Ayunan langkah pertama

22 3 0
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Kuatkan kaki untuk menopang tubuhmu sendiri. Sesungguhnya Allah bersama kita."
(Auni)

****

24 April 2018, aku akan menjalani seleksi tes tertulis. Aku memilih tempat tes di kampus IAIN Metro. Jika ditanya alasannya, maka aku akan menjawab bahwa akupun tidak tahu. Alasannya hanya ingin saja. Sesederhana itu, bukan?

Aku lupa membagi cerita, bahwa diformulir pendaftaran yang ku isi beberapa waktu yang lalu, aku memilih Jurusan Akuntansi syari'ah tidak dikampus IAIN Metro saja, tapi juga di UIN RIL. Karena aku memberatkan jurusan yang sudah kujalani selama tiga tahun dibangku SMK. Kufikir akan lebih mudah untuk menjalankan sesuatu yang sudah terbiasa dijalankan. Mungkin tidak kan seberat saat mengambil jurusan yang sebelumnya tidak kita mengerti.

"Eka, jadi mau tes di IAIN, kan?" Tanyaku lewat pesan singkat di WhatsApp.

"Insya Allah. H-1 aku menyusul kamu, ya." Jawabnya dengan diikuti emoji love berwarna biru, warna kesukaanku.

"Oke, siap. Aku jadi ka minep di rumah pamanku. Mungkin aku disana satu minggu." Aku memastikan.

"Iya, ni. Ketemu nanti, ya." Sapaan terakhirnya sebelum aku menutup mataku.

°°°°

Tiga hari sudah aku menginap disini, juga bertepatan dengan bulan ramadhan. Ini kali pertama aku menjalankan bulan suci di rumah kerabat. Beliau adalah adik dari ibuku. Beliau tinggal di Pekalongan-Lampung timur bersama istrinya. Anak tunggalnya bekerja diluar kota. Jadi mereka merasa senang dengan keberadaanku, paling tidak dengan adanya aku dan Eka nanti, rumah ini tidak akan sesepi biasanya.

"Betah kan disini?" Tanya bibi ku saat kami sedang sahur dengan sederhana.

"Betah, kok. Sama aja kayak suasana di rumah. Hehe." Jawabku sambil mengambil gelas berisi air putih.

"Alhamdulillah kalau gitu. Kamu kan jarang main kesini, jadi kalau bisa disini yang lama aja, ya. Biar rumah jadi rame." Pamanku menyambung pembicaraan.

"Kalau tesnya sudah selesai, aku mau pulang. Soalnya kan belum buat kue lebaran juga di rumah." Jawabku memberi pengertian.

"Ya sudah kalau gitu, yang penting ingat tujuan awal kamu disini untuk apa. Jangan lupa belajar, besok tesnya nanti sukses." Doa dari pamanku terlantur sederhana.

"Aamiin ya Allah.." Ku-amin-kan doanya. Semoga Allah SWT memberikan yang terbaik.

°°°°

Hari yang ditunggu akhirnya tiba, hari ini aku, Eka, dan Asma, keponakan bibiku akan menjalani seleksi penerimaan Mahasiswa baru. Jurusan yang kami ambil berbeda, bahkan Eka mengambil kampus yang berbeda denganku dan Asma. Eka memilih kampus UIN RIL dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Kami berangkat bersama dengan menaiki sepeda motor. Berharap Allah akan melihat bagaimana usaha yang kami lakukan selama ini, dan memberikan kemudahan dipuncak perjuangan yang jatuh dihari ini. Semoga udara dan semesta berdamai dengan kami.

Pukul 08.00, kami masuk ke ruang tes kami masing-masing, kebetulan ruang tes kami berbeda. Akhirnya kami berpisah dan memutuskan untuk bertemu lagi setelah tes selesai dilakukan.

Pemilik TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang