Pagi ini Isya bangun terlalu cepat karen jam alarmny terus berbunyi. Jadi ia memutuskan untuk jogging pagi disekitar kompleks rumahnya. Di tengah joggingnya ia tidak sengaja menginjak tali sepatuhnya sampai dia jatuh, dan membuat lututnya terluka walaupun ia memakai celana olahraga.
Bruk
"Auh, aduh" Isya meringis sambil memegangi lututnya yang sedikit terluka. Isya terus memegangi lututnya sambil meringis. Ia mau berdiri tapi karena lututnya perih dan sakit jadi dia terjatuh lagi. Saat ia akan berdirih lagi seseorang langsung mengulurkan tanganya untuk membantunya. Isya menerima uluran tangan itu tanpa melihat siapa yang punya tangan.
"Makasih ba-" ucapan Isya terhenti saat melihat siapa yang menolongya.
"LO/KAMU" teriak mereka berdua sambil menunjuk satu sama lain. Ya orang yang menolongnya kali ini adalah orang yang nabrak Isya waktu di koridor sekolahnya.
"Ah elah lo lagi lo lagi, bosen gue liat lo muluk" celetuk cowok yang nolong ia tadik.
"Eh emang cuman kamu apa, males banget aku ngeliat cowok yang super ngeselinya" cerocos Isya.
"Udah lah ga guna aku debat sama kamu" setelah Isya mengatakan itu Isya langsung pergi ke cafe miliknya.
Sampainya ia di sana dia langsung masuk dan disambut baik sama pelayan cafe itu. Isya cuman tersenyum dan langsung pergi ke ruangannya untuk membersihkan dirinya dan juga mengobati lukannya. Setelah Isya mandi ia langsung keluar dari ruangannya dan menuju ke dapur untuk membantu chef disitu untuk memasak atau pun membuat minuman.
"Xavi" panggil Isya
"Iya nona" ucap xavi dengan sopan
"Oh ayolah sudah berapa kali aku udah bilang jangan terlalu formal saat berbicara denganku, santai sajalah" kata Isya kesal. Gimana ga kesal coba Isya sudah memperingati xavi biar dia tidak terlalu formal saat berbicaea dengannya.
"Hehehe maaf, ya udah ada apa?" Tanyak xavi
"Ada yang bisa aku bantu gitu, males aku kalau cuman diam doang" tanyak Isya dengan muka malas
"Oh ada, nih lo anter minuman ini ke meja nomor 12" ucap xavi sambil memberikan Isya nampang yang udah di pesan.
"Oh oke" kata Isya sambil mengambil pesanan itu. Setelah itu Isya langsung mengantar pesanan ke meja nomor 12. Memang biasanya Isya akan membantu pelanyan yang ada di cafenya, awalnya mereka melarang Isya karena ia adalah pemiliknya tapi Isya memaksa untuk membantunya.
"Ini pesanannya tuan" ucap Isya sambil meletakkan pesanan orang itu ke meja.
"Makasih mb-" ucapan orang itu berhenti saat melihat siapa yang mengantar pesanannya.
"Lo lagi lo lagi, bosen gue ngeliat lo mulu" ucap orang itu dengan datar dan jengah
"Eh bukan cuman kamu kali yang bosan" ucap Isya malas. Setelah itu terjadi keheningan, sampai Isya pamit untuk kebelakang.
"Ya udah noh minum, aku mau kebelakang dulu" ucap Isya sambil beranjak untuk pergi.
"Tunggu" kata orang itu yang membuat Isya menghentikan langkahnya dan berbalik kebelakang.
"Nama lo siapa?" Lanjutnya dengan datar dan sedikir gugup?
"Arisya, kamu bisa panggil aku Isya, kalau kamu?" Ucap Isya sambil mengulurkan tangannya untuk saling mengenal.
"Aksaren, lo bisa panggil gue Aksa" ucap lelaki itu atau lebih tepatnya Aksa sambil membalas jabatan tangan Isya.
"Oh oke salam ke-" ucapan Isya terpotong oleh seseorang yang baru masuk ke cafe itu sambil berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARISYA
Teen FictionSeorang wanita yang memiliki paras yang cantik. Ia bercita-cita kelak nanti ia jadi seorang pembisnis yang hebat dan terkenal didunia. Ia memulai karirnya saat SMA, ia membangun A' cafe dengan sedikit bantuan dari kedua orangtuannya. Dan A' cafe sek...