Kali ini hanya kata "maaf" yang terus terucap. Sebab aku telah berkali-kali terjerembab.
Maaf ma, aku lengah. Aku tak kuasa menahan amarah. Aku hilang arah.
Hanya ada sesal di dada. Karena tak bisa membuatmu bangga. Dan juga selalu menyusahkan raga.
--del