanita membuatnya tanpa sadar meremas gaun yg dipegangnya. Dirinya benci! Benci pada Dimitri suaminya yg selalu melakukan appun yg ia sukai. Sedangkan Lidya hanya mampu menuruti semua yg dikatakan suaminya.

Sampai sebuah ketukan pintu terdengar. Buru buru Lidya menaruh kembali gaun itu. Dan menatap Alexa yg berjalan mendekat kearahnya dengan sebuah bingkisan lain dari merk ternama yg pasti sudah bisa Lidya tebak Dimitri yg memberikannya.

"Ini adalah sepasang anting berlian yg baru saja dikirim seseorang suruhan tuan nyonya." Alexa menaruh bingkisan itu diatas meja yg terdapat disudut kamar.

"Pria yg selalu sibuk dengan urusannya heh?!"

Alexa menunduk dan memperhatikan bahwa Lidya tidak berniat melihat seperti apa berlian yg diberikan Dimitri namun Alexa tau bahwa didalam hati Lidya terdapat sedikit rasa sakit disana. Lalu dengan langkah pelan menjauhi kamar dan menutup pintu dengan perlahan.

Sebuah panggilan masuk membuat Lidya berjalan keatas ranjangnya dan mengambil ponsel. Melihat siapa yg menelpon Lidya menyeringai.

"Ada apa Mr.Dimitri?aku sudah menerima bingkisanmu yg bernilai mahal itu." pandangan matanya lurus dengan bibir terkatup rapat.

"Tidak usah berlagak seakan kau tidak menyukainya Harahel. Kau hanya perlu memakainya nanti." Dimitri menyahut dengan suara datarnya.

Lidya tersenyum dan masih terdengar oleh Dimitri. "Aku tidak membutuhkan berlian berlian mahalmu kau tau itu Rainov."

"Sialan! Berhenti membantahku Harahel ikuti saja apa yg kukatakan." Dimitri mendesis tak suka akan jawaban Lidya.

"Dan melakukan semua kebohongan yg kau ciptakan heh?! Hanya karna karir yg menanjak kau rela menjadikan seorang wanita sebagai bonekamu?! Sialan kau bajingan!" nafas lidya terngah engah ketika menyampaikan sederet kalimat makian itu pada Dimitri.

Dimitri terkekeh lalu mengatupkan bibirnya. "Jangan lupa bahwa aku belum menidurimu selama delapan bulan ini Harahel. Dan kau sebut dirimu boneka?!."

Terdapat suara yg menandakan bahwa Dimitri telah memutuskan panggilan secara sepihak. Lidya menatap ponselnya dengan gigi bergelatuk. Apa yg baru saja dikatakan pria itu membuatnya marah. Dan itu membuat Lidya membanting ponselnya dengan keras. Tidak perduli sudah rusak ataupun hancur.

🍀🍀🍀🍀

Usai mematikan sambungan telepon secara sepihak Dimitri langsung bersandar dikursi kerjanya. Masih dengan tangan yg menekan pelipisnya. Dimitri memandang ponsel diatas meja kerja miliknya. Mencerna apa yg baru saja istrinya katakan. Dan apa katanya boneka?! Ah yg benar saja bahkan dirinya belum menyentuh wanita itu sama sekali. Yeah Dimitri akui ia memang brengsek. Tapi itu semata mata karna kehadiran wanita itu dalam hidupnya hanya mengganggu. Walaupun tidak ada yg tahu jika dirinya sudah menikah. Tetap saja Dimitri tidak menyukai hal itu.

Pikiran yg melayang kemana mana buyar seketika. Kala pintu kerjanya diketuk dari luar. Saat Dimitri bertanya suara wanita yg lembut menerpa indra pendengarannya dan sontak hal itu membuat dimitri menyunggingkan senyum.

Wanita dengan balutan dress berwarna maroon dengan heels senada tampak berjalan anggun menuju tempat kerja Dimitri. Wanita dengan rambut pirangnya yg dicurly pada bagian bawah itu mengulas senyum ketika melihat Dimitri menopang kedua tangannya diatas meja kerja.

"Kau tidak mengabariku jika kemari?" Dimitri mengeluarkan suaranya tepat ketika wanita berambut pirang itu sudah duduk disofa ruang kerjanya. Menatapnya dengan senyuman sambil menyilangkan kedua kakinya.

"Kupikir kau sibuk dan aku tidak ingin mengganggu."

Dimitri bangkit dari kursinya menuju sofa dan duduk. "Ayolah Angela kau tau aku hanya perlu menandatangani saja yg lainnya diurus asistenku."

Wanita yg diketahui bernama Angela tersenyum. Menampilkan deretan gigi putihnya yg sudah pasti diporslen begitu cantiknya. Wanita yg Dimitri tau pandai merawat diri yg membuatnya hanyut ketika pertemuan pertama disebuah hotel yg ia tempati ketika menginap disebuah meeting diluar kota. Dan menjalin hubungan setelahnya.

Hingga sampai ibunya memberitahu pernikahannya dengan Lidya maka itu membuatnya murka. Dan terpaksa meninggalkan Angela. Namun wanita berusia dua puluh tuju tahun itu benar benar mengerti dirinya dengan menerima pernikahan tersebut namun tetap disisi Dimitri.

Siang itu Dimitri habiskan bersama Angela mengobrol dan meminum bir bersama diruangan kantornya. Mengabaikan beberapa panggilan dari Lidya yg memang disengaja. Yg dipikirnya hanyalah menikmati waktu berdua dengan Angela karna kesibukan keduanya nanti hingga lama akan bertemu kembali. Mengingat jika seorang Angela Ambirisa adalah seorang model kelas dunia yg selalu sibuk.

🍀🍀🍀🍀🍀

==========

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DARK THE HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang