Hilang dan Ditemukan

190 47 21
                                    

"Bye!"

Aimee berlari kecil meninggalkan mobil Axel. Sedari berangkat cewek itu hanya main hp sepanjang perjalanan. Mengabaikan Axel yang juga tak fokus menyetir.

Makan malam tadi malam berakhir dengan keputusan kedua belah pihak, bahwa bulan depan Axel dan Veza akan resmi bertunangan. Tidak akan ada perayaan besar, karena mereka menilai itu terlalu boros. Pesta akan dilakukan saat pernikahan saja awal atau pertengahan tahun depan. Sembari mencari hari baik.

Axel bukannya tidak mau menikah, apalagi menikahi Veza. Hanya saja dia merasa belum siap untuk berkomitmen. Lagi pula tidak ada orang lain yang bisa mengerti dia selain Veza. Axel bahkan tak bisa membayangkan, apakah dia bisa dekat dengan cewek lain seandainya Veza bosan dengan sikap dinginnya dan memutuskan untuk berpisah darinya. Tapi...

Axel merasa ada yang salah di hatinya.

"Din!" suara klakson mobil membuyarkan lamunan pria muda itu. Axel melirik spion dan menyadari dia menghalangi jalan. Lalu tanpa basa-basi, Axel meninggalkan tempat itu.

🌻🌻

Aimee berdecih sebal saat melihat Youdji masuk ke dalam lift dan hanya ada mereka berdua. Kalo nggak inget dia bos, Aimee pasti bakal melotot mencegahnya masuk. Berhubung dia cuman bawahan, Aimee harus sedikit sopan lah. Sedikit aja sih, soalnya Aimee emang nggak punya banyak cadangan sopan. Hihihi...

Gadis itu lalu merogoh sakunya saat ingat masih punya permen jahe, sisa kembalian uang beli bolpen di toko deket rumah tadi. Dengan santai dia membukanya, tanpa peduli itu sopan atau tidak di depan Youdji. Toh, belum masuk jam kerja.

"Eeehh...!" protes Aimee saat permen itu tiba-tiba berpindah tangan dan masuk langsung ke mulut pria di sebelahnya.

Gadis itu merengut sebal.

"Maaf, mulut saya rasanya asam karena nggak sempet sarapan."

"Itu kan urusan bapak! Kok saya yang harus rugi! Itu sebiji 250 lho pak. Belum kalo 2 biji!"

Youdji terkekeh geli, seraya merogoh sakunya. Lalu menaruh satu koin 500an di tangan Aimee. "Tuh, kamu untung 250," katanya bertepatan dengan pintu lift yang terbuka.

Dengan senyum masih di bibirnya. Youdji berlalu meninggalkan Aimee.
"Serah bapak, deh! Tapi ngomong-ngomong, asin nggak sih pak, permennya?" tanya Aimee yang membuat Youdji menoleh.

Cewek itu nyengir jail dengan memposisikan jari telunjuknya di lubang hidungnya seraya melangkah melewati Youdji yang tersedak.

"Aimee!" teriaknya kesal dan jijik sekaligus. Dia tau Aimee bohong, tapi tetap saja ada rasa geli melihat dan membayangkannya.

Aimee ngacir meninggalkan Youdji sambil terus tertawa puas. Siapa suruh cari perkara dengannya.

Megan mengalihkan pandangannya dari punggung Aimee yang menjauh, pada Youdji. Kebetulan dia baru dari toilet saat keduanya datang.

"Pagi, pak!" sapanya ramah bonus senyum cerah pada atasannya.

Youdji mengangguk membalas sapaannya. "Mari," ucapnya basa-basi yang dijawab anggukan penuh semangat dari Megan yang langsung mengikuti langkahnya.

Pria itu meliriknya sekilas. Ingin menanyakan sesuatu, tapi ragu. Meski dengan jelas kemarin Nilam telah mengkonfirmasi bahwa benar kalung itu milik Megan, dan juga dia bersekolah di SMA Batara, tapi entah mengapa dia ragu untuk menanyakan kebenaran bahwa cewek itu adalah orang yang sama yang dulu menolongnya.

Akhirnya dia memutuskan untuk menunggu. Entah apa yang ingin ia pastikan lagi. Tapi Youdji memutuskan untuk tidak bertanya.

🍀🍀🍀

Puzzle of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang