Sepanjang perjalanan menyusuri jalanan setapak di bawa sinar rembulan, Xue Na tidak henti-hentinya mendumel dan mengerutu dengan sikap putra mahkota Zian.Masa bodoh dengan tata krama dan sopan santun, Xue Na memang di kenal gadis yang tidak tau aturan . Tak peduli jika di dunianya sekarang berlaku kurang sopan pada junjungan yang lebih tinggi akan mendapat hukuman siksaan atau yang paling berat hukuman mati, Xue Na sama sekali tidak peduli.
Menurut Xue Na, perilaku putra mahkota Zian bahkan lebih lancang saat mengaku bahwa dirinya adalah wanitanya. Bukankah itu sangat kurang ajar?
Beruntungnya saat itu suasana di perumahan Wen sedang sepi, jika suasana perumahan Wen sedang ramai seperti malam-malam sebelumnya, tentu saja pengklaiman putra mahkota Zian akan menimbulkan masalah yang akan berdampak pada masa depannya.
Xue Na bukanlah orang bodoh, ia adalah jiwa dari masa depan abad 21. Xue Na jelas tahu, apa yang di lakukan putra mahkota Zian akan menimbulkan masalah besar. Entah itu masalah politik atau masalah kehidupan sosial.
Xue Na hanya ingin menjalani harinya dengan tenang dan damai, Xue Na ingin semuanya berjalan lancar tanpa adanya hambatan hingga ia pulang ke masa depan.
Saat ini Xue Na tengah fokus ingin menghancurkan kediaman rumah kedua keluarga besar Huang. Saat melihat kakak keduanya Huang Li Bao, rasa benci itu semakin besar. Xue Na ingin menghancurkan mereka hingga ke akar-akarnya. Xue Na ingin membumi hanguskan mereka setelah apa yang menimpa Xue Na yang asli, ia tidak akan memaafkan ataupun memberi ampun mereka.
Namun sebelum itu, Xue Na harus menunggu hingga besok agar tak adanya muncul rumor mengenai dirinya dan putra mahkota. Xue Na bukannya takut, ia hanya ingin memastikan bahwa rencananya untuk menghancurkan kediaman kedua keluarga Huang berjalan lancar tanpa kendala.
Xue Na hanya mengantisipasi rumor buruk mengenai dirinya, sebab jika rumor mengenai dirinya betul-betul tersebar bahwa putra mahkota mengklaim dirinya sebagai wanitanya, maka dunia politik dan kemiliteran akan goyah.
Posisi putra mahkota Zian akan semakin kuat dengan dukungan dan bantuan dari keluarga militer terkemuka dan kekuatan militernya yang tak dapat diragukan.
Xue Na mendesah lelah, ia selalu menonton drama atau film kolosan kerajaan yang selalu membuat Xue Na pusing ketika mereka masuk pada permasalahan politik dan pemerintahan yang berhasil membuat Xue Na mual. Xue Yui dalam raga Xue Na hanya berharap, semoga ia tak pernah terjerat dengan masalah politik ataupun pemerintahan hingga ia dapat kembali pulang ke masa depan.
.
.
.Jendral muda Fai dan Hua Mo mendesah nafas lega saat melihat siluet seorang nona muda yang sangat ia kenal dari kejauhan melangkah dengan kepala tertunduk mendekat kearah mereka.
Akhirnya gadis muda yang selama beberapa jam terakhir tengah mereka cari pun akhirnya pulang. Jendral muda Fai tak peduli bagaimana caranya adiknya bisa tahu jalan arah pulang, yang terpenting saat ini adiknya pulang dengan keadaan selamat, utuh tanpa kekurangan apapun seperti siang tadi saat ia pergi.
Jendral Fai melangkah cepat menghampiri Xue Na yang masih menunduk menatap permukaan tanah yang kasar, langkah cepat jendral muda Fai kini berubah semakin cepat saat sosok Xue Na mulai nampak jelas dan semakin dekat dengannya. Tanpa ragu, jendral Fai menubrukan tubuhnya pada tubuh mungil Xue Na. Ia memeluk adiknya sangat erat hingga Xue Na mengeluh sesak.
"Gege pertama, aku t- tidak bi-isa bernafas!" Kata Xue Na memukul-mukul dada bidang jendral muda Fai yang begitu keras.
Jendral muda Fai melonggarkan pelukannya, ia lalu menunduk dan menyentil kening Xue Na dengan keras.
"Anak nakal!" Kata jendral Fai kesal
"Dari mana saja kau seharian ini mei mei? Gege sangat lelah mencarimu di penjuru kota" tambah jendral Fai yang membuat Xue Na mendengus kesal.
"Biarkan, biarkan gege pertama kelelahan mencariku" balas Xue Na
"Aku masih sangat kesal dengan gege pertama yang tak mengizinkan ataupun menolak keinginanku untuk ikut bermain dengan kalian" tambah Xue Na yang membuat Jendral muda Fai terperangah.
"Mei mei sejak kapan latihan kemiliteran menjadi mainan untukmu?" Tanya jendral muda Fai melepas pelukannya dan memegang kedua pundak adik bungsunya.
"Sejak lama!" Balas Xue Na terdengar ambigu.
Jendral muda Fai melepas kedua tangannya yang bertengger di kedua pundak adik bungsunya. Kini salah satu tangannya menopang dagunya dan salah satunya lagi di lipat di depan dada menandakan ia sedang berpikir keras mencerna perkataan Xue Na.
Saat Jendral muda Fai ingin menanyakan hal lain untuk mendapat pencerahan dari kalimat ambigu Xue Na. Jendral Fai melotot saat Xue Na kini tidak ada di hadapannya, ia lantas segera berbalik dan menemukan punggung Xue Na bersama punggung Hua Mo yang mulai menjauh meninggalkannya sendirian.
"Mei mmeeeeiiii!!"
.
.
.
.
.^ Huang Xue Na ^
TBC
Written on Jul 24th, 2019
Hayoo yang belum beli ebook Empress Xie, segera beli sekarang say di Google Play 😉
Yakin deh kalian nggak bakal nyesal 😘❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Huang Xue Na (END)
Historical FictionWritten on Jun 11th, 2019 . WARNING ⚠ [CERITA TELAH DI HAPUS BEBERAPA PART. JIKA INGIN MEMBACA SECARA LENGKAP, SILAKAN BELI E-BOOKNYA DI GOOGLE PLAY] . Han Xue Yui tak tahu, dan tak ingin tahu. Apa yang baru saja terjadi? Bagaimana bisa ia berada d...