Aku berjalan dilorong SMA baruku, aku pindah dari SMA ku dulu karena masalah pekerjaan papa yang jauh dan papa yang beralasan tidak bisa jauh dari keluarga jadi dengan terpaksa aku dan mama ikut papa pindah.
Kalian masih ingatkan aku dari SD sangat suka bermain basket dan bahkan selalu membawa bola basket kemanapun aku pergi. Aku bingung harus kemana, dimana kelas XI IPA 4 itu? Aku ingin kesana karena itu kelas baruku tapi aku tidak tau harus kemana. SMA ini terlalu besar dan memusingkan. Lagipula, sepertinya aku datang terlalu pagi, soalnya sekolah masih sepi, dan jadilah aku tidak bisa menanyakan kelasku. Ah yasudahlah, lebih baik aku kelilingi saja satu-persatu, mulai dari mana dulu ya? Aku bingung karena disekolah ini ada 4 tingkat dan kelasnya aku tidak tau berapa buah. Baiklah mulai dari lantai paling dasar dan paling pojok saja. Kubaca teliti setiap nama ruangan namun sayangnya sepertinya sekolah ini sangat menyebalkan! bagaimana bisa mereka menaruh setiap nama kelas dengan huruf kanji dan dibawahnya tertulis pakai bahasa inggris?sebenarnya ini SMA orang Jepang-Inggris atau Indonesia sih?! Haa.. menyebalkan! Untung bahasa inggris dan Indonesia hurufnya sama. Terlalu asik meneliti tulisan-tulisan aku sampai tak sadar bahwa didepan ada sebuah tiang penopang. Dan disaat aku berbalik dari posisi menyamping dan mencoba berjalan lurus tiba-tiba…
“Adaw!..” pekikku kesakitan sambil mengelus jidatku yang tertabrak tiang didepanku.
“Kau tidak masuk diSMP ku kemarin” sebuah suara yang datang dari belakang ku membuatku berjingkit kaget.
“HEY! Kau mengagetkanku!” Kataku setengah berteriak kepadanya.
“Benarkah? Kalau begitu aku sengaja” kata orang itu dengan tampang tak berdosanya.
Aku hanya mendengus kesal dan berlalu meninggalkannya.
“Kau mau kemana?” astaga! Orang ini menyebalkan sekali.
“Ke kelasku” jawabku singkat dan mempercepat langkahku.
“Memangnya kau tau kelas kau dimana?” haaaaaaaaaaa…! aku tidak tau kelasku!
“Tidak. Dan bisakah kau menunjukkannya” itu bukan pertanyaan tapi perintah.
“Baiklah. Kalau begitu ayo ikut aku” sepertinya dia begitu bersemangat-_-.
Kami berjalan beriringan sambil mengobrol atau lebih tepatnya dia yang mencerocos-_-
“Nah! Ini dia kelas mu” katanya sambil berjalan mendahuluiku masuk kedalam.
“Terimakasih. Dan kau boleh pergi” kataku mengusirnya. Namun dia tidak juga pergi dan malah dengan santainya duduk dibangku kosong disebelahku. Aku menatapnya dengan tatapan ‘tunggu apalagi? Sudah sana pergi!’
“Ini juga kelasku. Apakah kau lupa kalau ini sekolah yang pernah ku beritahukan kapadamu waktu dirumah monyet waktu itu?” tanyanya. Bukankah dia memberitahukan nama SMP?.
“Sekolah ini menyatu antara SMP dan SMAnya” jiwa cenyangnya mulai muncul.
“Aku bukan cenayang bodoh” ups, sepertinya sifat dulunya kembali. Aku diam.
“Yasudahlah lupakan. Apakah kau masih menyukainya?” haa… ternyata dia masih mengingatnya.
“Tidak” kataku singkat sambil memainkan bola basket ditangaku dan memutar-mutarnya diatas jari telunjukku.
“Haa… ternyata dia masih mengingatnya.” Dia berbicara menyuarakan pikiranku tadi dengan ekspresi mengejek.
“Kau…! Dasar dari dulu sampai sekarang kau memang menyebalkan dan aku menyesal pernah berpikir ingin menjadi sahabatmu”
“Wahhh,, jadi dulu kau berpikir ingin menjadi sahabat ku? Bukan hal yang buruk. Yasudah mari kita bersahabat” dia mengulurkan tangannya ke hadapanku, mengajak untuk bersalaman.
Dia tersenyum manis kearahku, sedangkan aku hanya menatapnya dengan alis yang setengah menaik.
“Oh ayolah, kenapa kau begitu banyak berubah huh?.. setahuku dulu kau itu anak yang manis, lucu dan.. ughh gemesss..” tiba-tiba dia mencubit pipiku.
“Akh.. Sakit!” aku menjerit dan menghempaskan tangannya dengan kasar.
“Tuh, Benarkan! Kau banyak berubah. Kau sekarang sangat cuek, dingin dan.. kejam” dia memasang wajah yang sangat lucu menurutku, tapi jangan harap aku mengatakan dia lucu. Yang benar saja, yang ada dia akan melejit terbang kelangit ketujuh. Aku hanya diam dan berusaha memasang ekspresi wajah datar, karena sungguh wajahnya sangatlah membuat perutku terkocok oleh ekspresi wajahnya yang ditekuk, bibir yang di majukan 5cm dan hidung kembang-kempis. Hahaha…-
“Tertawalah sepuas kau!” sepertinya dia merajuk.
Kulihat dia berjalan kearah pintu dan tiba-tiba berhenti, lalu tersenyum manis dan berbicara entah dengan siapa, yang jelas orang itu laki-laki. Hoamm.. aku mengantuk. Masih ada waktu 15 menit, lebih baik aku manfaatkan untuk tidur.
__________________________________________________
Hai readers tercincaaaa~~ maaf typo bertebaran^-^…
Oh iya, btw aku bingung, sebenernya ada gak sih yang suka sama ini cerita? Atau ada gak yg nungguin ini update? Aku bingung Yang votenya ada 7-10 orang tapi yang comment Cuma 1-2 orang doang! Cobalah untuk jangan jadi silent readers.. karena dengan cara kalian tidak menjadi silent readers akan mempermudah diriku untuk balas budi, dan siapa tahu kita bisa jadi teman dan saling bertukar pendapat bersama..~~ oh okaylah, disini author Bluerifay gak mau banyak cing-cong cuma mau minta semangat aja biar idenya nyala terang gak redup kek lampu yang watt-nya udah diambang kematian x_x
Buat next part….
Prolog : 10 votes 5 comments
Part 1: 15 votes 10 comments
Part 2: 20 votes 15 comments
Sekian dan terimakasih {()}
Bluerifay ^-^
KAMU SEDANG MEMBACA
Basketball in Love
Teen FictionBegitu banyak kata sangat untuk dirinya... -Arial Vany Devon C-