1

10 2 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hana.....!!! Cepet bangun...........!!! Atau gueh tinggal nih.....!!!"

Yang dipanggil bergeming aja enggak, apalagi ngejawab.

Terdengar derap langkah cepat menaiki tangga menuju kamar Hana, membuka pintu dengan kasar dan melihat seseorang masih tertidur dengan lelap.

Sambil menyingkap selimut, Hye Kyo memencet hidung sang adik yang masih tertidur pulas.

"Lu ni, dari tadi gueh udah teriak manggil masih aja belum bangun juga. Dasar tukang tidur. Cepat bangun." omelnya.

Hana pun gelagapan karena napasnya terhenti akibat sang kakak memencet hidungnya hingga dia terbangun.

"Aaaaah Eonni...!!! Apa-apain sih.." sembari melepas tangan kakaknya dari hidungnya yang macung. "Sakit tau...!!!" tambahnya.

"Ya lu, udah jam berapa sekarang!!! Bukannya siap-siap berangkat malah masih molor aja. Kalau sampai ketinggalan pesawat gimana??"

Hana yang masih setengah sadar mencoba untuk mencerna kata-kata sang kakak. Seketika kesadarannya kembali ke dalam dirinya dan tangannya menyambar jam yang ada di nakas sebelah kasur.

"Apaaaaaaaaa....udah jam segini!!! Eonni kenapa baru bangunin gueh sih....!!!" entah Hana mendapat kekuatan dari mana, kakinya dengan sigap turun dari kasur dan langsung lari ke arah kamar mandi sambil sedikit menggeser kakaknya sembarangan.

"Apa lu bilang!!! Lu nya aja tuh yang susah bangun, udah bagus gueh bangunin, mandinya jangan lama-lama, atau lu berangkat sendiri, nyusul." oceh Hye Kyo sambil keluar kamar Hana.


25 menit kemudian, Hana turun dengan menyeret 2 koper yang dipegangnya kanan kiri. Tas slempang kecil menggantung di leher, tali sepatu yang belum terpasang dengan benar dan snack bar menggantung di mulut untuk mengganjal perutnya yang protes karena lapar.

Hye Kyo yang menunggu sambil nonton TV hanya memandang sambil menahan tawa. Beranjak dari sofa nyaman dan membantu adiknya yang sedang kerepotan membawa barang-barangnya.

"Makanya pasang alarm, udah tau berangkat pagi." komennya sambil meraih 1 koper Hana. Sedangkan Hana hanya memutarkan bola matanya.

Hana yang mendapati tangan kanannya bebas langsung mengambil snack bar yang sedari tadi menggantung di mulutnya. Meletakkan koper satu lagi, membuka bungkus snack bar lalu memakan isinya setengah, sisanya diletakkan di meja. Hana duduk di sofa sambil membenahi sepatunya, merapikan penampilannya lalu mengambil sisa snack bar dan melahapnya sekaligus.

Hye Kyo hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan adik satu-satunya. "Udah semua bawaanya? Gak ada yang ketinggalan?" tanyanya.

"Udah beres semua, lagian sebagian besar juga udah dikirim kemarin kan." jawabnya singkat. "Jadi mana jemputannya?"

"Sebentar lagi sampai, kalau udah selese kita tunggu di depan."


"Oke..."


~||~


Hai, maaf baru perkenalan.

Kenalin nama gueh Song Hana, panggil aja Hana. Gueh salah staff produksi di sebuah perusaan besar di Jakarta, tapi hanya sampai kemarin saja. Bukannya gak betah tinggal di Jakarta, secara kerja udah enak, temen-temen juga udah banyak, yah walaupun macetnya kadang bikin emosi, tapi karena satu hal, mau gak mau gueh sama kakak gueh harus pindah ke Korea, di Negara dimana Appa dan Eomma gueh berada.

Oh iya, kenalin juga kakak kesayangan yang paling ngertiin gueh, Song Hye Kyo. Kami berdua hanya selisih 3 tahun. Awalnya kami sekeluarga memang tinggal di Jakarta. Karena Appa hanya ditugaskan di Indonesia selama kurang lebih 5 tahun, maka setelah tugas selesai Appa kembali ke Korea terlebih dahulu. Eomma, memilih untuk tetap tinggal di Indonesia sampai akhirnya memutuskan menyusul Appa ke Korea dan membantu menjalankan perusahaan di sana.

Sedangkan gueh sama kakak gueh diberikan pilihan untuk tetap tinggal atau ikut ke Korea. Karena kakak masih betah di Indonesia, akhirnya gueh pun ikut memilih untuk tetap tinggal di Indonesia, sementara waktu.

Hingga panngilan Appa mewajibkan kami untuk segera bertolak ke Korea.

Dari sini lah cerita gueh di mulai, di Negara asing yang bahkan gueh enggak pernah bayangin untuk tinggal.


~||~


Akhirnya gueh sama kakak gueh menginjakkan kaki di sini lagi, Korea. Negara yang kami sambangi jika ingin sekedar berlibur ketemu Appa dan Eomma saja. Selebihnya, enggak pernah terfikir buat tinggal dalam waktu yang lama.

Pulau Jeju, pasti kalian gak asing dengan tempat satu ini. Yups, Appa dan Eomma memiih tinggal di Pulau Jeju karena suasananya yang memang sejuk, segar dan tenang.

Meskipun perusahaan Appa bisa dibilang cukup besar di Korea, tepatnya di pusat Korea, tetapi untuk rumah, Appa lebih suka dengan lingkungan yang tenang.

"Appa, Eomma, kita pulang..." sapa gueh dan kakak barengan.

Eomma yang melihat kedatangan kami pun langsung merentangkan tangannya, memeluk kami sekaligus. "Ah senangnya bisa kumpul kalian lagi, Eomma kangen, sepi di rumah kalau sama Appa aja." tuturnya sambil melepas pelukan. 

"Emmm, aku juga rindu Appa Eomma." Balas gueh sambil mendekap tangan Eomma.

 "Sepertinya aku mendengar suara putri-putri kesayangku." Appa keluar dari ruangan sambil melempar senyum termanisnya. Merentangkan tangan, meraih tubuh gueh dan kakak gueh ke dalam pelukannya. Mencium kening kami satu per satu, lalu melepaskan pelukannya. "Bagaimana perjalan kalian?"

Dan selanjutnya kami pun melepas rindu, berbincang di atas balkon yang biasanya kami gunakan untuk BBQ-an.


~||~







>> Pliiiiissssss vote, comment and share

      Gomawo ^^

12th Star of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang